1
Motivasi Muslim Lifestyle

Inilah Pengertian dan Keutamaan Sikap Itsar (Part 1)

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

🌿🌿 Efek Luar Biasa Dari Itsar (Mendahulukan Kepentingan Orang Lain) 🌿🌿

Ibnu Abid Dunya suatu ketika pernah berkata, “Siapa yang berbuat baik tidak akan hilang pahalanya. Tidak akan hilang kebaikan itu di sisi Allah dan di antara manusia.” (Makarimul Akhlaq, hal. 38).

Melakukan kebaikan kepada orang lain yang didasari karena rasa iman kepada Allah ta’ala, dan juga ikhlas semanata karena mengharap ridho-Nya, insyaaAllah akan membuahkan hasil yang begitu manis.

Efek luar biasa yang pastinya akan diterima seseorang yang berbuat itsar adalah dia akan dicintai oleh Allah SWT beserta segenap manusia. Selain itu, ia juga akan mendapatkan keberkahan dan juga pahala yang berlipat.

Keberkahan tersebut tidak sebatas hanya dinikmatinya di dunia ini saja, namun lebih dari itu, orang yang berbuat itsar juga akan mendapatkan balasan yang sempurna yang akan diperoleh di akhirat.

Adalah kisah yang mengharukan terjadi pada masa generasi salaful ummah. Ialah seorang wanita begitu antusias dan bersemangat dalam memenuhi kebutuhan serta meringankan kesulitan orang lain.

Orang yang telah memiliki sifat itsar tidak akan mudah tergoda oleh gemerlapnya nikmat duniawi yang tampak. Kilau kemewahan harta juga tidak akan menjadikannya tamak terhadapnya.

Dan yang luar biasa adalah justru perasaan cinta sesamanya akan dapat mendorongnya untuk tidak egois sehingga akan lebih mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri. Terdapat sebuah kisah dari seseorang yang dapat dijadikan panutan luar biasa. Terlebih bagi para muslimah agar tak tergoda oleh godaan duniawi yang dapat membutakan mata.

webinar umroh.com

Adalah Ibnul Jauzi rahimahullah telah menuliskan sebuah cerita yang menggambarkan keteladanan tersebut. Pada suatu zaman, ada seorang lelaki dari Baghdad yang bernama Abdullah.

Ia hendak melaksanakan ibadah haji dan juga membawa titipan uang 10.000 dirham dari pamannya. Sang paman telah berpesan, “Jika kamu telah sampai di kota Madinah, carilah keluarga yang paling miskin di sana. Lalu berikanlah uang ini kepada mereka (sebagai sedekah)”.

Abdullah mengisahkan perjalanna lelaki tersebut. Lelaki itu sempat berkata: “Ketika aku sampai di Madinah, maka aku bertanya kepada orang-orang tentang keluarga yang paling miskin di Madinah. Lalu aku ditunjukkan sebuah rumah, lalu aku mengetuk pintunya. Dan seorang perempuan dari dalam rumah menjawab, “Siapakah Anda?”

Lelaki itu kemudian berkata, “Aku seorang yang datang dari Baghdad. Aku dititipi uang sebesar 10.000 dirham dan diminta untuk menyerahkannya sebagai sedekah untuk keluarga yang paling miskin di Madinah. Orang-orang telah menceritakan keadaan kalian kepadaku. Maka ambillah uang ini!”

Dan perempuan itu juga menjawab, “Wahai Abdullah, orang yang menitipkan uang itu kepadamu mensyaratkan keluarga yang paling miskin (di Madinah yang berhak menerimanya), dan keluarga yang tinggal di depan rumah kami itu lebih miskin dari pada kami, maka berikanlah uang itu kepada mereka!”.

(Bersambung ke part 2)