Bulan Ramadhan akan tiba dua hari lagi. Sudahkah kita bersiap agar kualitas ibadah kita di Bulan Ramadhan terjaga? Agar ibadah di Bulan Ramadhan berkualitas, kita harus menjaga adab-adab, sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Al Ghazali. Di bawah ini adalah 5 adab berpuasa menurut Imam Ghazali.
- Mengkonsumsi Makanan yang Baik
Makanan yang kita konsumsi saat puasa hendaknya merupakan makanan yang baik. Khususnya di Bulan Ramadhan, bulan yang penuh kemuliaan. Baik dalam pandangan Islam tentunya adalah halalan thayyiban. Selain halal, tidak diharamkan dan dibeli dengan uang halal, makanan juga harus thayyib. Thayyib artinya baik, tidak mengakibatkan mudharat bagi tubuh (menyehatkan).
Saat berpuasa, kita seringkali tergoda untuk mengkonsumsi beragam makanan saat berbuka. Pada dasarnya, semua makanan yang kita peroleh Insya Allah halal dan bergizi. Akan tetapi, cara kita menyantapnya yang akan membuat makanan tersebut memberi dampak negatif bagi tubuh. Misalnya mengkonsumsi makanan yang terlalu manis atau dingin saat berbuka, ditambah dengan kandungan lemak yang tinggi. Belum lagi porsi yang lumayan banyak karena merasa sangat lapar saat berbuka.
Karena itu, penting bagi kita untuk tetap memperhatikan adab ini saat berpuasa. Jangan sampai pahala kita berkurang karena kita mengabaikan kesehatan dengan mengkonsumsi makanan yang kurang baik.
- Menghindari Perselisihan
Orang-orang yang sedang berpuasa, terutama puasa Ramadhan, harus senantiasa menghindari perselisihan. Kita disarankan menjaga kesucian Bulan Ramadhan agar tidak ternoda dengan perselisihan atau pertengkaran yang merusak silaturahmi.
Di bulan puasa, kita memang mendapatkan ujian lebih. Selain lapar dan dahaga, cuaca yang panas juga menjadi faktor emosi cepat naik. Jika tidak mampu menahan hawa nafsu, kita akan terpancing untuk marah saat ada hal yang tidak menyenangkan.
Untuk menghadapi hal ini, kita sebaiknya mengikuti petunjuk Rasulullah SAW. Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah bersabda, “dan jika seseorang mengajak bertengkar atau mencela, maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa (Ucapkan dua kali)”. Menurut para ulama, mengucapkan “aku sedang berpuasa” ini ditujukan untuk menyatakan ketidaksanggupan untuk berselisih dengan pihak lain saat bulan Ramadhan.
- Menjauhi Ghibah
Membicarakan orang lain atau ghibah merupakan perbuatan yang dilarang. Baik di hari biasa, terlebih di Bulan Ramadhan. Dosa ghibah tidak main-main. Seluruh pahala ibadah kita akan diberikan kepada orang yang kita bicarakan, sementara dosa mereka akan ditimpakan kepada kita. Rugi sekali, bukan? Karena itu, sebisa mungkin kita harus menjaga lisan agar tidak tergelincir pada ghibah. Jika sedang berkumpul dengan teman-teman, alihkan segera topik tentang ghibah dengan topik-topik umum dan diskusi yang lebih bermanfaat.
- Menolak Dusta
Dusta atau bohong adalah perbuatan yang akan membawa kita pada kejelekan selanjutnya. Jika seseorang berbohong, maka ia akan berusaha membuat kebohongan lainnya untuk menutupi kebohongan yang telah dibuatnya. Padahal, berkata dusta atau bohong bisa mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa.
Jangan biarkan kualitas ibadah kita rusak karena kita tergelincir mengatakan dusta. Rasulullah berpesan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh At Thabrani, yaitu “Takutlah kalian terhadap bulan Ramadhan, karena pada bulan ini, kebaikan dilipatgandakan sebagaimana dosa juga dilipatgandakan”. Jangan sampai rugi besar, ya.
- Tidak Menyakiti Orang Lain
Menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun verbal, adalah ha yang dilarang. Keduanya merupakan perbuatan yang membuat kita mendapatkan dosa. Seorang muslim adalah orang yang tidak akan melukai hati dan fisik saudaranya.
Dosa yang kita dapat setelah menyakiti orang lain tentu akan merusak kualitas ibadah kita. Karena itu, kita harus sebisa mungkin menjaga lisan, tangan, kaki, dan indra lain agar tidak menyakiti orang lain. Jika berhasil membiasakan hal ini, selepas Ramadhan, kita akan menjadi pribadi yang lebih baik.