Bohong adalah salah satu hal yang akan dilakukan anak dalam tahap pertumbuhannya. Hanya saja, ada anak yang berhasil meninggalkan perilaku itu, dan ada juga yang malah mempertahankannya. Walaupun merupakan hal wajar dalam pertumbuhannya, berbohong pada anak bukan perilaku yang bisa diabaikan.
Beragam Alasan Melakukan Kebohongan
- Menghindari Hukuman
Alasan anak saat melakukan kebohongan adalah untuk menghindari hukuman. Semakin bertambahnya usia anak, mereka akan semakin pintar. Mereka tahu bahwa kebohongan bisa dilakukan ketika orang tua tidak melihat tindakan yang ia sembunyikan.
- Menjaga Perasaan Orang Lain
Anak-anak yang sudah belajar tentang kemampuan sosial juga akan melakukan kebohongan. Biasanya, ini dilakukan oleh anak yang sudah memahami tentang empati dan sudah lebih sadar terhadap kehidupan sosialnya. Pada saat ini, salah satu alasan anak berbohong adalah agar tidak menyakiti perasaan orang lain. Mereka biasanya akan berbohong untuk merahasiakan sesuatu.
- Mendapat Perhatian
Anak yang sudah lebih sadar tentang kehidupan sosial juga akan berbohong untuk mendapat perhatian. Mereka berusaha membuat cerita yang membuat orang lain memusatkan perhatian kepada mereka.
Berbohong Menandakan Adanya Masalah Perilaku
Sayangnya, berbohong merupakan salah satu gejala tentang masalah perilaku yang lebih besar. Biasanya, berbohong dijadikan anak sebagai cara agar mereka tetap aman. Jika dibiarkan, mereka akan terbiasa menghindari resiko dan tanggung jawab. Anak juga akan tumbuh dengan menganggap bahwa bohong adalah hal yang wajar dilakukan.
Penyebab Anak Berbohong
Penyebab anak mulai tertarik untuk berbohong ada beragam. Mulai dari orang tua yang terlalu memberikan kebebasan atau terlalu mengekang, rasa frustasi di sekolah atau di rumah, serta menyaksikan orang tua yang juga berbohong.
Orang tua yang terlalu memberi kebebasan akan membuat anak belajar bahwa perilaku bohongnya tidak akan membuatnya dimarahi. Sementara anak yang terlalu dikekang akan menggunakan kebohongan untuk mendapatkan kebebasannya.
Frustasi akibat rasa tidak nyaman juga akan membuat anak berbohong. Jika merasa frustasi di sekolah, ia akan berbohong untuk menghindari kegiatan di sekolah. Sementara rasa frustasi di rumah akan mendorongnya berbohong demi ‘lari’ dari rumah.
Faktor lain yang menyebabkan anak berbohong adalah karena melihat orang tuanya berbohong. Orang tua mungkin secara tidak sengaja menunjukkan perilaku bohong di depan anak. Misalnya mengatakan kepada orang yang menelepon bahwa ia sedang sibuk, padahal tidak. Ingatlah bahwa teladan adalah pendidikan terbaik bagi anak. Anak yang melihat orang tua berbohong akan menirunya suatu hari nanti.
Bohong adalah Bohong
Ajaran orang tua untuk berbohong demi terlihat sopan juga akan membuat anak terbiasa berbohong. Misalnya ketika ia dipaksa tidak jujur saat melihat barang pemberian yang tidak ia sukai. Agar terlihat sopan, orang tua akan meminta mereka menyembunyikan pendapatnya dan mengatakan hal-hal baik.
Sayangnya bagi anak, bohong adalah bohong. Ia akan belajar untuk mengatakan hal yang tidak benar, walaupun yang berusaha diajarkan orang tua termasuk dalam “white lie”. Dengan kebohongan yang ditunjukkan kepadanya, anak akan belajar bahwa berbohong bisa menghindarkannya dari konflik, sehingga ia akan belajar berbohong ketika menemui sesuatu yang tidak nyaman baginya. Misalnya untuk menghindari hukuman, menghindari kegiatan sekolah yang tidak menyenangkan, menghindari suasana rumah yang tidak nyaman, dan sebagainya.