Siang itu, tepatnya pada tahun 1932, terdapat sebuah cerita dari sebuah keluarga, dimana kala itu keluarga tersebut sedanmg menyambut kedatangan seorang cucu yang baru saja selesai berkhitan.
Terdapat sebuah fenomena menggelikan yang sudah sepatutnya dikecam oleh selutuh kaum muslimin di dunia. Waktu Adzan telah tiba kala itu, dan itulah hari pertama Adzan tak lagi menggunakan lantunan Adzan yang pernah dilantunkan Billal Bin Rabah. Adzan itu dilafalkan dengan bahasa Turki.
Sang cucu berkata pada kakeknya, Kakek kenapa engkau tak menyambut panggilan itu dan berangkat ke Masjid?
Sang Kakek pun menjawab, Adzan Rosullulah tak begitu cucuku. Sambil membanting sebuah arloji, sang Kakek bergegas menuju masjid.
Sang Kakek kemudian menarik seorang Muadzin yang menyerukan sebuah panggilan solat dalam bahasa Turki itu. Dan Sang Kakek yang kemudian mengumandangkan Adzan menggantikan sang muadzin.
Mendengar lantunan Adzan dalam bahasa Arab, segera para polisi menuju Masjid tersebut. Kegaduhan pun terjadi. Lelaki tua itu diseret keluar Masjid. Polisi marah pada sang Kakek. Dan Lelaki tua itu pun melawan. Sampai seorang perwira mengarahkan pistol dan melepaskan tembakan.
Sebelum timah panas menembus tubuh si lelaki tua tersebut, seorang laki-laki muda menghalanginya. Dia akhirnya terjatuh. Anak kecil yang menjadi saksi semua kejadian itu pun berteriak Ayaaah…. Anak Kakek itu akhirnya terbunuh…. Dan cucunya pun memeluk jasad Ayahnya.
Selang waktu berganti, anak kecil itu pun akhirnya tumbuh menjadi seorang pejuang. Jalannya yang panjang dalam memasuki dunia politik, yang penuh dengan tipu daya muslihat kaum sekuler.
Tapi cita-cita luhurnya untuk dapat mengembalikan Turki pada cahaya Islam tak pernah padam. Adnan Menderes, anak kecil itu tumbuh dan akhirnya berhasil memenangi 52%, yang menjadikannya Perdana Menteri.
Ternyata dalam usaha sekulerisme menjauhkan mereka dari Islam, tetap saja sebagian dari mereka masih merindukan Islam, rindu pada Al Quran, rindu pada adzan seperti adzan Billal Bin Rabbah, dan masih banyak para wanita yang juga begitu rindu menggunakan hijab di ruang publik.
Adzan berbahasa Turki dikumandangkan selama 18 tahun lamanya, mulai dari tahun 1932 sampai dengan tahun 1950, hingga akhirnya kemudian adzannya dikembalikan lagi ke dalam Bahasa Arab oleh pemerintah yang baru, bersama dengan Perdana Menteri Adnan Menderes pada tahun 1950.
Kalangan sekuler tidak pernah suka dengan kebijakan-kebijakan Adnan Menderes yang pro pada umat Islam. Dia kerap kali difitnah sebagai Diktaktor. Padahal ia juga banyak melakukan perbaikan ekonomi yang jasilnya begitu pesat. Akan tetapi, perbaikan Ekonomi yang pesat tak pernah diindahkan oleh kaum sekuler. Adnan tetap dianggap sebagai orang yang harus disingkirkan. Hingga ia pun akhirnya dikudeta oleh pihak militer dan ia pun mati syahid di tiang gantungan.
Sungguh luar biasa sosok dan juga sepak terjang Adnan Menderes. Dia telah berusaha Mengembalikan Islam di atas tanah Turki yang sudah lama terjerembab ke dalam lubang hitam sekularisme bukanlah hal yang mudah. Butuh waktu 18 tahun bagi Adnan Menderes mengembalikan adzan kembali berbahasa Arab, itu pun harus ia bayar dengan nyawanya. Dan partai politik berhaluan Islam, Partai Refah [Partai Kesejahteraan] juga dikudeta dan partainya dibubarkan.