Ketika Rasulullah baru menyebarkan Islam, dan menetap di Madinah, kaum Muslimin terlibat beberapa peperangan. Perang tersebut terjadi karena kaum Muslimin kala itu mempertahankan dirinya. Berikut adalah perang yang terjadi di tahun-tahun awal hijrahnya Rasulullah di Madinah.
Perang Badar
Perang Badar adalah perang yang terjadi antara kaum Muslimin di Madinah dengan kaum kafir Quraisy di Mekkah pada tahun 2 Hijriah. Penyebabnya adalah karena kaum Muslimin ingin merebut kembali hak yang dirampas oleh kaum kafir Quraisy, ketika mereka masih berada di Mekkah.
Kaum Muslimin kemudian berencana untuk menghadang kafilah dagang Abu Sufyan, yang baru pulang dari negeri Syam. Saat itu, jumlah pasukan kaum Muslimin sekitar 300 orang. Namun rencana tersebut akhirnya tercium oleh Abu Sufyan, dan kemudian mengarahkan 1.000 pasukan kafir Quraisy untuk melawan kaum Muslimin.
Kedua kubu akhirnya bertemu di sebuah tempat bernama Badar. Di sanalah kaum Muslimin berperang, dan dengan ijin Allah memperoleh kemenangan dari kaum kafir Quraisy.
Temukan ratusan paket umroh dari >50 travel umroh terpercaya izin Kemenag dan tersedia keberangkatan di >50 kota hanya di marketplace Umroh.com. Transaksi Aman, Ibadah Nyaman di Umroh.com.
Perang dengan Bani Qainuqa
Perang Qainuqa ini terjadi di tahun 2 Hijriah, setelah perang Badar. Bani Qainuqa sebelumnya membuat perjanjian untuk tidak menyerang Rasulullah dan kaum Muslimin Kota Madinah. Namun ternyata mereka memungkiri perjanjian itu.
Perselisihan dimulai ketika Bani Qainuqa mendengar kemenangan kaum Muslimin di Perang Badar. Mereka kemudian berkata kepada Rasulullah agar tidak bangga dengan kemenangan tersebut. Kepada Rasulullah, orang-orang Bani Qainuqa mengatakan bahwa kemenangan itu adalah kemenangan yang semu. Orang-orang Bani Qainuqa menilai kaum Muslimin belum mengerti tentang seluk beluk perang. Bani Qainuqa kemudian menantang kaum muslimin berperang dengan mereka, untuk mengetahui kemenangan yang sesungguhnya.
Penyebab kedua, saat itu ada wanita Muslimin yang berbelanja di pasar, namun pakaiannya disingkap oleh kaum Yahudi tersebut. Karena auratnya terlihat, wanita itu kemudian meminta tolong kepada kaum Muslimin yang ada di sana. Seorang pemuda Muslim kemudian menolong hingga kemudian ia dikeroyok oleh orang-orang Yahudi dan meninggal.
Saat itulah kaum Muslimin pun bergegas mengepung kampung Bani Qainuqa, sehingga timbul peperangan selama 15 hari dan 15 malam. Bani Qainuqa itu akhirnya tunduk pada Rasulullah, dan akhirnya mereka diusir ke luar kota Madinah. Kaum Yahudi itu lalu pindah ke negeri Syam dan tinggal di sana selama turun menurun.
Perang Uhud
Perang Uhud, yang terjadi pada tahun 3 Hijriah ini, bermula ketika kaum kafir Quraisy ingin membalas dendam kekalahan mereka di Perang Badar. Saat itu, mereka menyiapkan sekitar 3.000 tentara. Sementara pasukan kaum Muslimin terkumpul sebanyak 1.000 orang. Namun, pasukan kaum Muslimin kemudian berkurang karena dihasut. Akhirnya pasukan yang berangkat ke medan perang menjadi 700 orang.
Dalam perang tersebut, sebenarnya kaum Muslimin sempat menguasai medan dan hampir tercium aroma kemenangan. Namun, ada kaum Muslimin yang melanggar perintah Rasulullah untuk berjaga di barisan belakang, karena tergoda dengan harta rampasan perang (ghanimah). Akhirnya mereka meninggalkan posnya, sehingga membuat kaum Quraisy masuk dari belakang dan mengalahkan kaum Muslimin.
Perang Khandaq
Perang Khandaq diawali dengan terdengarnya kabar bahwa bangsa Arab bersatu dengan Yahudi untuk melawan Rasulullah. Mereka akan bersama-sama menyerang kota Madinah.
Mendengar kabar tersebut, seorang Sahabat yang bernama Salman al-Farisi menyarankan untuk membuat benteng berupa parit atau khandaq yang mengelilingi kota Madinah. Mereka kemudian membuat parit tersebut di bawah komando Rasulullah. Rasulullah juga turut serta membangun benteng tersebut.
Kaum Quraisy akhirnya datang bersama kabilah-kabilah lain, dengan total pasukan sebanyak 10.000 orang. Kaum Muslimin dan kaum kafir Quraisy akhirnya berperang selama 20 hari. Namun mereka tidak berani masuk ke dalam kota Madinah, sehingga peperangan ini tidak tampak hasilnya.
Ternyata di dalam kubu lawan timbul perselisihan antara kaum musyrikin dengan Yahudi, sehingga pasukan mereka terpecah. Penyerangan itu gagal hingga di malam harinya, timbul angin badai besar yang membuat kemah-kemah tempat mereka bermalam hancur dan pasukan mereka kocar-kacir.