1
Motivasi News

Antara Islam & Indonesia (Part 1)

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

KITA INI ORANG ISLAM YANG KEBETULAN HIDUP DI INDONESIA, ATAUKAH ORANG INDONESIA YANG KEBETULAN BERAGAMA ISLAM?

 

Oleh DR. Choirul Anam

 

Beberapa dekade yang lalu, seorang tokoh nasional yang sekarang sudah wafat, pernah melontarkan satu pertanyaan menggelitik, “Kita ini, sebetulnya orang Islam yang kebetulan hidup di Indonesia, ataukah orang Indonesia yang kebetulan beragama Islam?” Pertanyaan ini sepintas bukan sesuatu yang serius, tetapi jika dibaca pelan-pelan dengan cermat, maka termuat dua paradigma yang sangat bertolak belakang secara fundamental.

 

Lalu menurutnya, jawaban yang benar adalah jawaban yang dibangun dengan paradigma, bahwa kita adalah “orang Indonesia yang kebetulan beragama Islam”. Menurutnya, paradigma ini memandang Islam bukan Arab, melainkan nilai-nilai dan ajaran-ajaran universal, seperti: kemanusiaan, keadilan, kemaslahatan, kerahmatan, kesetaraan, dan persaudaraan yang dilandasi wahyu ketuhanan dan tauhid.

 

webinar umroh.com

Kemudian, ia melanjutkan bahwa untuk menjadi Muslim, seseorang tidak harus menggunakan identitas Arab atau melebur seperti orang Arab, mulai dari cara berbicara yang kearab-araban, berjenggot, menggunakan jilbab, dan lain sebagainya. Ciri khas Muslim asli Indonesia, diantaranya: Menggunakan kemenyan dan dupa dalam sebagian aktivitasnya, dan senang berziyarah kubur. Bagi lelaki, menggunakan peci khas Jawa dan bersarung. Sementara bagi wanita menggunakan kerudung hanya untuk menutup rambut dan lehernya dibiarkan terbuka, serta menggunakan pakaian jarik.

 

Lebih dari itu, lalu ia menarik simpati dari banyak orang dengan mengatakan, bahwa Islam asli Indonesia adalah Islam yang damai, toleran dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Sementara itu, Islam yang “bukan Indonesia”, menurutnya, cenderung tidak cintai damai, suka kekerasan, suka perang, mengijinkan aksi terorisme, dan lain-lain. Dengan pernyataan yang tampak memukau ini, dia berhasil mendapatkan pengikut dan simpati dari kalangan pemuda pada waktu, yang sekarang sudah menjadi tua. Bahkan, sampai sekarang, banyak pemuda yang terpesona dengan gagasannya, dan “siap melakukan apapun” untuk membelanya.

 

Bagaimana sebenarnya mendudukkan masalah ini secara proporsional? Mana yang benar: “Kita ini sebetulnya orang Islam yang kebetulan hidup di Indonesia, ataukah orang Indonesia yang kebetulan beragama Islam?”

*******
Dalam memberikan jawaban terhadap permasalahan dan pertanyaan apapun, hal itu sangat ditentukan oleh pemahaman seseoarang. Bagi seseorang yang memahami Islam lebih penting dari Indonesia, maka ia akan menjawab bahwa: “ia adalah orang Islam yang kebetulan hidup di Indonesia”, tetapi bagi seseorang yang menganggap Indonesia lebih penting daripada Islam, maka ia akan menjawab bahwa: “ia adalah orang Indonesia yang kebetulan beragama Islam”. Tetapi, jawaban ini tentu saja sangat subyektif.

 

Selain aspek “mana yang lebih penting”, dalam memberi jawaban atas pertanyaan ini juga ditentukan oleh “definisi Islam” dan “definisi Indonesia” yang dipahami olehnya. Terkait definisi Islam, ada yang memahami Islam hanya sekedar budaya, ada yang memahami Islam hanyalah sekedar agama seperti Hindu atau Buda, ada yang memahami Islam adalah ideologi, dan ada yang memahami bahwa Islam adalah jalan hidup (diin atau way of life) yang diturunkan oleh pencipta alam semesta ini. Sementara tentang definisi Indonesia, ada yang memahami Indonesia sebagai sebuah bangsa, ada yang memahami Indonesia sebagai negeri, ada yang memahami Indonesia sebagai negara, ada yang memahami Indonesia sebagai budaya, dan lain sebagainya. Pemahaman tentang definisi yang beragam tentang Islam dan Indonesia ini akhirnya membuat seseorang berbeda dalam memberikan jawaban.

 

Di sini tidak akan membahasa panjang lebar tentang definisi Islam dan Indonesia. Tentang definisi Indonesia pasti sudah banyak yang tahu. Namun demikian untuk memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut kita memang perlu definisi tentang Islam dan Indonesia. Di sini Islam didefinisikan sebagai diin (jalan hidup atau way of life) yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya untuk mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, dirinya sendiri dan orang lain. Sementara Indonesia didefinisikan sebagai bangsa dan negeri (tempat), bukan sebagai negara. Bangsa adalah masyarakat dengan kesamaan asal-usul dan nenek moyang. Negeri adalah nama suatu tempat atau wilayah di dunia ini, dimana masyarakat hidup di dalamnya.

 

(bersambung ke part 2)