(Untuk bagian sebelumnya, bisa dilihat di link berikut: https://umroh.com/blog/kala-nabi-muhammad-meninggalkan-makkah-part-1/)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
: «كَانَ الرَّجُلُ فِيمَنْ قَبْلَكُمْ يُحْفَرُ لَهُ فِي الأَرْضِ، فَيُجْعَلُ فِيهِ، فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُشَقُّ بِاثْنَتَيْنِ، وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ، وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الحَدِيدِ مَا دُونَ لَحْمِهِ مِنْ عَظْمٍ أَوْ عَصَبٍ، وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ، وَاللَّهِ لَيُتِمَّنَّ هَذَا الأَمْرَ، حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ، لاَ يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ، أَوِ الذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ، وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ»
Dahulu pada ummat sebelum kalian, ada seseorang yang ditanam di tanah, lalu digergaji kepalanya hingga terbelah menjadi dua bagian, walau demikian, siksaan itu tidak mampu memalingkannya dari agamanya.
Ada pula orang yang kepalanya disisir dengan sisir besi, sehingga kulit dan urat-uratnya terpisah dari tengkoraknya, walau demikian, siksaan itu tidak mampu memalingkannya dari agamanya.
Sungguh demi Allah, Ia pastilah menyempurnakan agama ini, hingga akan ada orang yang seorang diri bepergian dari kota San’a hingga ke Hadramaut, tanpa ada yang ia tukti selain Allah dan selain serigala yang mengancam domba-dombanya.
Namun sayang sekali kalian adalah orang-orang yang tergesa-gesa.
(Bukhari)
Dari kisah tersebut, kita sudah seharusnya dapat mencerna. Apakah pada saat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyarankan para sahabatnya yang telah disiksa oleh quraisy untuk tetap bersabar? Apakah itu pertanda bahwa beliau tidak berempati atas penderitaan yang dialami sahabatnya?
Dengan kata lain, kita pun harus dapat menganalisa, apakah mungkin Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap bertindak lemah dan tidak memiliki semangat juang serta tidak mau berkorban demi ummatnya ?
Para pembaca sekalian, ini adalah suatu hikmah yang mana kita harus dapat mengambil pelajaran darisana. Pelajaran yang dapat kita ambil adakah sikap arif yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau menunjukkan sikap arif ketika sedang berada dalam situasi lemah, sedangkan kondisi lawannya justru kuat.
Beliau dapat terus tegar untuk tetap berada pada jalur perjuangan yang benar. Caranya adalah dengan membangun keyakinan atau iman kepada agama dan janji Allah. Selain itu, beliau juga senantiasa menguatkan kesabaran para sahabatnya karena kedua hal penting yaitu iman dan kesabaran.
Kita semua harus tahu jika iman dan kesabaran adalah modal sekaligus kekuatan utama agar dapat mengalahkan musuh.
Allah Ta’ala berfirman:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
“Dan Kami jadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, berkat kesabaran mereka dan mereka beriman/percaya dengan ayat ayat Kami.”
(As Sajdah 24)
Para pembaca sekalian, dari cerita di atas kita harus dapat menelaah. Kita semua patut peduli dengan kondisi ummat Islam saat dan memiliki empati terhadap saudara sesame muslim. Maka sudah sepatunya kita mau bersama-sama mengasah iman kita serta iman ummat kita.
Selain itu, kita juga harus dapat bersama-sama untuk dapat menguatkan kesabaran dan ketabahan umat Islam. Tujuannya supaya mereka tidak mudah emosi ketika menjalani setiap tahap perjuangan yang ditempuh.