Memiliki anak laki-laki seharusnya menjadi kebanggaan bagi orang tua. Dimana dia telah memiliki calon pemimpin masa depan. Sebagaimana dijelaskan didalam Al-Quran surah An-nisaa’ : 34 yang artinya :
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita).”
Namun, diera milenial memiliki anak laki-laki seakan menjadi ujian terbesar bagi orang tua. Jiwa kepemimpinan itu seakan telah terenggut darinya. Ghorizah baqa’ yang menonjol pada anak laki-laki yang seharusnya melahirkan jiwa kepemimpinan yang kokoh dan kuat, beralih fungsi menjadi pemicu segala tingkah polahnya yang identik dengan “pencipta keonaran”. Hampir disetiap kericuhan yang terjadi, laki-laki adalah otak dibalik semuanya.
Lalu, apa yang menyebabkan melekatnya image negatif pada anak laki-laki saat ini? Tentu semua itu tak luput dari salahnya pola asuh orang tua yang akhirnya melahirkan anak lekaki bermental banci.
Setiap orang tua pastinya mendambakan anak-anak yang sholih yang memiliki kepribadian yang unik (Islam). Namun, alangkah sulitnya mewujudkan hal itu bila kita tak segera berpindah dari pola asuh yang salah.
Apa saja yang harus kita lakukan agar negeri ini dipenuhi lelaki hebat yang berjiwa kepemimpinan islam yang kuat?
1, Memberikan nama serta mendoakan yang baik
Seperti yang telah kita ketahui bahwa nama adalah doa. Para orang tua hendaknya memberi nama yang baik, agar setiap memanggilnya maka juga mendoakannya. Nama-nama yang baik dapat diperoleh dalam Al-Quran. Ada sebagian orang tua yang mengambilkan nama dari Nabi atau sahabat dengan harapan kelak menjadi orang yang juga dekat dengan Allah.Nama yang baik juga dapat dilihat di buku maupun internet. Sebelum memberi nama anak, hendaknya dipertimbangkan terlebih dahulu agar mendapat nama yang baik.
2. Menanamkan jiwa kepemimpinan
Laki-laki merupakan pemimpin. Seperti dalam QS. An-Nisaa’: 34 “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita).”
Sejak usia dini sebaiknya orang tua selalu menanamkan jiwa kepemimpinan bagi anak laki-lakinya. Dengan begitu, anak akan memahami perannya sebagai laki-laki dan tumbuh sikap tegas maupun mandiri sesuai tempatnya. Orang tua dapat menceritakan kisah teladan dalam Islam sehingga anak akan merasa dekat dengan tokoh-tokoh didalamnya.
Orang tua bisa memilih kisah teladan Nabi dan sahabatnya yang dapat memberikan keteladanan. Hal ini akan mendorongnya untuk memiliki akhlak seperti idolanya yang biasa diceritakan. Melatih anak untuk gemar olahraga juga dapat menumbuhkan kepemimpinan dan kemandirian. Olahraga sunah Rasulullah yaitu berenang, memanah, dan berkuda.
3. Menunjukkan rasa kasih sayang
Ada orang tua yang segan untuk menunjukkan rasa sayangnya terhadap anak laki-laki karena beranggapan bahwa anak laki-laki tidak perlu dimanja seperti anak perempuan. Namun, sebenarnya anggapan ini tidaklah benar. Bahkan Rasulullah SAW juga sering menunjukkan kasi sayangnya pada anak laki-lakinya dan cucu laki-lakinya.
Rasulullah SAW juga menggendong dan mencium Hasan bin Ali, cucu kesayangannya. Rasa kasih sayang yang ditunjukan akan membangkitkan rasa percaya diri anak. Jadi, hendaknya orang tua jangan segan menunjukkan rasa sayangnya kepada anak laki-laki dengan catatan dalam taraf wajar dan bisa dimaklumi.
4. Menanamkan nilai-nilai tauhid serta aqidah yang kuat
Orang tua berkewajiban untuk mengajarkan anak tentang siapa dirinya dan siapa Tuhannya. Penanaman dasar aqidah juga sebaiknya dimulai sejak dini. Pengetahuan tentang rukun Islam, rukun iman, dan pentingnya shalat lima waktu atas dasar kecintaan dan ketaatan kepada Allah sangat penting.
Diriwayatkan oleh an-Nasa-i dalam ‘Isyratun Nisaa’ dan Ibnu Hibban dari Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu “Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin tentang apa yang dipimpinnya. Apakah ia pelihara ataukah ia sia-siakan, hingga seseorang ditanya tentang keluarganya.”