Thawaf adalah salah satu ritual ibadah haji, di mana jamaah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Dalam pelaksanaanya, hitungan thawaf dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad, dan Ka’bah harus selalu ada di sebelah kiri.
Umroh.com merangkum, asal-usul thawaf dimulai ketika Allah hendak menjadikan manusia khalifah di muka bumi. Malaikat kemudian khawatir manusia akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah. Kisah tersebut direkam dalam Al Qur’an di surat Al Baqarah ayat 30. Dalam surat tersebut, Allah berfirman, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’.
Mau tabungan umroh? Download aplikasinya di sini, bisa punya kesempatan umroh gratis juga lho!
Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’. Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’.”
MendengarNya, Malaikat langsung bersujud karena merasa takut terhadap murka Allah. Mereka bersujud dan menangis, agar Allah mengampuni dari murkaNya. Selain bersujud dan memohon ampun, para malaikat kemudian mengelilingi Arsy cukup lama.
Dibangun Baitul Makmur di Bawah Arsy
Melihat hal tersebut, Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang kemudian menurunkan rahmat kepada para malaikat. Allah kemudian menciptakan tempat yang disebut Baitul Makmur, yang berada tepat di bawah Arsy. DiperintahNya para malaikat tahawaf (mengelilingi) rumah tersebut dan meninggalkan Arsy. Malaikat pun mematuhi perintah Allah dan melakukan thawaf mengelilingi Baitul Makmur. Ada 70.000 malaikat yang thawaf di Baitul Makmur dalam satu hari satu malam.
Allah lalu memerintah malaikat-malaikat turun ke bumi untuk membangun rumah seperti Baitul Makmur. Seluruh malaikat dan makhluk di bumi kemudian diperintah Allah untuk mengelilingi rumah tersebut, sebagaimana malaikat penghuni langit melakukan thawaf di Baitul Makmur. Tempat di bumi itu kemudian menjadi tempat bertaubat bagi para penghuni bumi.
Punya rencana umroh bersama sahabat terdekat? Caranya mudah, cukup dengan lakukan hal ini!
Perintah kepada Nabi Adam untuk Melakukan Thawaf
Saat Nabi Adam dihukum dan diturunkan ke bumi, Allah memerintahnya untuk menuju sebuah daerah di Bakkah, tempat dibangunnya rumah yang serupa dengan Baitul Makmur. Nabi Adam kemudian berjalan ke arah barat melewati Syam, hingga sampai di Bakkah. Di sana, Nabi Adam melakukan thawaf bersama para malaikat.
Saat sampai di Multazam, Malaikat Jibril berkata kepada Nabi Adam, “Wahai Nabi Allah, akuilah semua dosamu di tempat ini kepada Tuhanmu”. Sesuai petunjuk Malaikat Jibril itu, Nabi Adam kemudian memohon ampun kepada Allah. Dengan rahmatNya, Allah kemudian mengampuni Nabi Adam.
Allah Memerintahkan Nabi Ibrahim dan Ismail Menunaikan Haji
Perintah haji ini kemudian juga diturunkan kepada Nabi Ibrahim. Allah SWT memerintah Nabi Ibrahim menunaikan ibadah haji bersama Ismail. Mereka akhirnya menuju ke Tanah Haram atau Mekkah dengan didampingi Malaikat Jibril. Sesampai di Tanah Haram, Jibril meminta Nabi Ibrahim untuk turun dari unta, lalu mandi sebelum memasuki Tanah Haram.
Setelah itu, Malaikat Jibril mengajarkan urutan ritual untuk melaksanakan ibadah haji. Jibril memerintahkan Nabi Ibrahim dan Ismail mengucapkan kalimat talbiyah, lalu membawa mereka ke bukit Safa. Kala itu, Malaikat Jibril berdiri di antara Nabi Ibrahim dan Ismail sambil menghadap Ka’bah. Jibril kemudian bertakbir, bertahmid, dan memuji Allah. Setiap Jibril selesai mengucapkan satu kalimat pujian, Nabi Ibrahim dan Ismail mengikuti apa yang diucapkannya. Segala yang dilakukan Malaikat Jibril diikuti, termasuk ketika Jibril maju sambil memuji dan mengagungkan Allah SWT. Sesampai di Hajar Aswad, Jibril mengusap-usap dan menciumnya. Malaikat Jibril kemudian melakukan thawaf bersama Nabi Ibrahim dan Ismail selama satu minggu.
Setelah Nabi Ibrahim kembali, Allah kemudian memerintahkan seluruh manusia untuk berhaji, sekaligus meminta Nabi Ibrahim membangun Ka’bah. Sebelumnya, bangunan Ka’bah masih berupa bongkahan-bongkahan batu.
Penaklukan Kota Mekkah dan Pengembalian Fungsi Ka’bah
Sebelum Muhammad SAW ditunjuk sebagai Rasul, orang Arab di jaman Jahiliyah membangun berhala di sekitar Ka’bah. Setelah Muhammad SAW ditunjuk sebagai Rasul, Ka’bah mulai dikembalikan fungsinya untuk beribadah dan menyembah kepada Allah, bukan kepada berhala.
Mulanya, tentu saja Rasulullah menghadapi banyak tantangan dari berbagai kalangan kaum Quraisy. Hingga akhirnya, pada tahun ke-8 Hijriyah, Mekkah berhasil ditaklukan kaum muslimin, atau yang dikenal dengan peristiwa Fathu Mekkah. Saat itulah kaum muslim membuang semua berhala yang ada di sekeliling Ka’bah, kemudian melakukan thawaf sebanyak tujuh kali. Kaum muslim saat itu melakukan tawaf untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah karena telah mengijinkan kaum muslimin menaklukan Mekkah.
Ka’bah kemudian kembali digunakan untuk beribadah kepada Allah. Di tahun 9 H, Rasulullah kemudian mengangkat Abu Bakar menjadi Amirul Hajj untuk mendampingi kaum muslimin yang ingin mengerjakan haji. Saat itu, Rasulullah tidak ikut karena masih terikat perjanjian Hudaibiyah yang melarang Nabi Muhammad memasuki Mekkah.