Betapa bahagianya seorang laki-laki ketika mengetahui bahwa dia akan menjadi seorang ayah. Begitu juga perempuan, berbahagia sekali ketika dia akan menjadi seorang ibu. Bahagia yang hanya bisa dirasa namun tidak bisa diungkap dengan kata kata.
Setiap orang yang ingin memilih pekerjaan dengan profesi tertentu pasti dia akan mempersiapkan ilmu tentang profesi tersebut. Sejak awal dia sudah memilih pendidikan yang sesuai dengan cita citanya. Mulai semenjak SD, SMP, SMA, S1, S2 sampai S3 dia akan memilih bidang ilmu yang sesuai dengan profesi yang akan dia jalani nantinya.
Ketika mendaftar pekerjaanpun akan diminta bukti ilmu (ijazah) yang sesuai dengan profesi yang akan dipilih. Yang lulus tes tentu saja orang yang profesional betulan, tampa ilmu yang sesuai tidak akan diterima di tempat yang dia daftar.
Begitu juga halnya bagi seseorang yang ingin menjadi orang tua. Tentu dia harus memiliki ilmu yang cukup untuk menjadi orang tua profesional. Khususnya tentang pendidikan anak. Karena profesinya adalah menjadi guru dan pendidik seumur hidup.
Kalau untuk sebuah pekerjaan saja, yang kerjanya mempunyai jam kerja yang terbatas hanya beberapa jam saja dalam sehari, seseorang harus mempunyai ilmu yang profesional betulan. Berarti untuk menjadi orang tua juga harus mempersiapkan ilmu mendidik dan mengurus anak yang professional.
Tujuannya agar dia menjadi orang tua betulan. Karena untuk menjadi orang tua yang bekerja sebagai sang pendidik tidak dibatasi dengan jam kerja. Pekerjaannya full time yaitu dua puluh empat jam dalam sehari, dengan tugas multi fungsi.
Sebagian pekerjaan (profesi) mungkin cukup dengan ilmu yang diikuti dari training beberapa hari saja, sesuai dengan bidang yang dia pilih. Namun pekerjaan sebagai pendidik di rumah tangga tidak cukup dengan ilmu parenting yang diadakan dalam seminar sehari.
Tidak cukup dengan sebatas bimbingan bagi calon pengantin menjelang nikah yang dilaksanakan di KUA. Tidak cukup hanya dengan khutbah nikah pada saat prosesi pernikahan. Dia justru harus benar benar mempunyai ilmu yang matang, karena pekerjaan itu bukan sementara, tetapi seumur hidup.
Dengan menghadapi berbagai problema. Dan laporan pertanggung jawabannya nanti langsung disampaikan kepada sang Khaliq sebagai penciptanya. Yang memberinya pekerjaan, yang memberinya gaji dengan fahala tanpa batas dan selalu mendapat bonus pahala dalam setiap prestasi yang dia peroleh.
Kepala Dinas Syari’at Islam Aceh mengusulkan tes narkoba bagi calon pengantin. Ini merupakan usulan yang cukup bagus dan patut kita dukung bersama. Karena sudah seharusnya, sebelum menjadi orang tua dia harus dipastikan bebas dari narkoba.
Karena kalau dia pemakai narkoba maka dia harus direhabilitasi terlebih dahulu. Harus dipulihkan psikologinya, sampai ia tidak merasa ketagihan untuk memakai kembali. Jika tidak, sudah pasti rumah tangganya nanti akan kacau. Dan butuh waktu untuk memastikan apakah racun narkoba sudah bersih dalam darahnya.
Karena penyakit genetik yang paling berat diturunkan dari orang tua kepada anak adalah narkoba, karena dia berjalan di dalam darah. Hal ini juga merupakan persiapan yang sangat urgen bagi seorang calon orang tua.
Untuk itu, jika ingin mendapatkan kebahagiaan sebagai orang tua, yang memiliki anak anak sesuai harapan sang Pencipta, maka harus dipersiapkan dengan matang, baik di segi ekonomi maupun ilmu yang cukup.
Belajar Islam sejak kecil, belajar Islam secara kaffah, mencari ilmu tentang tata cara membina rumah tangga, agar sakinah mawaddah wa rahmah. Ilmu tentang pendidikan anak, aqidah, akhlak dan etika, ibadah kepada Allah, mu’amalah dan sebagainya.
Jadilah orang tua betulan dengan persiapan yang matang, agar menghasilkan generasi yang cemerlang. Sangat kita sayangkan, sekarang banyak generasi yang hancur, akibat dari kurangnya persiapan dari calon orang tua, yang hanya kebetulan menjadi orang tua.
Semoga hidayah Allah selalu tercurahkan untuk kita semua.