Orang tua pasti ingin yang maksimal untuk anaknya. Mereka pasti menginignkan semua hal-hal positif pada anaknya. Namun sayangnya, hal itu terkadang justru membuar para orang tua jadi mudah tidak bersyukur.
Semua manusia pada dasarnya tidak ada yang sempurna. Demikian juga terhadap kondisi anak kita. Orang tua memang harus menerima kenyataan jika seringkali masih terdapat beberapa kelemahan atau mungkin sisi kurang pada anaknya.
Namun demikian, janganlah hal itu dijadikan dalih untuk membuat para orang tua tidak bersyukur atas kondisi anaknya. Sekali lagi, manusia tidak ada yang sempurna, demikian juga akan kondisi anak kita.
Terkadang memang ada sisi negatif dari anak yang harus dengan lapang dada diterima orang tua. Kadang kala, mungkin para orang tua ada yang mendpati anaknya sampai usia 5 tahun belum bisa membaca. Padahal, ketika mereka melihat anak temannya, ada yang di usia 3 tahun sudah pandai membaca quran, bahkan usia 4 tahun sudah pandai membaca dan berhitung dengan sangat pintar.
Atau ada juga mungkin para orang tua yang mendapati bakat menggambar anaknya tidak bagus. Sedangkan mereka melihat ada anak lain yang dalam usai 3 tahun pandai mewarnai dengan sangat cantik, yang lain lagi jadi peserta terbaik acara ini itu.
Atau mungkin orang tua akan cukup kecewa ketika melihat ada anak lain yang IQnya tinggi, sudah bisa juara berbagai lomba di usia dini, sedangkan anaknya masih kesulitan dalam menerima pelajaran sekolah sehari-hari.
Memang, terkadang para orang tua belum bisa melihat bakat anaknya pada usia dini. Seakan tak tampak satu pun hal yang menjadi suatu nilai lebih bagi anaknya. Apalagi bila usianya masih balita, orang tua hanya mendapati anaknya sering menangis.
Dan yang yang tak kalah menyedihkan jika perkembangan anaknya pun dinilai lambat. Seperti telat bisa bicara, telat bisa membaca. Atau mungkin pertumbuhan badan anaknya juga tak semaksimal anak-anak lain.
Jika mendapati kenyataan demikian, apakah para orang tua akan bersedih hati? Jika ada perasaan sedih karena sedikit khawatir jika aka nada sesuatu pada anaknya, itu masih wajar. Karena justru itu merupakan bentuk rasa peduli orang tua pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Memang tidak ada salahnya jika para orang tua bertanya dan mencari tahu ketika banyak anak-anak lain yang memiliki kelebihan yang tak tampak pada anaknya. Namun ada hal yang harus diperhatikan. Jangan sampai kekurangan pada sang anak membuat orang tua tidak merasa bersyukur karena kondisi anaknya.
Terkadang para orang tua pun harus berbesar hati kala mendapati anaknya kurang di beberapa sisi. Memang tidak salah jika orang tua berusaha memperbaiki kekurangan anaknya yang ada di beberapa sisi, agar potensinya lebih maksimal. Namun yang jangan sampai dilakukan, jika orang tua sudah memaksakan kehendak.
Apalagi jika orang tua berani memaksa anak hanya untuk menjadi seperti yang diinginkan, hanya karena kebanggaan orang tua tanpa mau memikirkan perkembangan mental sang anak. Sekali lagi ditekankan, jika tiap anak pasti punya plus minus masing-masing.
Justru akan berdampak buruk jika orang tua memaksakan anaknya memiliki kelebihan di satu sisi tertentu hanya demi kebanggaan mereka. Padahal kondisi fisik dan mental anak tak mendukungnya. Justru itu bisa menimbulkan dampak buruk pada perkembangan anak.
Jadi mulai sekarang, biasakanlah menjadi orang tua yang bersyukur atas keberadaan anak. Anggapa anak adalah suatu berkah. Tak peduli apa pun kondisinya. Ingin membuat anak memiliki banyak kelebihan justru bagus. Tapi harus diperhatikan juga kondisi fisik dan mental sang anak.
Jangan sampai memaksakan kelebihan di satu sisi tertentu pada anak yang mana kondisi fisik dan mentalnya tak mendukung. Tidak ada orang yang bisa lebih dalam segala hal. Bahkan untuk orang dewasa sekali pun. Jadi lebih bijak untuk bisa fokus dan mengerti kelebihannya. Fokus untuk makin menggali dan mengasah hal yang memang menjadi kelebihan sang anak.
Dan yang lebih penting, tanamkanlah pemahaman pada anak agar senantiasa bertaqwa dan taat menjalankan perintah Allah. Karena untuk membentuk ketaqwaan serta ketaatan pada Allah, tidak ditentukan oleh bakat. Melainkan oleh kemauan dan juga penanaman habbit. Apaguna anak memiliki bakat selangit di banyak hal, tapi tidak memiliki ketaqwaan serta ketaatan pada perintah Allah. Jadi, orang tua jangan sampai salah fokus ya.