.
Para sahabat dan juga ulama salaf sangat suka bercerita tentang sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW terhadap anak-anak mereka, dengan diselingi suatu materi pelajaran Al Quran. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar pemahaman anak-anak mereka terhadap sejarah kehidupan Nabi SAW bisa tertatanam, sehingga akan memberikan pengaruh kepada pendidikan dan perkembangan jiwa anak.
Suatu pemahaman yang baik terhadap kepribadian Nabi Muhammad SAW akan dapat menumbuhkan sebuah rasa cinta anak terhadap kepribadian beliau. Kecintaan seseorang kepada sosok Rasulullah SAW merupakan suatu wujud kesaksian yang kedua, setelah kepada Allah SWT.
.
Selain kisah Rasulullah, ada beberapa cerita kepahlawanan yang bisa kita kenalkan kepada anak. Antara lain adalah Khalid bin Walid. Beliau adalah mantan Panglima perang kafir Quraisy ketika memukul mundur pasukan kaum Muslim di Perang Uhud. Ternyata kemudian ia terpesona dengan Islam. Islam lalu mengubah dirinya dari sosok yang jahat menjadi baik di jalan kebenaran Islam.
.
Ada Usamah bin Zaid, seorang pemuda, putra dari Zaid bin haritsah (anak angkat Rasulullah SAW). Pada usianya yang baru 18 tahun sanggup menjadi jenderal tentara pasukan Rasulullah SAW. Ia berjaya menaklukkan tentara Romawi.
Ketika itu, diantara yang dipimpin adalah para sahabat senior seperti Abu Bakar Siddiq, Umar dan sebagainya. Usamah bin Zaid adalah seorang pemberani. Ahlaknya sungguh mulia. Lemah lembut. Pada siang hari bagaikan singa yang berjuang. Pada malam hari menangis di hadapan Tuhannya.
.
Ada pula Muhammad al-fatih. Pada usianya yang masih 21 tahun berhasil memimpin pasukan menaklukkan kota Konstantinopel . Kemenangan ini seolah sebagai pembuktian dari ucapan Rasulullah SAW 600 tahun sebelumnya. “Pasti akan ditaklukan Konstantinopel. Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin yang menaklukan Konstantinopel dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan itu”.
.
Ada lagi Thariq Bin Ziyad. Seorang pahlawan Islam yang menaklukkan daratan Spanyol. Dengan keyakinannya pada pertolongan Allah dan semangat jihad yang membara, ia membakar kapal-kapal yang telah membawa pasukannya dari daratan Afrika agar mereka tidak punya pikiran untuk melarikan diri. Ia berkata “Wahai pasukanku, di belakang kita lautan. Tiada jalan lagi untuk lari. Di hadapan kita kemenangan atau syahid menanti.
.
Masih banyak lagi sosok-sosok lain yang dalam sejarah peradaban Islam merupakan figure yang pantas untuk dijadikan teladan dan idola. Dengan mengenalkan sosok, kehidupan dan perjuangan mereka pada anak-anak, insya Allah mereka akan menjadi idolanya. Suatu saat, cepat atau lambat, anak-anak kita juga akan berusaha seperti mereka. Inilah sosok idola yang sebenarnya, bahkan boleh dibilang superhero sejati, karena semua itu adalah sosok yang nyata. Bukan rekaan atau khayalan.