Kita tentu pernah berbicara dengan diri sendiri. Berbicara dengan diri sendiri banyak kita lakukan di dalam hati. Salah satu topik yang sering dibicarakan di dalam hati adalah tentang orang lain. Kita pasti pernah membatin perilaku orang lain di dalam hati, bukan? Seringnya, apa yang kita bicarakan dengan diri sendiri adalah hal yang tidak menyenangkan untuk didengar orang lain. Bisa dibilang, perilaku tersebut termasuk ghibah dengan diri sendiri, lho.
Misalnya saat kita berhadapan dengan orang yang menyebalkan, tanpa sadar kita merutuk dalam hati tentang sikap orang tersebut. Atau ketika kita melihat seseorang dengan penampilan yang kurang sedap dipandang, hati ini rasanya tergelitik untuk mengomentari, walaupun hanya di dalam hati. Setiap orang tidak terlepas dari kebiasaan ini, baik saat sendiri maupun saat beramai-ramai atau di antara orang lain.
Ghibah dalam Hati Termasuk Dosa, tapi…
Menurut Imam An-Nawawi, membicarakan keburukan orang lain di dalam hati juga termasuk dalam perbuatan dosa. Akan tetapi, ghibah di dalam hati termasuk hal yang diampuni, asalkan kita tidak berlarut-larut. Membatin sekilas tentang keburukan orang lain tidak akan membuat kita terjerumus dalam dosa ghibah.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Imam An-Nawawi, bahwa berdasarkan kesepakatan para ulama, penyebab ghibah dalam hati bisa diampuni adalah karena hal tersebut tidak bisa dihindari, dan juga tidak ada cara untuk mencegah hal itu. Sedangkan yang mungkin dan bisa dihindari adalah melanjutkan pikiran-pikiran yang negatif.
Dari penjelasan tersebut, bisa kita ambil kesimpulan bahwa ghibah akan menimbulkan dosa jika kita terus melanjutkannya. Misalnya ketika kita ghibah di dalam hati tentang orang yang menyebalkan, dan kita melanjutkannya dengan pikiran negatif lain, seperti betapa menyebalkannya dia, sikap-sikap menyebalkan yang lainnya, berapa orang yang telah dibuatnya sebal, dan sebagainya, maka hal ini termasuk dosa.
Bisa Membuat Kita Terjerumus Dalam Dosa Ghibah dan Maksiat
Lebih lanjut, Imam An Nawawi menjelaskan, terlalu larut dengan pikiran negatif tentang orang lain bisa mendorong seseorang pada perbuatan ghibah sungguhan dan perbuatan maksiat semacamnya. Maka wajib bagi kita untuk mencegahnya dengan mengalihkan pikiran tersebut kepada hal lain, dan memikirkan hal atau potensi lain yang berbeda.
Ghibah Dalam Hati adalah Bisikan Syetan
Menurut Imam Al Ghazali, pikiran-pikiran negatif tentang orang lain atau ghibah dalam hati tersebut datangnya dari bisikan syetan. Karena itu, sudah seharusnya kita mengabaikan pikiran tersebut, karena setan adalah makhluk yang paling fasik.
Dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, Al Ghazali menjelaskan cara untuk mengatasi ghibah di dalam hati. Caranya adalah dengan melakukan tabayyun. Melakukan tabayyun berguna agar kita tidak sampai menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, yang akhirnya membuat kita menyesal.
Lalu bagaimana cara menentukan apakah pikiran yang muncul termasuk negatif atau positif? Menurut Imam Al Ghazali, salah satu tanda jika kita berpikiran negatif pada seseorang adalah ketika hati berubah menilai seseorang menjadi buruk karena sesuatu yang telah ia lakukan.