1
Parenting

Ketika Anak Bertengkar, Damaikan dengan 5 Langkah Ini

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Sebagai saudara, sangat wajar jika kakak dan adik akan terlibat pertengkaran sekali waktu. Penyebab pertengkaran bisa bermacam. Bisa karena berebut mainan, atau bertukar kata-kata yang dianggap menyakiti hati.

Jika anak mulai bertengkar, jangan panik. Lakukan saja 5 langkah ini untuk mendamaikan mereka.

  1. Mengingatkan untuk Tidak Saling Menyakiti

Dalam keadaan normal, orang tua harus mengingatkan untuk tidak menyakiti sesama anggota keluarga. Adik tidak boleh menyakiti kakak dan harus menghormatinya. Kakak harus selalu menjaga dan menyayangi adik, sehingga menyakiti adalah hal yang tidak diperbolehkan.

Saat melihat anak mulai saling menyakiti, misal memukul atau menjambak, ingatkan mereka untuk tidak saling menyakiti. Jika mereka tidak mau menghentikan perbuatan tersebut, orang tua harus turun tangan untuk melerainya.

Saat melerainya, pisahkan keduanya, jangan minta salah seorang untuk mengalah. Hindari menarik salah satu orang untuk mengalah, karena ia bisa saja tidak terima dan meneruskan perkelahian. Meminta kedua pihak untuk berhenti penting agar kedua belah pihak tahu bahwa sama-sama berbuat kesalahan.

  1. Menunjukkan Efek Negatif dari Pertengkaran

Ketika mereka mulai berhenti, tunjukkan efek negatif dari perkelahian yang mereka lakukan. Misalnya orang tua bisa menunjukkan tubuh mereka yang mulai terluka dan merasakan sakit, atau menunjukkan mainan yang rusak dan tidak bisa dipakai lagi karena menjadi bahan rebutan. Orang tua juga bisa menjelaskan bahwa Allah tidak suka dengan orang yang suka berkelahi dan saling menyakiti.

Ketika mereka melihat efek perkelahian tersebut, mereka jadi bisa berpikir bahwa perkelahian hanya akan membawa kerugian. Baik bagi yang memulai, maupun bagi yang membalas.

  1. Mendengarkan Cerita Masing-Masing Pihak

Anak-anak selalu memiliki alasan sendiri untuk membenarkan tindakan ‘menyerang’ saat berkelahi. Entah karena mainannya direbut, atau karena ada pihak yang menolak bergantian. Apapun penyebabnya, orang tua harus menjadi pihak yang menengahi. Minta mereka menjelaskan duduk permasalahan.

webinar umroh.com

Dengarkan cerita dari masing-masing pihak. Hal ini penting agar masing-masing pihak memiliki kesempatan untuk melampiaskan emosi dengan cara yang baik, dan merasa didengar oleh orang tua. Ketika mereka sadar bahwa tidak ada yang diabaikan dalam perkelahian ini, mereka akan lebih mudah dibujuk untuk mengakhiri pertengkaran.

  1. Menyuruh Masing-Masing Meminta Maaf

Ketika orang tua mengetahui duduk permasalahan, jelaskan mana yang tidak baik. Hindari menunjuk kesalahan hanya satu pihak. Misalnya, orang tua bisa menunjukkan bahwa, wajar jika adik merebut, karena ingin bermain. Atau wajar jika kakak marah saat adik minta mainan, karena adik memintanya dengan kasar.

Ketika mereka menyadari kesalahan masing-masing, minta mereka saling meminta maaf. Ketika masing-masing pihak menyadari kesalahan sekaligus menerima permintaan maaf, mereka jadi lebih mudah untuk berdamai.

Minta juga mereka untuk meminta maaf dengan kasih sayang. Misalnya saling berpelukan setelah bersalaman dan mengucapkan maaf. Tindakan ini untuk mengganti perasaan marah dan jengkel yang mulanya menguasai, menjadi perasaan hangat dan kasih sayang.

  1. Memuji Kebaikan Masing-Masing

Ketika mereka berhasil berdamai, pujilah masing-masing pihak. Orang tua bisa memuji tindakan baik mereka yang mau mendengar nasihat orang tua, bersedia meminta maaf, atau tindakan baik mereka saat memeluk saudaranya. Dengan begitu, anak jadi tahu tidak ada yang diabaikan dalam hubungan persaudaraan ini.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.