Pertemuan Rasulullah Muhammad dan Khadijah bermula saat Khadijah membutuhkan seseorang untuk membantunya berdagang. Khadijah, yang seorang pedagang sukses, membutuhkan seorang lelaki yang jujur. Ia membutuhkan seseorang untuk membantunya membawa barang dagangan beserta karavan-karavan dagang ke negeri tetangga.
Muhammad SAW Mengawal Karavan Dagang Bersama Maisaroh
Setelah mendengar tentang Muhammad SAW yang jujur, Khadijah ingin agar Muhammad SAW membantunya. Khadijah bahkan menjanjikan akan menggandakan komisi untuk Muhammad SAW. Muhammad SAW kemudian menjalankan tugas pertamanya, mengawal karavan dagang melakukan perjalanan ke Syam. Bersama dengan Muhammad SAW, Khadijah mengutus pelayannya yang bernama Maisaroh untuk menemani dan membantu Muhammad SAW.
Maisaroh Terkesan dengan Muhammad SAW
Selama perjalanan dagang tersebut, Maisaroh terkesan dengan integritas, karakter, serta prinsip yang dimiliki Muhammad SAW. Maisaroh juga mengamati bahwa Muhammad SAW merupakan seorang yang sangat pandai berdagang.
Pertanda yang Dilihat Maisaroh dan Seorang Pendeta
Di perjalanan pulang dari Suriah, Rasulullah kemudian duduk beristirahat di sebuah pohon. Saat itu, seorang pendeta mengamatinya dan bertanya kepada Maisaroh. Maisaroh pun menjelaskan tentang Muhammad SAW yang terkenal dengan kejujuran dan kepandaiannya.
Pendeta tersebut kemudian berkata pada Maisaroh, bahwa pria yang duduk di pohon tersebut bukan orang biasa. Pendeta tersebut berkata bahwa tidak ada yang pernah duduk di bawah pohon itu, melainkan ia adalah seorang utusan Allah. Penuturan tersebut diyakini oleh Maisaroh, karena ia juga melihat awan selalu melindungi Rasulullah dari terik matahari selama perjalanan.
Maisaroh Menceritakan Pertanda yang Dilihatnya pada Khadijah
Cerita mengenai Muhammad SAW tersebut kemudian diceritakan Maisaroh kepada Khadijah. Inilah yang kemudian membuat Khadijah terkesan dan tertarik dengan Muhammad SAW.
Khadijah Mulai Tertarik dan Bermimpi Tentang Matahari
Ketertarikan terhadap Muhammad SAW sebenarnya membuat Khadijah berpikir keras. Ia mempertimbangkan banyak hal, mulai dari tanggapan keluarganya, hingga keraguan bahwa Muhammad SAW akan menerima dirinya yang janda. Hingga pada suatu malam, Khadijah bermimpi matahari turun dari langit dan berada di halaman rumahnya.
Khadijah Bercerita Kepada Sepupunya, Warqah
Khadijah kemudian bercerita kepada sepupunya, Warqah bin Nawfal. Warqah merupakan seseorang yang buta, namun terkenal bijak dan mampu menerjemahkan mimpi. Warqah juga merupakan seseorang yang memiliki pemahaman yang dalam terhadap kitap Taurat dan Injil. Setelah mendengar cerita Khadijah, Warqah kemudian menjelaskan, bahwa yang dilihat Maisaroh adalah benar. Muhammad SAW merupakan nabi yang ditunggu-tunggu.
Warqah juga menenangkan Khadijah, untuk tidak terlalu risau dengan mimpinya. Mimpi Khadijah itu merupakan pertanda baik. Sinar matahari, yang dilihat Khadijah memenuhi halaman rumah, merupakan pertanda bahwa Nabi yang diceritakan dalam Taurat dan Injil akan berada di rumahnya.