1
News

Unik, Ini 4 Tradisi Daerah di Indonesia untuk Menyambut Bulan Ramadhan

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya. Budaya-budaya khas di tiap daerah akan menghasilkan tradisi yang unik dan menarik untuk disaksikan. Salah satunya adalah tradisi untuk menyambut bulan Ramadhan. Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Wilayah yang luas, serta budaya yang beragam, membuat masing-masing daerah mengekspresikan kegembiraan menyambut Ramadhan dengan cara berbeda. Berikut adalah 4 tradisi menyambut Bulan Ramadhan yang ada di Indonesia.

  1. Tradisi Meugang, Aceh

Provinsi di ujung barat Indonesia ini memiliki tradisi Meugang untuk menyambut Bulan Ramadhan. Tradisi Meugang di Aceh ini dilaksanakan dua hari sebelum hari pertama Bulan Ramadhan.

Meugang merupakan tradisi menyantap daging bersama. Sudah 400 tahun tradisi ini dilakukan oleh warga di Aceh. Tradisi Meugang membuat semua masyarakat bergembira, tanpa mempedulikan status. Baik yang kaya atau miskin, semuanya akan membeli daging dan disantap bersama keluarga untuk menyambut Ramadhan.

  1. Dhandangan, Kudus

Tradisi di Kudus ini sudah ada sejak 450 tahun lalu, pada masa Sunan Kudus. Tradisi ini bermula dari bedug di Menara Kudus yang ditabuh oleh Sunan Kudus, untuk menandakan bahwa keesokan harinya adalah hari pertama Bulan Ramadhan. Bedug tersebut berbunyi “Dhang-dhang-dhang”, dan membuat orang-orang berkumpul di sekitar Menara Kudus. Berkumpulnya orang-orang ini membuat daerah sekitar Menara Kudus menjadi ramai, sehingga banyak orang yang menjajakan dagangannya.

Kini, Dhandangan menjadi festival pasar rakyat yang paling ditunggu di Kudus. Selain ramai oleh orang yang berjualan, Dandhangan juga diisi oleh pentas budaya. Pentas yang diselenggarakan secara kolosal ini mempertunjukan sejarah akulturasi budaya Islam, Jawa, Hindu, dan Tiongkok yang ada di Kudus.

  1. Dugdheran, Semarang

Bulan Ramadhan juga disambut dengan meriah oleh warga Semarang. Mereka mengadakan festival Dugdheran untuk menyambut datangnya bulan suci. Festival ini berisi pasar malam, serta pawai dan karnaval.

Puncak acara biasanya ada di sehari sebelum tanggal 1 Ramadhan. Warga akan berkumpul di daerah Simpang Lima untuk melihat karnaval. Selain karnaval, banyak juga pedagang yang menjajakan berbagai macam makanan, minuman, souvenir, serta mainan tradisional yang identik dengan pawai yang digelar.

  1. Pawai Obor, Garut dan Cirebon

Di Jawa Barat, khususnya Garut dan Cirebon, pawai obor merupakan cara untuk menyambut Bulan Ramadhan. Tradisi tahunan ini bahkan sangat ditunggu-tunggu oleh warga setempat.

webinar umroh.com

Untuk warga di Cirebon, ribuan warga akan berkumpul di depan Balai Kota Cirebon. Mereka membawa obor masing-masing dan akan berjalan berkeliling kota. Walaupun rute pawai cukup jauh, masyarakat akan mengikutinya dengan antusias. Mereka akan mengumandangkan shalawat dan takbir di sepanjang perjalanan.

Lain di Cirebon, lain di Garut. Warga Garut akan melaksanakan pawai obor usai shalat Isya’ berjamaah di Masjid Agung Garut. Mereka akan berjalan di jalan utama Kota Garut, dan berakhir di Alun-alun Garut.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.