Pernikahan merupakan petunjuk yang diberikan Allah SWT kepada manusia, untuk menjalin cinta dalam ikatan yang suci. Rasa cinta dalam diri manusia merupakan pemberian dari Allah. Allah pula yang menumbuhkan rasa ketertarikan seorang manusia kepada lawan jenisnya. Karena itulah manusia diperintahkan untuk menikah agar manusia merasa tentram.
Menikah Untuk Menentramkan Hati
Dalam surat Ar Rum ayat 21, Allah berfirman “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” Jadi menikah memang ditujukan agar kita merasa tentram dan tumbuh rasa kasih dan sayang.
Melanjutkan Generasi Muslim
Selain membuat hati menjadi tentram, pernikahan juga merupakan hal yang penting bagi kehidupan umat manusia. Dari pernikahan inilah akan lahir generasi baru yang akan melanjutkan kehidupan manusia di dunia. Kehadiran generasi baru juga sekaligus melanjutkan dakwah muslim.
Pernikahan Bernilai Ibadah, Jika…
Menurut para ulama, pernikahan menjadi ibadah jika disertai dengan niat yang baik. Bahkan pernikahan bisa termasuk dalam perkara mubah, yang tidak ada pahalanya, jika tujuannya hanya sekadar main-main, mencari kesenangan, mendapatkan harta, dan sebagainya.
Menata Hati dengan Niat Baik Sebelum Menikah
Walaupun cinta dan ketertarikan kepada lawan jenis merupakan fitrah manusia, namun kita disarankan untuk menata hati dan menyiapkan niat yang baik saat ingin menikah.
Di bawah ini adalah niat-niat yang baik untuk menikah sebagaimana diajarkan oleh para ulama.
- Menegakkan sunnah
- Memejamkan pandangan dari perkara yang haram
- Niat cinta kepada Allah
- Berusaha menghasilkan anak untuk keberlangsungan manusia
- Niat mencintai Rasulullah SAW dalam memperbanyak orang yang akan dibanggakan oleh Beliau
- Niat menikah untuk mendapatkan berkah doa anak soleh setelah tiada
- Niat menikah agar terjaga dari syetan yang memenuhi hasrat yang tidak bisa dikendalikan
- Niat untuk mencegah godaan-godaan
- Niat menjaga farji (kemaluan) dari perbuatan-perbuatan hina (zina)
- Niat untuk membahagiakan hati dengan duduk bersama istri, memandang dan bergurau dengannya, agar menyenangkan dan menguatkan hati untuk beribadah.
- Niat seperti yang diminati oleh hamba-hamba Allah yang sholeh dan para ulama yang mengamalkan ilmunya.
