1
Muslim Lifestyle

Inilah 4 Jenis Sabar, Mana yang Telah Anda Miliki?

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Umroh.com – Banyak ulama menasihatkan bahwa musibah dan cobaan yang menimpa hendaknya dihadapi dengan sabar. ‘Sabar’ berasal dari kata “Shobaru / Yasbiru” dalam bahasa Arab, yang artinya ‘menahan’. Secara istilah, ‘sabar’ berarti menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai dan dianggap sebagai kesulitan. Rasulullah bersabda, “Sabar itu salah satu wasiat dari beberapa wasiat Allah Ta’ala di bumi, barang siapa menjaganya maka dia selamat dan barang siapa menyia-nyiakannya maka dia celaka”. Berikut akan dijelaskan 4 jenis sabar yang wajib diketahui.

Tim Umroh.com memaparkan, Syekh Muhammad Nawawi Al Bantani menuliskan hadist Rasulullah tentang empat macam sabar, yaitu “Sabar dalam menjalankan ibadah fardhu, sabar dalam menghadapi musibah, sabar menghadapi gangguan manusia lain, dan sabar dalam kefakiran. Sabar dalam menjalankan kewajiban adalah taufik, sabar dalam menghadapi musibah berpahala, sabar dalam menghadapi gangguan manusia adalah cinta dan sabar dalam kefakiran adalah ridha Allah Ta’ala”. 

Baca juga: Terungkap, Inilah Tujuan Hidup Seorang Muslim di Dunia

4 Jenis Sabar

Sabar dalam Menjalankan yang Fardhu 

Umroh.com merangkum, bagi umat Islam, segala aktivitas di dunia adalah ibadah. Beberapa diantaranya diwajibkan oleh Allah, yang hukumnya fardhu. Misalnya shalat lima waktu, berpuasa wajib di bulan Ramadhan, zakat, atau menunaikan ibadah haji.

Ibadah-ibadah ini harus dilakukan sebagai pembuktian keimanan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Namun, ibadah tersebut tidak lepas dari kesulitan yang dihadapi saat menjalaninya. Misalnya saat kita melakukan ibadah shalat fardhu, tentunya kita harus mengalahkan kegiatan-kegiatan duniawi. Sehingga bisa memenuhi panggilan Allah untuk beribadah padaNya.

Saat menunaikan ibadah puasa Ramadhan, kita harus bersabar untuk menahan hawa nafsu agar bisa melaksanakan ibadah puasa wajib secara sempurna. Sedangkan zakat dan ibadah Haji membutuhkan kesabaran untuk merelakan harta yang telah dikumpulkan dengan jerih payah dan keringat. 

Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!

Sabar dalam ​Menjalani Musibah​  

Musibah bisa menimpa siapa saja, baik yang skalanya kecil maupun besar, seperti bencana alam. Manusia harus yakin bahwa musibah juga merupakan bagian dari ujian yang diberikan oleh Allah kepada hambaNya. Musibah merupakan bentuk lain dari tanda cinta Allah kepada hambaNya.  

Allah berfirman, “Tidaklah menimpa suatu musibah kecuali dengan izin Allah. Barang siapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan berikan petunjuk ke dalam hatinya” (QS.At Taghabun: 11). 

webinar umroh.com

Ayat ini menjelaskan bahwa segala musibah yang terjadi dan menimpa berasal dari Allah, dan terjadi karena izin Allah. Seseorang, yang di dalam hatinya ada iman kepada Allah, akan menyadari bahwa musibah yang menimpanya adalah izin dari Allah. Keimanan itulah yang akan membuat seseorang lebih mudah untuk bersabar. Allah akan memberikan petunjuk dan memudahkan hatinya untuk bisa sabar.  

Kesabaran, yang kita dahulukan saat tertimpa musibah, akan membuat lisan kita lebih mudah untuk mengucapkan “innalillahi wa inna ilaihi rojiun”, yang artinya “sesungguhnya semua adalah milik Allah, dan akan kembali ke Allah”. 

Ingatlah sabda Rasulullah, “Jika Allah mencintai seorang hamba maka dia akan mencobanya dengan cobaan yang tidak ada obatnya. Jika dia sabar maka Allah memilihnya dan jika dia ridha maka Allah menjadikannya pilihan.” 

Insha Allah bisa melancarkan rezeki Anda, temukan paket umroh sekarang juga di umroh.com!

[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]

Sabar saat Menghadapi Gangguan dari Manusia  

Manusia memang adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri. Setiap harinya, manusia akan bertemu dengan manusia-manusia lainnya yang memiliki beragam karakter. Ada yang karakternya menyenangkan, namun ada juga yang karakternya mengganggu dan membuat kita tidak nyaman.  

Bersabar dengan ketidaknyamanan dari orang lain adalah salah satu bentuk keimanan. Ada banyak gangguan dari orang lain, baik lewat kata-kata maupun perbuatannya. Orang-orang yang bisa bersabar adalah yang bisa mengendalikan dirinya, sehingga tidak terpancing godaan setan untuk marah secara berlebihan. 

Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang hamba menahan sesuatu yang lebih utama di sisi Allah, selain menahan kemarahan karena mengharapkan ridha Allah”. 

Abu Hurairah menuturkan, bahwa suatu ketika ada seorang lelaki berkata kepada 

Rasulullah, “Berilah aku wasiat.” Rasulullah menjawab, “Janganlah engkau marah.” Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Rasulullah (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.” (HR. Bukhari). 

Bila rasa marah terlalu sulit untuk ditaklukan, lakukan cara yang Allah anjurkan. “Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS.Al A’raf: 200). 

Bersabar dalam Kefakiran  

Jenis sabar yang terakhir adalah bersabar dalam kefakiran. Allah memberikan rezeki kepada hambaNya untuk hidup di dunia. Tetapi ada kalanya Allah menahan rezeki seseorang sehingga ia berada dalam kondisi fakir yang membuatnya merasa terhimpit. Saat tertimpa kefakiran, seseorang yang beriman akan lebih mudah untuk bersabar dan menyadari bahwa kesulitan yang menimpa dirinya ini adalah atas kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karenanya, ia akan mampu bersabar atau menahan diri dari perbuatan-perbuatan buruk.  

Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!

Perbuatan buruk sangat rawan dilakukan oleh orang jika ia merasa sangat terhimpit kesulitan ekonomi. Kesusahan yang terasa menghimpit bisa membuat orang mudah tergoda hasutan setan untuk berbuat maksiat. Misalnya mengambil hak orang lain dengan cara mencuri, merampok, atau menjambret.  

Orang-orang yang mampu bersabar dalam kondisi fakir akan mendapatkan anugerah yang lebih baik dari dunia dan seisinya. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Sabar sesaat itu lebih baik dari dunia seisinya”.