Sebagai orang tua kita tentunya ingin agar anak kita tumbuh menjadi anak yang bahagia. Salah satu cara memperoleh kebahagiaan adalah dengan membiasakannya mensyukuri nikmat – nikmat yang telah ia rasakan. Allah sendiri telah berjanji untuk menambah nikmatNya ketika hambaNya senantiasa bersyukur.
Para peneliti mengatakan bahwa anak-anak yang pandai mengungkapkan rasa syukur memiliki kepuasan hidup dan kebahagiaan yang baik. Mereka juga memiliki resiko stres dan depresi yang lebih rendah, serta memiliki karakter yang optimis.
Rasa syukur juga membuat anak-anak menjadi lebih berprestasi di sekolah dan menjalin hubungan yang baik dengan lingkungannya. Mereka juga jarang menunjukkan sikap iri dan materialisme.
Rasa syukur pwelu dilatih pada anak sejak usia dini. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk melatih rasa syukur pada anak-anak.
- Mengenalkan Allah SWT
Kenalkan anak kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan segala nikmat kepada Anda dan keluarga. Latih untuk mengucapkan “Alhamdulillah” setiap ia menerima nikmat. Misalnya ketika orang tua bisa membelikan mainan yang dia inginkan, atau bisa meyajikan makanan kesukaan mereka. Lakukan kebiasaan ini tanpa putus agar rasa syukur kepada Allah selalu tertanam di benak dan hati mereka.
- Memberi Teladan
Salah satu cara mendidik yang paling efektif adalah dengan memberikan teladan yang baik. Orang tua juga harus menunjukkan sikap syukur setiap menerima nikmat dari Allah SWT. Terlebih saat anak-anak menyaksikan. Ketika anak-anak melihat orang tua yang senantiasa bersyukur, anak-anak akan meniru tindakan kita. Mereka akan tumbuh menjadi anak yang pandai bersyukur.
- Menunjukkan Empati pada Anak
Empati dan rasa sayang sudah pastiselalu ditunjukkan oleh setiap orang tua. Empati dan kasih sayang orang tua dapat ditunjukkan dengan selalu menghabiskan waktu berkualitas dengan anak. Berfokuslah kepada anak, tunjukkan bahwa kita merasa bahagia bisa menikmati waktu bersama mereka. Dengarkan cerita mereka dan tunjukkan bahwa kita memahami emosi yang mereka rasakan. Sikap yang kita tunjukkan ini akan membentuk rasa empati pada anak. Jika kita menunjukkan rasa empati, anak akan mengembangkan sikap yang sama pada dirinya. Empati adalah komponen utama dalam membangun sikap syukur. Froh dan Bono dalam bukunya, “Making Grateful Kids : The Science of Building Character”, menjelaskan bahwa empati adalah emosi paling penting untuk mengembangkan sikap syukur”.
- Memberikan Kebebasan yang Bertanggung Jawab
Kebebasan yang diberikan orang tua pada anak akan membuatnya bersyukur. Dukungan yang ia terima dari orang tuanya akan menyadarkan ia betapa orang tuanya sangat menyayanginya. Apresiasinya terhadap orang tua akan ditunjukkan dalam sikap yang baik di kesehariannya.
- Dorong Ia untuk Mencintai Dirinya
Mencintai diri sendiri berarti menerima segara kelebihan dan kekurangan dengan rasa syukur. Latih anak untuk bersyukur dengan segala kelebihan yang diberikan Allah padanya. Misalnya anak memiliki bakat menggambar, ingatkan ia agar selalu bersyukur dengan karunia Allah tersebut.
Begitupun ketika memandang kekurangan dalam dirinya. Ingatkan bahwa kekurangan yang dimiliki adalah pemberian Allah. Kekurangan bisa menjadi ujian bagi setiap hamba Allah, apakah ia bersyukur atau tidak. Kekurangan juga membuat kita menyadari bahwa kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Dengan demikian, ia akan lebih mensyukuri keberadaan orang-orang di sekelilingnya.
- Berikan Pandangan Mengenai Hal yang Paling Penting di Dunia
Sampaikan pada anak pada hal terpenting di dunia tidak selalu dinilai dengan materi. Benda-benda seperti gadget atau mainan mahal bukanlah hal yang membuat seseorang menjadi bahagia. Tunjukkan bahwa kebahagiaan utama bagi seorang manusia adalah ketika bisa bersyukur pada Allah dan bisa bermanfaat bagi orang lain.
Puji mereka setiap mereka berhasil mengungkapkan rasa syukur, dan apresiasi setiap usahanya saat berusaha membantu Anda. Tindakan ini akan membuatnya sadar mengenai hal yang seharusnya dicari di dunia, sehingga mereka lebih terbiasa bersyukur dan menolong orang lain.