Bersama Raja Maroko, Mohammed VI, Paus Fransiskus menyatakan bahwa Yerusalem merupakan warisan bersama untuk umat manusia. Kota tersebut memang merupakan salah satu kota bersejarah bagi tiga agama samawi, yaitu Islam, Nasrani, dan Yahudi. Pernyataan ini dilontarkan saat Paus Fransiskus mengunjungi Maroko pada Sabtu, (30/3/2019).
Keragaman Agama dan Budaya di Yerussalem Harus Dilindungi
Dalam pernyataan yang dirilis Vatikan, dan dilansir oleh AFP, keduanya menyatakan bahwa karakter multi-agama, identitas keagamaan dan budaya yang khusus di Yerusalem, harus dilindungi dan dipromosikan.
Keprihatinan Terhadap Kerusuhan yang Pecah di Yerussalem
Pernyataan ini merupakan keprihatinan terhadap krisis keagamaan yang terjadi di Yerusalem, terutama di Masjid Al Aqsa. Kerusuhan yang terjadi beberapa pekan terakhir itu juga menyita perhatian dunia internasional.
Ketegangan yang dimulai akhir Februari itu berawal ketika Waqf, yayasan Pengelola kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem, mengajukan protes kepada Israel. Waqf menentang aturan Israel yang melarang umat muslim beribadah di Golden Gate atau Gerbang Emas. Gerbang Emas adalah salah satu bagian bangunan di Masjid Al Aqsa Yerusalem.
Pemimpin Dewan Waqf, Sheikh Abdel Azim Salhab, merilis video pernyataan pada 5 Maret lalu. Dalam video tersebut, Sheikh Abdel menyatakan bahwa penutupan gedung hanya akan menyebabkan reaksi keras terhadap polisi di kompleks yang dikenal dengan nama Haram Al-Sharif.
“Hiduplah sebagai Saudara”
Paus Fransiskus juga berkesempatan berbicara di hadapan ribuan masyarakat Maroko. Ia menegaskan pentingnya melawan fanatisme dalam agama, dan melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan Tuhan. Di hadapan sekitar 25 orang yang hadir di upacara penyambutan, Paus menyampaikan pesan penting : “Hiduplah sebagai saudara”.
Pentingnya Menjunjung Tinggi Solidaritas
Dalam pidatonya yang disampaikan di kompleks Menara Hassan, Paus menekankan pentingnya perlawanan terhadap fanatisme agama ekstrimisme. Salah satu caranya adalah dengan menjunjung tinggi solidaritas. Paus sendiri menyebut ekstrimisme sebagai “pelanggaran terhadap agama dan terhadap Tuhan sendiri”.
Paus Memuji Upaya Maroko Menangkis Ekstrimisme
Dalam pertemuan tersebut, Paus Fransiskus, yang juga merupakan pemimpin umat Katolik sedunia, memuji Maroko dalam menangkis ekstrimisme. Upaya tersebut dinilai Paus Fransiskus sebagai gerakan bagus untuk mempromosikan Islam. Maroko adalah negara monarki di Afrika Utara yang memposisikan diri sebagai rambu toleransi dan moderasi agama di dunia Muslim.
Menjalin Hubungan Kristen-Muslim, serta Solidaritas terhadap Komunitas Migran
Paus Fransiskus berkunjung selama dua hari di Maroko. Raja Maroko, Mohammed VI menyambut Paus Fransiskus yang memulai kunjungan untuk mendorong hubungan Kristen-Muslim. Paus Fransiskus berkunjung ke Maroko untuk bertemu dengan para pemimpin Muslim.
Kedatangan Paus Fransiskus juga bertujuan untuk menunjukkan solidaritas dengan komunitas migran Maroko yang terus tumbuh. Migran di Maroko merupakan minoritas di sana. Sekitar 90 persen penduduk Maroko merupakan umat Muslim.