Saat masuk Islam, Umar Bin Khattab berusia antara 30 hingga 35 tahun. Beliau masih memiliki tubuh yang kuat dan keberanian yang memuncak. Kala itu, Umar Bin Khattab mendatangi Rasulullah untuk menyatakan diri beriman kepada Allah dan Rasulullah.
Masuknya Umar Bin Khattab ke dalam Islam adalah hal yang memang diharapkan oleh Rasulullah saw. Rasulullah pernah berdoa, “Ya Allah, perkuat Islam dengan Abdul Hakam bin Hisyam (Abu Jahal) atau Umar Bin Khattab”. Rupanya, Umar Bin Khattab yang menerima hidayah dari Allah SWT dan akhirnya masuk Islam.
Umar Bin Khattab, yang masih memiliki tubuh kuat dan keberanian yang memuncak, membuat dakwah Islam menjadi lebih kuat, sesuai dengan harapan Rasulullah SAW.
Umar Bin Khattab Menemui Abu Jahal
Usai menemui Rasulullah, untuk menyatakan diri beriman kepada Allah dan Rasulullah, Umar Bin Khattab menemui Abu Jahal keesokan harinya. Kedatangannya ke rumah Abu Jahal adalah untuk memberi tahu bahwa dirinya telah mengakui dan memeluk Islam.
Kedatangan Umar Bin Khattab ini awalnya disambut baik oleh Abu Jahal. Akan tetapi setelah Umar Bin Khattab memberitahu hal yang ingin disampaikannya, Abu Jahal naik pitam dan langsung mengusir Umar bin Khattab sambil membanting pintu. Umar Bin Khattab juga menerima sumpah serapah dari Abu Jahal.
Bukan hanya Abu Jahal yang ingin diberitahu tentang keislamannya. Umar Bin Khattab juga merasa perlu mengabarkannya kepada seluruh penduduk Mekkah saat itu. Akan tetapi, Umar Bin Khattab tidak ingin kabar tersebut datang dari dirinya. Ia memilih menggunakan lisan Jamil bin Makmur Ma’mar al-Jumahi. Kala itu, Jamil merupakan seseorang yang paling cepat menyebarkan berita. Jamil akan langsung mengumumkan berita yang didapatnya kepada seluruh penduduk Mekkah.
Umar Bin Khattab Mengabarkan pada Penduduk Makkah
Setelah Umar bin Khattab mengabarkan keislamannya kepada Jamil, Jamil kemudian segera menuju pelataran Ka’bah. Sementara itu, Umar Bin Khattab mengawasi Jamil dari belakangnya. Jamil berteriak dengan keras dan menggumumkan bahwa Umar Bin Khattab telah meninggalkan agama leluhurnya.
Suara keras Jamil akhirnya menarik perhatian orang-orang yang ada di sekitar Ka’bah. Mendengar kabar yang disampaikan oleh Jamil, yang sebenarnya meleset, Umar Bin Khattab kemudian menyanggah perkataan Jamil. Beliau menegaskan bahwa sudah masuk Islam dan bersaksi bahwa tiada Tuhan dan Muhammad hamba dan Rasul Allah.
Serangan Penduduk Makkah pada Umar
Mendengar perkataan Umar itu, masyarakat Makkah kemudian menjadi ramai dan mulai menuduh macam-macam kepada Umar Bin Khattab. Cukup lama masyarakat menyerang Umar Bin Khattab, bahkan hingga matahari terbit dan meninggi. Masyarakat Makkah kala itu mengelilingi Umar Bin Khattab yang duduk karena lelah melawan serangan mulut orang-orang Makkah.
Walaupun lelah, Umar Bin Khattab tidak gentar. Ia bahkan berkata bahwa jika umat Islam mencapai 300 orang nantinya, maka umat Islam akan meninggalkan Mekah atau kaum musyrik yang akan meninggalkan Mekah.
Suasana yang tegang itu kemudian ditengahi oleh Al As Bin Wa’il dari Bani Sahm. Pria tua itu berusaha mencegah terjadinya pertumpahan darah. Ia kemudian mengatakan bahwa Islamnya Umar Bin Khattab adalah urusannya sendiri, jadi tidak ada yang berhak mencampuri hal tersebut. Bahkan Al As juga menawarkan untuk melindungi Umar Bin Khattab, karena Bani Sahm dan Bani Adi bin Ka’ab (klan asal Umar Bin Khattab) telah bersekutu sejak zaman Jahiliyah.
Dakwah Islam Menjadi Lebih Terbuka
Masuknya Umar Bin Khattab dalam Islam membuat dakwah Islam yang tadinya dilakukan sembunyi-sembunyi menjadi lebih berani atau terang-terangan. Umar Bin Khattab juga yang mengusulkan agar umat Islam beramai-ramai memasuki area Ka’bah. Saat itu, ada dua rombongan, yaitu rombongan pertama yang dipimpin oleh Umar Bin Khattab, dan rombongan kedua yang dipimpin oleh Hamzah.
Masyarakat Makkah tidak berani mendekati, apalagi mengganggu umat Islam. Hadirnya Umar dan Hamzah dalam rombongan tersebut membuat masyarakat Makkah takut untuk mendekati umat Islam. Keduanya memang merupakan pemuda Quraisy yang dikenal perkasa dan kuat. Tidak lama setelah itu, muncullah wahyu dari Allah kepada Rasulullah untuk menyebarkan Islam secara terang-terangan.