Masing-masing memiliki karakter yang unik. Salah satu karakter yang akan tampak sejak kecil adalah sensitivitasnya. Anak-anak yang sensitif disebut dengan HSC atau Highly Sensitive Child. Anak-anak HSC biasanya tampak pemalu, lembut, dan sering rewel. Sensitivitasnya yang tinggi sebenarnya disebabkan karena tubuhnya yang menerima sensor lebih banyak dibanding orang lain.
Sensitivitas anak tentu akan berakibat kurang baik jika kita tidak memperlakukannya dengan tepat. Jika merasa diabaikan, anak yang sensitif akan rentan depresi, cemas, dan menjadi murung. Untuk menghadapi anak yang sensitif, lakukan hal di bawah ini.
- Sadarilah bahwa Sifat yang Sensitif adalah Anugrah
Sensitivitas atau kepekaan yang tinggi sebenarnya merupakan anugerah. Tidak semua orang memiliki keistimewaan tersebut. Orang yang sensitif dan peka biasanya lebih mudah berempati dengan orang lain. Hal ini juga akan tampak pada anak-anak yang sensitif. Biasanya, mereka memiliki karakter yang lembut, peka, dan bersikap baik karena tidak ingin membuat orang lain sedih dan marah.
Tentunya ada sisi negatif, misalnya mereka mudah rewel, pemalu, dan tidak suka dengan orang asing. Akan tetapi, lebih baik berfokuslah kepada karakter positif yang dimiliki anak yang sensitif. Dengan begitu, kita jadi lebih bersyukur dengan keistimewaan yang dimilikinya.
- Tunjukkan bahwa Orang Tua Mengenali Perasaannya
Anak yang sensitif akan merasa frustasi jika ada orang lain yang mengabaikan perasaan berlimpah yang dimilikinya. Ia bisa saja merasa sangat sedih, atau sangat malu. Jika diabaikan, Inilah yang membuatnya sering tampak rewel.
Kepada anak yang sensitif, tunjukkan bahwa orang tua memahami apa yang ia rasakan. Orang tua bisa berkata, “Di sini terlalu ramai, ya Nak?” ketika ia tampak gelisah di tempat asing. Sebisa mungkin amati anak dengan baik, lalu tanyakan apa yang ia rasakan dan butuhkan.
- Terimalah Kondisinya
Terimalah bahwa anak Anda memang sensitif. Ia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki anak lain. Karena itu, ketika ia tidak seberani anak lain, jangan paksa dia, apalagi memarahinya di depan umum. Ketika ia rewel karena kewalahan dengan begitu banyak sensor yang diterimanya, jangan membentaknya dan mengatakannya manja.
Terima kondisinya, dan sesuaikan dengan apa yang ia butuhkan. Terkadang, yang dibutuhkan anak sensitif hanyalah pengertian dari orang di sekelilingnya. Hibur ia saat merasa tidak nyaman, dan banyak-banyak mengatakan bahwa Anda mencintai dan menyayanginya.
- Dorong Anak Mengembangkan Kualitas Positifnya
Gali potensi yang dimiliki anak. Anak yang sensitif biasanya senang membantu orang lain, karena itu ajak ia ikut dalam kegiatan sukarela. Anak-anak yang sensitif juga memiliki kemampuan analisis yang baik, karena itu ajak ia untuk melakukan eksplorasi di sekitar lingkungannya. Jika ia memiliki jiwa seni karena karakternya yang lembut, ajak ia untuk memperdalam minatnya. Ini akan membuatnya nyaman dengan dirinya, serta membuatnya berkembang dengan potensinya.
- Dampingi Anak dengan Lembut
Bersikap kasar kepada anak yang sensitif adalah hal yang sangat tidak disarankan. Perilaku tidak menyenangkan tersebut tentu akan sangat membekas baginya, mengingat anak sensitif memiliki sensor yang lebih kuat. Bekas yang tidak menyenangkan di masa kecil tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan karakternya.
- Ajari Anak Menghadapi Situasi yang Membuatnya Tidak Nyaman
Akan tiba masa ketika anak yang sensitif harus berpisah dengan orang tua. Misalnya ketika ia harus berkegiatan di sekolah yang baru. Untuk mengantisipasinya, seringlah mengajari cara menghadapi situasi yang tidak membuatnya nyaman. Misalnya di tempat yang banyak orang asing, ajari ia untuk menarik nafas dalam-dalam. Bila perlu, orang tua bisa membiasakan anak untuk berada di tempat asing. Namun, perlu diingat untuk tidak memaksanya saat orang tua mengajarkan hal ini.