Melihat maraknya gerakan kelompok pro kekerasan dan terorisme di dunia maya membuat anak muda rentan terhadap gerakan radikal tersebut. Secara demografi, generasi milenial memang mendominasi di dunia maya, dan saat ini banyak konten-konten yang berisi pesan tentang pro kekerasan di media sosial. Saat ini, kelompok radikal terorisme mulai menggunakan dunia maya sebagai sarana untuk menyebarkan propaganda, indoktrinasi, hingga perekrutan.
Peace Generation menangkap adanya peluang positif di balik maraknya pesan kekerasan tersebut. Ia ingin berbalik menjadikan dunia maya sebagai sarana untuk menyebarkan kedamaian dan toleransi.
Tentang Peace Generation
Peace Generation adalah sebuah organisasi yang digagas oleh Irfan Amalee dan Eric Lincoln. Organisasi tersebut mempromosikan perdamaian melalui media yang kreatif. Pertemuan Irfan dengan Eric bermula saat Irfan mengikuti kursus bahasa Inggris. Guru Irfan saat itu, adalah seorang native speaker asal Amerika yang bernama Eric Lincoln.
Pembicaraan mengenai pembentukan organisasi damai ini bermula saat Eric meminta Irfan membuat satu kalimat dengan menggunakan kata “hate”. Saat itu, Irfan membuat kalimat “I hate your president”. dengan lantang. Saat itu memang sedang santer berita tentang serangan Amerika ke Timur Tengah. Eric yang berasal dari Amerika tersebut merasa bahwa kalimat Irfan berasal dari hati. Eric kemudian mengajak Irfan berbicara. Eric bertanya mengapa Evan begitu membenci negaranya.
Perbincangan antara Erik dan Irfan inilah yang kemudian melahirkan sebuah gerakan pecinta damai yang disebut Peace Generation. Mereka bertujuan menciptakan kedamaian dengan menghapuskan stereotip buruk yang menyebar, baik dari mulut ke mulut, maupun dari keturunan.
Menargetkan Dunia Maya
Saat ini, Peace Generation menargetkan dunia maya sebagai sarana menyebarkan kedamaian. Mereka kini tengah gencar membuat konten-konten untuk disebarkan di dunia maya dalam bentuk gambar, tulisan, video, maupun game. Agar konten tersebut dapat diterima oleh generasi muda, mereka mengusahakan untuk mengutamakan kualitas konten.
Menyebarkan Perdamaian Lewat Game
Semua konten yang dibuat harus memiliki metode yang bagus dan kreatif. Peace Generation sendiri saat ini banyak berkampanye tentang kebaikan dan kedamaian lewat platform game. Game dipilih karena dianggap lebih menarik perhatian anak muda dengan permainan yang menarik dan menantang.
Peace Generation menganggap bahwa kaum milenial saat ini sangat dekat dengan game. Dalam konferensi pers 25 April lalu, Irfan Amalee Mengatakan bahwa game sudah jadi bahasa anak muda. Menurutnya, game sebenarnya adalah pola pembelajaran atau penularan gagasan dengan pengalaman. Jadi Irfan berharap dapat menyebarkan perdamaian, bukan dengan pengajaran dan bukan dengan ceramah, melainkan lewat game.
Game yang digagas oleh Peace Generation ini akan menyelipkan nilai-nilai kebaikan seperti toleransi, menghargai perbedaan, dan nilai-nilai lain yang baik. Irfan memastikan bahwa game bisa berpengaruh baik pada perubahan di kalangan kelompok milenial.
Metode mengkampanyekan perdamaian lewat game ini juga dilakukan oleh Wahid Foundation. Wahid foundation menggagas sebuah board game yang diberi nama Negeri Kompak. Permainan yang mirip dengan ular tangga ini dirancang sedemikian rupa, sehingga ada pesan-pesan untuk menanamkan nilai toleransi pada anak-anak yang bermain dengan board game ini.