.
/Temani Anak Memilih Idolanya/
.
Supaya anak kita bisa meneladani sang idola secara benar, penting bagi orang tua untuk memilihkan atau mengarahkan anak agar bisa mengidolakan tokoh yang memang benar-benar pantas diidolakan. Tokoh ini bisa dijadikan rujukan dalam kebaikan atau menginspirasi kebaikan.
Harus diingat, selain bisa memberi dorongan positif tokoh idola juga bisa memberi dorongan negative. Tokoh-tokoh khayal kepahlawanan dalam film-film yang disukai anak-anak hampir semuanya berbau kekerasan, meski pun ada juga nilai-nilai positif yang bisa ditonjolkan seperti kuat dan suka menolong, tapi tetap saja nilai kekerasan yang ditunjukkan bisa berdampak buruk pada perkembangan anak.
Disinyalir tayangan-tayangan seperti ini akan berpengaruh terhadap perilaku yang ada dalam diri seorang anak. Berbagai penelitian mengatakan, bahwa cerita-cerita dan tayangan kekerasan mendorong anak yang tidak memiliki kecenderungan bersifat anarkis untuk mencoba dan menirunya, juga dapat menambah kenakalan pada anak yang memiliki kecenderungan sikap anarkis.
Kecenderungan anak yang sering terpapar sebuah film yang mengandung unsur tindakan anarkis, maka efek negatifnya akan dapat mendorong prosentase peluang seorang anak untuk melakukan tindakan “nakal” menjadi lebih tinggi, dibandingkan dengan anak yang tidak pernah menontonnya.
.
Siapa idola yang dipilih oleh anak, maka orang tua perlu memberikan pertimbangan-pertimbangan yang dirasa baik untuk anak. Mau tidaknya anak mendengarkan pertimbangan-pertimbangan yang diberikan orang tua bergantung pada sejauh mana hubungan orang tua dengan anak-anaknya.
Dengan perkembangan teknologi yang ada pada saat ini, orangtua dapat menampilkan berbagai sosok yang layak dijadikan idola yang dianggap baik. Yang paling penting dalam penggunaan media, apapun bentuknya, adalah membicarakan isi dan pesan yang disampaikan dari media-media.
Misalnya saja setelah menonton sebuah film mengenai perjuangan seorang tokoh, orang tua dapat juga berbicara pada anak mengenai pentingnya menjadi sosok yang pantang menyerah, meskipun awalnya sering gagal. Seperti kisah tokoh yang diceritakan dalam film yang telah ditonton.
.
Orang tua terkadang perlu juga untuk mau mengajak anak melihat bagaimana konsekuensi sikap dan perilaku akan sosok-sosok yang hendak dipilih menjadi idola. Agar anak tidak hanya melihat apa yang tampak dari luarnya saja, tetapi juga latar belakang dan siapa sejatinya tokoh yang diidolakan.
Misalnya saja, orang tua dapat menunjukkan bahwa ada tokoh yang tampak sukses dan berhasil dalam karir misalnya, tetapi merupakan kewajiban-kewajibannya sebagai muslim, atau mengabaikan keluarganya. Tentu ini tokoh seperti ini tak pantas untuk diidolakan. Hal ini akan mendorong anak untuk lebih melihat kedalaman dalam memilih idola dibandingkan hanya sekedar penampakan, penampilan dari luar saja.
.
Keberadaan idola bisa menjadi motivator bagi anak. Tugas orang tua untuk “memancing” anak mencari kelebihan yang dimiliki sang idola. Jelaslah peran orang tua dalam memberikan arahan yang layak menjadi idola kepada anak sangat penting. Sang idola akan mempengaruhi arah dan cita-citanya.