Memperhatikan adab adalah hal yang harus dilakukan setiap muslim, termasuk saat hadir dalam sebuah majlis ilmu. Menghadiri majlis ilmu, ada adab yang harus diperhatikan agar semua yang hadir merasa nyaman dan dapat menuntut ilmu dengan baik. Ini adalah 9 adab dalam majlis ilmu yang harus kita perhatikan.
- Menyapa Orang yang Ditemui dalam Majelis
Ketika masuk ke dalam majelis ilmu, kita disarankan untuk menyapa orang di dalamnya dengan ucapan salam. Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Abu Dawud dan Imam At Tirmidzi, Rasulullah bersabda, “Bila salah seorang kamu sampai di suatu majelis, maka hendaklah memberi salam, lalu jika dilihat layak baginya duduk, maka duduklah ia. Kemudian jika bangkit (akan keluar) dari majelis hendaklah memberi salam pula. Bukanlah yang pertama lebih berhak daripada yang selanjutnya”.
- Tidak Meninggalkan Orang Lain saat Berbisik
Ketika ada tiga orang dalam ruangan atau dalam majlis, maka kita dilarang mengajak salah seorang berbisik tanpa mengajak yang satunya. Selain tidak sopan, tindakan tersebut bisa membuat orang yang ditinggalkan merasa sedih dan sakit hati. Adab ini disampaikan Rasulullah, sebagaimana dituturkan oleh Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah bersabda, “Bila kamu tiga orang, maka dua orang tidak boleh berbisik-bisik tanpa melibatkan yang ketiga sehingga kalian bercampur baur dengan orang banyak, karena hal tersebut dapat membuatnya sedih”.
- Duduk di Tempat yang Kosong
Saat memasuki suatu majlis, carilah tempat tersisa yang masih kosong, lalu duduklah di sana. Tidak diperkenankan seorang muslim mengusir orang yang sedang duduk agar ia bisa duduk di dalam majlis. Hal tersebut sesuatu dengan sabda Rasulullah, bahwa “seseorang tidak boleh memindahkan orang lain dari tempat duduknya, lalu ia menggantikannya. Akan tetapi, berlapanglah dan perluaslah”.
- Berlapang-lapang dalam Majlis
Hadis tersebut juga menjadi pedoman bagi kita agar berlapang-lapang dalam majlis. Jika masuk ke dalam majlis yang penuh, kita tidak disarankan untuk memaksa masuk, sehingga tempat di dalam majlis semakin sesak. Hal ini bisa mengganggu orang lain, apalagi jika itu adalah majlis ilmu, maka orang-orang di sana akan kesulitan belajar dengan nyaman.
- Tidak Terlalu Banyak Tertawa
Saat berada di dalam majlis, kita tidak diperkenankan terlalu sering tertawa. Tertawa yang terlalu keras bisa mengganggu kenyamanan orang lain yang juga ingin belajar.
- Tidak Duduk di Antara Dua Orang
Saat berada dalam majlis, hendaknya kita memperhatikan tempat yang kita pilih untuk duduk. Tidak diperbolehkan untuk duduk di antara dua orang yang sedang bersama, kecuali keduanya sudah mengizinkan. Jika kita memaksa memisahkan dua orang tersebut, tentu kita akan membuat mereka tidak nyaman. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah bersabda, “Tidak halal bagi seseorang memisah di antara dua orang kecuali seizin keduanya”.
- Tidak Mengambil Kesempatan Duduk di Tempat Orang Lain
Dalam majlis yang penuh, kita akan merasa kesulitan untuk mencari tempat duduk. Akan tetapi, kesulitan yang kita rasakan jangan sampai membuat orang lain tidak nyaman dan marah. Misalnya dengan mengambil tempat kosong yang sedang ditinggal oleh pemiliknya untuk keperluan sementara, contohnya saat pemiliknya pergi ke kamar kecil atau menerima telepon. Hal tersebut tidak sesuai dengan pesan Rasulullah.
Dalam hadist yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah bersabda, “Apabila seorang di antara kamu bangkit (keluar) dari tempat duduknya, kemudian kembali, maka ia lebih berhak menempatinya”.
- Tidak Melakukan Hal yang Membuat Orang Lain Tidak Nyaman
Saat berada dalam majlis, kita harus menjaga perilaku agar tidak mengganggu orang lain. Sangat tidak dianjurkan melakukan hal-hal yang mengganggu kenyamanan, misalnya menguap, buang angin, bersendawa, atau menguping pembicaraan orang yang ada di dekat kita.
- Membaca Doa
Saat menutup majlis, kita disunnahkan berdoa dengan doa Kaffaratul Majlis. Dalam hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Imam At Tirmidzi, Rasulullah bersabda, “Siapa yang duduk di dalam suatu majlis dan di majlis itu terjadi banyak gaduh, kemudian sebelum bubar dari majlis itu ia membaca : ‘Subhaana kallaahumma wa bihamdika, asyhadi allaa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atubuu ilaika’ (Maha Suci Engkau, Ya Allah, dengan segala puji bagiMu, aku bersaksi bahwasanya tiada yang berhak disembah selain engkau, aku memohon ampunanmu dan aku bertobat kepadaMu), maka Allah mengampuni apa yang terjadi di masjlis itu baginya”.