Penanganan Asma
Penyakit asma merupakan penyakit yang dapat diderita oleh siapa saja tidak memandang jenis kelamin atau pun usia. Penyakit asma merupakan penyakit yang sangat mengganggu. Penyakit tersebut terjadi karena terdapatnya peradangan (inflamasi) yang terdapat pada dinding rongga yang menyebabkan meyempitnya saluran pernapasan sehingga penderita akan mengalami sesak napas. Selain itu, penyakit asma juga bisa saja terjadi karena terdapatnya kelainan pada saluran pernapasan seperti otot pernapasan mengkerut, saluran lendir yang menebal atau bengkak dan lendir lebih banyak yang kental dan lengket.
Untuk penangan penyakit asma tersebut lakukanlah konsultasi kepada dokter. Biasanya dokter akan memberikan penanganan sesuai dengan gejala asma yang diderita oleh pasien. Terkadang pasien membutuhkan tingkat pengobatan yang lebih tinggi pada jangka waktu tertentu. Dalam penanganan yang baik, pasien akan diberikan pemeriksaan rutin yang biasanya dilakukan dalam jangka waktu minimal setahun sekali untuk memastikan asmanya dalam kondisi terkendali dan pengobatan yang digunakan sesuai. Sebagai bagian dari penanganan, dokter akan menyarankan pasien untuk menggunakan inhaler (obat hirup untuk asma) dan sangat penting bagi pasien untuk memastikan bahwa dokter ataupun apoteker mengajari pasien tersebut cara menggunakan inhaler dengan baik.
Terdapat dua jenis inhaler yang dapat digunakan seperti:
Inhaler jenis pencegah
Sesuai dengan namanya, inhaler jenis pencegah ini digunakan untuk mencegah terjadinya serangan asma selain itu, inhaler jenis ini dapat juga digunakan untuk mengurangi jumlah perdangan dan “kejang-kejang” yang terjadi di dalam saluran pernapasan. Penderita biasanya akan menggunakan inhalir pencegah setiap hari untuk sementara waktu sebelum merasakan manfaatnya secara utuh.
Inhaler pencegah tersebut biasanya mengandung obat yang disebut dengan kortikosteroid inhalasi. Akan tetapi terkadang obat tersebut dapat menyebabkan terjadinya oral thrush atau infeksi jamur pada dinding mulut. Maka dari itu, setiap selesai menghirup obat tersebut pasien disarankan untuk berkumur-kumur dengan air bersih. Selain itu terdapat contoh obat-obatan pencegah asma yang lain seperti beclometasone, mometasone, fluticasone dan budesonide.
Pada umumnya pengobatan pencegah akan disarankan kepada pasien jika:
- Pasien harus menggunakan inhaler pereda lebih dari dua kali dalam seminggu.
- Terbangun pada malam hari sekali atau lebih dalam seminggu akibat dari serangan asma.
- Mengalami serangan asma lebih dari dua kali dalam seminggu.
Inhaler jenis pereda
Inhaler jenis pereda digunakan untuk meredakan atau meringankan gejala asma dengan cepat saat serangan sedang berlangsung. Biasanya inhaler jenis ini berisi obat-obatan yang disebut dengan short-acting beta2 –agonist atau beta2 –agonist yang memiliki reaksi cepat. Obat tersebut dapat digunakan untuk melemaskan otot-otot di sekitar saluran pernapasan yang menyempit. Dengan begitu, saluran pernapasan akan terbuka lebih lebar dan menbuat penderita penyakit asma dapat bernapas kembali dengan lebih mudah.
Contoh obat-obatan lain yang digunakan untuk pereda adalah terbutaline dan salbutamol. Obat-obatan tersebut memilki efek samping yang sedikit dan pada umumnya dugunakan dapat digunakan secara aman jika tida menggunakannya secara berlebihan. Akan tetapi, obat-obatan tersebut jarang digunakan jika asma yang diderita sudah terkendali dengan baik. Bagi penderita penyakit asma yang harus menggunakan obat tersebut sebanyak lebih dari tiga kali dalam semingu penanganannya secara keseluruhan harus dilakukan peninjauan ulang.
Berdasrakan penjelasan penanganan diatas, dapat ditambahkan pula cara lain untuk menangani penyakit asma seperti dengan melakukan latihan pernapasan, terdapat bukti yang cukup kuat bahwa dengan melakukan latihan pernapasan seperti yoga dapat mengurangi gejala asma.