Tentu saja kita tidak asing lagi mendengar ketika rasul dan juga para sahabat baru saja melakukan perang badar yang dahsyat. Perang badar boleh dikata merupakan salah satu perang yang besar dan dahsyat. Perang tersebut memerlukan effort dan juga pengorbanan yang tak main-main dari Nabi dan para sahabat.
Akan tetapi, justru ketika baru selesai melaksanakan perang badar, kanjeng Nabi sempat berkata: Kita baru saja menghadapi perang kecil, dan setelah ini kita akan menghadapi perang yang besar. Salah seorang sahabat pun memberanikan diri untuk bertanya.
Ia tidak habis pikir sehingga bertanya pada Rasul, jika perang yang menurut dia sudah sebegitu dahsyatnya masih disebut perang yang kecil oleh Rasul, lantas seperti apakah perang yang besar itu.
Lantas Rasul pun menjawab jika perang yang besar adalah perang melawan hawa nafsu. Nah darisini tentu saja ada sebuah pelajaran penting dan berharga yang dapat kita ambil. Salah satunya kita harus mengetahui mengapa perang melawan hawa nafsu dianggap sebagai perang yang besar?
Bahkan sampai disebutkan Rasul jika justru perang melawan hawa nafsu lebih besar dibandingkan perang badar yang boleh dibilang sudah cukup dahsyat. Berikut beberapa ulasannya.
-Hawa nafsu melekat pada diri seseorang
Salah satu alasan mengapa perang melawan hawa nafsu bisa dibilang sebagai perang yang besar, adalah karena hawa nafsu itu melekat pada diri seseorang. Nafsu juga selamanya tidak bisa dipisahkan pada diri seorang manusia, karena memang merupakan bagian dari diri manusia.
Maka dari itu, ketika perang melawan hawa nafsu, manusia tidak dapat membunuhnya. Bagaimana bisa membunuhnya, sedangkan nafsu sendiri sudah pada diri atau tubuh manusia. Jika membunuh hawa nafsu sama saja dengan membunuh diri manusia itu sendiri.
Dengan demikian, ketika berperang melawan hawa nafsu, kita tidak dapat membunuhnya. Melainkan yang bisa kita lakukan hanya sebatas mengendalikan. Mengandalikan agar hawa nafsu ini tidak sampai menjerumuskan manusia atau membawa manusia ke dalam kesesatan, sehingga tetap berada di jalan Allah. Karena nafsu bila tidak dikendalikan memang cenderung membawa manusia kepada jalan-jalan yang menyimpang.
-Nafsu adalah musuh yang paling sulit ditaklukkan
Bahkan ada pula yang mengatakan jika nafsu adalah musuh yang paling sulit ditaklukkan. Rasanya cukup beralasan juga mengatakan hal tersebut. Karena seperti yang telah disebutkan, bahwa hawa nafsu menempel pada diri kita. Dengan ini, berarti menandakan musuh tersebut juga berada di dalam diri kita. Karena itulah, kita tidak bisa membunuh musuh ini, melainkan hanya mengendalikannya.
Kita bandingkan saja dengan musuh-musuh nyata yang beruapa seorang manusia. Musuh tersebut jelas terpisah dari dalam diri kita. Untuk itulah, jika kita tidak bisa mengendalikannya, kita bisa saja membunuhnya jika dirasa musuh sudah sangat berbahaya bagi kita. Sedangkan nafsu, seberapa berbahayanya pun tetap tidak bisa kita bunuh. Kita hanya bisa sebatas mengendalikannya.
Justru, sebelum berpikir untuk dapat menaklukkan musuh yang berbentuk nyata yaitu berwujud manusia, sangatlah penting untuk dapat menaklukkan hawa nafsu kita terlebih dahulu. Jangan berpikir untuk bisa menang melawan musuh yang nyata wujudnya, jika musuh yang berupa hawa nafsu saja belum dapat kita taklukkan.
Semoga kita semua menjadi manusia yang dapat menaklukkan serta mengontrol atau mengendalikan hawa nafsu. Yuk bertekad untuk dapat menang dalam perang melawan hawa nafsu, sehingga kita semua senantiasa menjadi yang baik.