1
News

Duka Warga Gaza di Awal Ramadhan : Puluhan Nyawa Melayang, Ratusan Rumah Hancur

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Ketegangan di Gaza menewaskan 31 orang warga Palestina. Peristiwa tersebut dipicu situasi yang kian memanas antara kelompok militan dan Israel di Jalur Gaza.

Bermula dari Protes di Jalur Gaza

Semuanya bermula pada Jumat, 3 Mei 2019 lalu, setelah tentara Israel menewaskan empat orang Palestina di Gaza. Saat itu, warga Palestina di Gaza memprotes penerapan blokade di wilayah tersebut. Seorang pria Palestina yang bersenjata menembak dan melukai dua tentara Israel.

Serangan Udara Balasan dari Israel, yang Dibalas Roket oleh Milisi Hamas

Israel kemudian membalasnya dengan serangan udara yang menewaskan militan Hamas. Selama dua hari setelahnya, ratusan roket diluncurkan dari Gaza menuju Israel. Sekitar 430 roket ditembakkan para milisi Palestina sejak Sabtu, 4 Mei 2019.

Tentara Israel kemudian membalas dengan kepungan serangan udara dan artileri. Dalam peristiwa itu, 4 orang warga Israel juga tewas karena serangan roket dari Gaza. Tiga orang di antaranya merupakan warga sipil berkewarganegaraan Israel, sementara satu orang belum diidentifikasi identitasnya.

Gencatan Senjata Dimulai Senin Dini Hari

Gencatan senjata mulai dilakukan pada Senin dini hari. Saat itulah warga Palestina di Gaza mulai mengumpulkan puing-puing dan harta benda yang tersisa.

webinar umroh.com

Dilansir dari Middle East Eye, sebanyak 130 apartemen hancur dan 700 lainnya rusak dalam serangan mematikan itu. Sementara itu,sebanyak 31 warga Palestina tewas akibat serangan tersebut. Sembilan orang di antaranya merupakan milisi dari Hamas atau kelompok Jihad Islam.

Menyambut Ramadhan dengan Duka

Serangan Israel ini jelas membuat warga muslim di Gaza tidak bisa menyambut Ramadhan dengan suka cita. Mereka harus kehilangan tempat tinggal, keluarga, bahkan nyawa.

Kesedihan dirasakan oleh Siham Hassouna yang berusia 56 tahun. Ia bercerita pada Middle East Eye bahwa Jumat lalu, putrinya yang bernama Iman masih menghubunginya. Putrinya itu mengundang Hassouna untuk berbuka puasa (Iftar) di rumahnya, bersama dengan suami dan anaknya, Maria yang masih berusia 4 bulan. “Ia telah meninggal dan aku kehilangan segalanya”, tutur Hassouna.

Di antara korban meninggal di Gaza memang terdapat nama Iman, yang berusia 30 tahun. Ia tewas di apartemen bersama dengan suaminya, Ahmad Al Aghazali yang berusia 31 tahun, serta putrinya, Maria, yang berusia 4 bulan. Apartemen keluarga Iman terletak di sisi utara Gaza, di Beit Lahiya. Korban yang meninggal termasuk dua orang wanita yang sedang hamil. Siham Hassouna mengatakan putrinya itu telah membeli pakaian Idul Fitri untuk bayinya.

Sementara itu, Salim al-Hindi, seorang ayah dari empat orang anak, kehilangan tempat tinggalnya. “Kehilangan rumah rasanya seperti kehilangan jiwa”, tuturnya. Kini ia dan keluarganya tidak memiliki tempat tinggal. Al Hindi masih kesulitan mencari tempat tinggal untuknya dan keluarganya. Saat ini, ia tinggal di rumah saudara yang bersedia menampungnya. Namun ia tidak bisa bergantung selamanya kepada saudaranya itu. “Aku tidak memiliki pekerjaan, dan aku tidak punya uang untuk menyewa rumah baru yang nyaman”, ujar Al Hindi.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.