Cangkang seafood ternyata bisa membantu menyelamatkan lingkungan. Dilansir dari BBC Indonesia, makanan laut atau seafood seperti lobster, ternyata bisa menjadi solusi bagi masalah sampah plastik.
Plastik dari Cangkang Seafood
Sebuah perusahaan rintisan di London, berhasil mengembangkan plastik berbahan dasar alami dari cangkang lobster. Bioplastik ini dibuat dengan memanfaatkan biopolimer bernama chitin yang terdapat di dalam cangkang seafood.
Memerlukan Beberapa Tahap
Untuk membuat bioplastik tersebut, diperlukan beberapa langkah. Langkah pertama adalah dengan menghancurkan cangkang agar chitin dapat diekstraksi menjadi bubuk chitosan. Chitin sendiri merupakan senyawa berserat yang menyusun eksoskeleton dari spesies crustacea.
Bubuk chitosan tersebut kemudian ditambahkan ke dalam cuka. Proses ini dilakukan untuk membuat bahan bioplastik. Campuran antara bubuk chitosan dengan cuka akan menghasilkan cairan kental yang bisa dicetak menjadi kantong plastik.
Bioplastik yang Memiliki Banyak Kelebihan
Bioplastik ini ternyata memiliki berbagai macam kelebihan. Dijelaskan oleh salah seorang pendiri Shellworks, Amir Afshar, plastik tersebut memiliki kemampuan antibakteri dan antijamur. Karena itulah bioplastik ini sangat aman jika digunakan untuk menyimpan makanan, tidak seperti plastik biasa yang banyak dijumpai sekarang.
Setelah dipakai bioplastik, ini juga bisa berfungsi sebagai pupuk, Kita hanya perlu memotongnya dan menyebarkannya di pot tanaman. Dengan begitu, tanaman akan menjadi lebih subur.
Bahan Baku Melimpah
Bahan baku pembuatan bioplastik ini merupakan cangkang lobster. Ternyata, bahan baku pembuatannya cukup melimpah. Sebuah restoran lobster bisa menghasilkan 7,5 kantong plastik per tahun. Bayangkan jika seluruh restoran lobster di dunia bekerja sama untuk membuat bioplastik. Maka bioplastik akan semakin banyak dikenal sebagai alternatif kemasan yang ramah lingkungan.
Shellwork, Perancang Mesin Pembuat Bioplastik dari Cangkang Seafood
Shellworks sendiri didirikan oleh 4 orang perancang dari Royal College of Art dan Imperial College. Mereka adalah Ed Jones, Insiya Jafferjee, Amir Afshar, dan Andrew Edwards. Mereka menciptakan mesin yang bisa merubah sampah seafood menjadi bioplastik, yang bisa didaur ulang dan mudah diurai.
Ada 5 mesin yang berhasil mereka ciptakan yaitu Shelly, Sheety, Vaccy, Dippy, dan Drippy. Masing-masing mesin memiliki peran dalam proses mengubah cangkang lobster atau crustacea menjadi bioplastik. Rangkaian mesin-mesin itu juga memungkinkan mereka menghasilkan berbagai macam plastik sesuai dengan ketebalan, fleksibilitas, dan kejernihan yang diinginkan.
Tantangan yang Dihadapi
Para ilmuwan juga berharap agar bioplastik ini bisa digunakan untuk berbagai produk sekali pakai. Namun, dibalik itu, ada juga pihak-pihak yang meragukan keberhasilan bioplastik ini. Beberapa kalangan menganggap bioplastik dari lobster tidak akan cepat terwujud dan digunakan oleh banyak orang. Penyebabnya adalah karena biaya produksi bioplastik jauh lebih mahal dari produksi plastik yang banyak digunakan saat ini. Akibatnya, banyak pemilik usaha akan lebih memilih plastik biasa yang lebih murah.
Kondisi tersebut sebenarnya cukup mengkhawatirkan. Para ilmuwan memperkirakan pada tahun 2050, bumi diperkirakan akan memiliki lebih banyak sampah plastik di laut ketimbang ikan. Data PBB sendiri menunjukkan bahwa dunia memproduksi 500 miliar kantong plastik per tahun. 8 juta ton kantong plastik tersebut kebanyakan berakhir di laut.
Kalau kamu, tertarik menggunakan bioplastik ini?