Bulan Ramadhan adalah sarana untuk menambah pahala sebanyak-banyaknya. Di bulan penuh kemuliaan ini, seluruh ibadah memiliki keutamaan yang berlipat ganda. Setiap muslim akan berusaha memperoleh banyak pahala, mulai dari mengutamakan ibadah wajib, berpuasa dengan ikhlas, dan memperbanyak ibadah-ibadah yang lainnya.
Dengan banyaknya pahala yang kita kumpulkan, jangan sampai kita bangkrut hanya karena kesalahan yang kita perbuat. Maksudnya bangkrut?
Dalam satu riwayat, dikisahkan Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat, “Tahukah engkau siapa orang yang bangkrut?”. Para sahabat kemudian berkata, orang yang bangkrut adalah orang yang kehabisan harta dan uangnya dalam perdagangan. Rasulullah lalu menjawab, “orang yang bangkrut bukan orang yang kehabisan harta atau uang, namun orang yang bangkrut adalah yang sepanjang hidupnya digunakan untuk beribadah dan berbuat baik, namun pahalanya habis dan dosanya bertambah karena kesalahan-kesalahannya kepada orang lain”.
Salah satu perbuatan yang membuat kita beresiko mengalami kebangkrutan adalah tidak bijak dalam bermedia sosial. Ketika kita kebablasan dalam bermedia sosial, maka kita akan tergelincir untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa menghabiskan pahala dan menambah dosa. Contohnya adalah menggibah orang lain, atau menyebarkan hoax dan fitnah.
Yuk, kita bijak dalam bermedsos dengan 5 cara di bawah ini.
Kurangi Waktu Membuka Aplikasi Media Sosial
Berapa lama total waktu yang kita gunakan untuk membuka aplikasi media sosial? 1 jam? 2 jam? Atau bahkan 6 jam dalam sehari? Sebisa mungkin, cobalah untuk mengurangi kebiasaan membuka media sosial. Jika biasanya kita membuka media sosial 1 jam sekali, maka kurangi menjadi 2 jam sekali. Atau ketika kita terbiasa bukan media sosial selama 1 jam berturut-turut. maka cobalah untuk menguranginya menjadi sebanyak 30 menit. Semakin banyak waktu yang coba kita kurangi, maka akan semakin banyak kesempatan untuk terhindar dari perbuatan yang membuat kita bangkrut.
Unfollow Akun-Akun yang Negatif
Banyak sekali akun-akun negatif yang bertebaran di media sosial. Mulai dari akun gosip, akun goyonan yang menyebarkan aib orang lain, atau akun yang menyebarkan kabar bohong dan fitnah. Di bulan Ramadhan, jadikan kesempatan ini sebagai momentum untuk unfollow akun-akun tersebut. Dengan berhenti mengikuti akun-akun negatif tersebut, bisa membuat pikiran kita jadi lebih jernih, lebih positif, dan fokus dalam ibadah.
Jauhi Kolom Komentar
Kolom komentar memang bagian paling seru dari media sosial. Kita bisa melihat berbagai macam pendapat orang-orang atau netizen di kolom komentar. Akan tetapi, komentar-komentar netizen tersebut adalah sesuatu yang tidak bisa dikendalikan. Siapapun bisa menuliskan komentar, baik yang positif maupun yang negatif.
Di berita-berita yang memicu reaksi masyarakat, misalnya berita politik atau gosip, akan banyak komentar-komentar netizen yang bernada negatif. Terlalu sering membaca komentar negatif bisa membuat kita merasa ‘panas’ dan akhirnya terpancing untuk ikut berkomentar negatif.
Padahal ikut memberikan komentar negatif juga merupakan salah satu bentuk ghibah. Apalagi jika komentar yang kita unggah sampai menyakiti hati orang lain. Atau kita menambah komentar dengan kabar yang belum jelas kebenarannya. Tentunya itu akan menjurus kepada fitnah, dan dosa fitnah bukan sesuatu yang ringan. Lebih baik, jauhi kolom komentar agar kita terhindar dari kebangkrutan.
Unggah Postingan-Postingan yang Positif
Pastikan kita selalu mengunggah postingan yang positif. Mulai dari status Facebook, postingan di Instagram, atau Story di Facebook / Instagram / WA. Hindari membagikan berita-berita yang belum jelas kebenarannya atau yang menyebarkan aib orang lain. Jika kita turut andil dalam menyebarkan berita negatif, berita tersebut akan menyebar dan tidak bisa dikendalikan. Tentunya kita akan terjebak dalam dosa fitnah yang akan membuat kita bangkrut.
Alihkan Kebiasaan
Kita terbiasa membuka media sosial di manapun berada. Saat merasa bosan, kita membuka aplikasi medsos. Jika bosan di kantor kita membuka media sosial. Ketika bosan di rumah kita membuka media sosial. Saat menunggu orang lain, yang kita buka juga media sosial.
Cobalah mulai mengalihkan kebiasaan tersebut. Ketika kita mulai ingin menyentuh aplikasi media sosial, alihkan ke aplikasi yang lebih bermanfaat dan bernilai ibadah. Misalnya aplikasi tausiyah atau Al Qur’an. Seiring berjalannya waktu, kita jadi terbiasa untuk lebih banyak membuka Al Qur’an dibanding membuka aplikasi media sosial.