Asma merupakan penyakit yang sudah tidak asing lagi di Indonesia. Dibawah in terdapat beberapa definisi mengenai penyakit asma sebagai berikut:
- Definisi penyakit asma yang pertama dikemukakan oleh Global Initiative for Asthma (GINA) (2006) mendefinisikan asma sebagai gangguan inflamasi kronik saluran nafas dengan banyak sel yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Pada orang yang rentan inflamasi ini menyebabkan mengi berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari. Gejala ini biasanya berhubungan dengan penyempitan jalan nafas yang luas namun bervariasi, yang sebagian bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan, inflamasi ini juga berhubungan dengan hiperreaktivitas jalan nafas terhadap berbagai rangsangan.
- Definisi asma yang kedua terdapat pada buku “Penyakit Asma”yang ditulis oleh Saheb, mengatakan bahwa penyakit asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa pada usia sekitar 30 tahunan.
- Definisi penyakit asma yang ketiga berasal dari buku “Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma Berat” yang ditulis oleh Almazini mengatakan bahwa penyakit asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang.
- Definisi penyakit asma selanjutnya diambil dari asma.web.id mengatakan bahwa asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas yang menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam menjelang dini hari. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. Seperti diketahui, saluran napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah leher menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu saluran napas trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru kanan. Setelah itu, masing-masing akan bercabang-cabang lagi, makin lama tentu makin kecil sampai 23 kali dan berujung di alveoli, tempat terjadi pertukaran gas, oksigen (O2) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida (CO2) dikeluarkan. Seperti diketahui, saluran napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah leher menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu saluran napas trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru kanan. Setelah itu, masing-masing akan bercabang-cabang lagi, makin lama tentu makin kecil sampai 23 kali dan berujung di alveoli, tempat terjadi pertukaran gas, oksigen (O2) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida (CO2) dikeluarkan.
Setiap orang berisiko terkena penyakit asma. Penyakit asma dapat dialami oleh siapa saja tanpa mengenal jenis kelamin maupun usia. Maka dari itu untuk menanganinya sangatlah perlu bagi kita untuk mendeteksi sedini mungkin penyakit tersebut. Untuk mengetahui apakah kita terkena penyakit asma kita harus mengetahui gejala-gejala asma seperti sesak napas, batuk yang berkepanjangan, sakit dada dan lain-lain. Maka dari itu jika menderita gejala tersebut lakukanlah pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.