1
Motivasi Muslim Lifestyle

Umur 40 Adalah Fase Futuh, Apa Maksudnya?

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

بسم الله الرحمن الرحيم

Al Qur’an pun menyebut umur 40 tahun dengan tegas untuk menjadi perhatian manusia.

“Sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS Al-Ahqaf 15)

Ayat ini mengisyaratkan, di saat 40 tahun, hendaknya manusia mulai meningkatkan syukurnya kepada Allah dan orang tuanya. Dan di umur 40 ini, manusia hendaknya sudah benar-benar mengetahui segala nikmat Allah yang ada padanya dan mensyukurinya. Umur 40 juga dianggap sebagai titik tolak dan pembaharuan tobat atas dosa-dosa dan kufur nikmat yang dilakukan manusia.

Umur 40 juga disebut sebagai fase futuh. Tahap ini adalah tahap dimana seseorang mengalami kecerahan batin dan memperoleh futuh (keterbukaan hal-hal yang spiritual), atau dapat dikatakan sebagai kematangan spiritual. Contoh dalam kematangan spiritualitas pada umur 40 tahun ini adalah Rasulullah, beliau diangkat menjadi rasul ketika berumur 40 tahun. Beliau memaksimalkan potensi hati, aql, dan qalbunya untuk dekat dengan Allah sekaligus bagaimana memahami kondisi masyarkat disekitarnya.

Ia dapat memahami realitas alam semesta, semuanya tersingkap, sehingga hati, qalbu, dan akal pikriannya dapat memahami realitas. Ketika seseorang telah mencapai tahap ini, ia mulai sadar bahwa kesalihan terbaik bukan hanya dinikmati untuk diri sendiri tetapi oleh orang lain juga. Salah satu ciri fase futuh yaitu semakin kokohnya kekuatan untuk bertindak amar ma’ruf nahi mungkar.

Pada tahap ini secara keseluruhan kemampuan manusia berada pada tingkat tinggi untuk teraktualisasi, yaitu semakin matangnya kemampuan berfikir, kognitif, dan emosi, ia lebih bijaksana dengan pengetahuan yang dimilikinya. Al-Ghazali menyebut fase ini sebagai fase awliya’ wa anbiya’ dimana seseorang dituntut berperilaku seperti kekasih dan nabi Allah

Untuk itulah, saat berada di fase ini, kamu harus semakin mengetahui tujuan hidupmu

webinar umroh.com

*Apa Tujuan Hidupmu.??
….
. Rasulullah Saw bersabda:
” Barangsiapa yang bangun di pagi hari namun hanya Dunia yang dipikirkannya sehingga seolah olah dia tidak melihat hak Allah SWT padanya,, Maka Allah SWT akan menanamkan 4 penyakit dalam dirinya :

1. Kebingungan yang tiada putusnya.
2. Kesibukan yang tiada ada ujungnya.
3. Kebutuhan yang tidak terpenuhi. Dan
4. Keinginan yang tidak tercapai.”

(HR. Ath-Thabrani)

Dalam fase ini, sudah selayaknya juga seseorang semakin memperbaiki akhlaknya, terlebih lagi semakin meningkatkan kualitas ibadah shalatnya. Karena mau sebaiknya apa pun seorang muslim, tetap agamanya akan rapuh apabila shalatnya hancur.

Bismillah..

*Orang Baik tapi tak Shalat*
Sifat dasar manusia,berbeda dalam penyerapan makna tentang akhlak,dan Allah ta’alla menjelaskan akhlak baik itu dibarengi dengan menjalankan ibadah’NYA sebagaimana firman’NYA:

“Apakah yang menyebabkan kamu, masuk kedalam saqar (neraka).?
Mereka menjawab: kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang tidak mengerjakan shalat.”
(Qr.Al-Mudhatsir ayat 42-43).

Dan ingatlah jika shalat itu dapat mencegah perbuatan jahat, keji&mungkar.seperti ungkapan *iman dalam hati seseorang itu tergantung kepada shalatnya, jika baik shalatnya, maka insha’allah akan baik pula amal perbuatanya.*