1
Sejarah Islam

Kisah Turunnya Wahyu Pertama di Gua Hira

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Sebelum diangkat menjadi Rasul, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam gemar menghabiskan waktu sendiri ketika bulan Ramadhan tiba.  Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memang sering merenung dan menyendiri ketika usianya hampir menginjak 40 tahun.

Biasanya, beliau mendaki bukit di Jabal Nur dengan membawa bekal berupa air dan roti. Di gunung itu, beliau berdiam diri di dalam sebuah gua kecil yang disebut Gua Hira.

Rasulullah Mengasingkan Diri dari Kaumnya

Perjalanan Rasulullah ke Jabal Nur dan Gua Hira ini adalah untuk mengasingkan diri dari kaumnya. Saat tinggal di gua tersebut di bulan Ramadhan, beliau sering menghabiskan waktu untuk beribadah dan merenung tentang kekuasaan Allah, yang telah menciptakan semesta dengan begitu sempurna.

Selama perenungan itulah, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sadar bahwa kaumnya sudah begitu terpuruk dan tersesat dalam kesyirikan. Akan tetapi saat itu Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam belum mengerti bagaimana cara menangani permasalahan tersebut.

Mendapat Tanda-Tanda Kenabian

Ketika Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam genap berusia 40 tahun, beliau mulai mendapat tanda-tanda kenabian. Tanda-tanda itu mulai muncul sejak di bulan Rabiulawal, ketika beliau genap berusia 40 tahun. Kala itu, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mendapatkan mimpi yang menjadi tanda-tanda kenabiannya.

Tanda-tanda lain adalah beliau pernah melihat sebuah batu di Mekkah mengucapkan salam kepadanya. Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dalam hadist tersebut, Rasulullah bercerita, “Sungguh aku mengetahui sebuah batu di Mekkah yang mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus (menjadi Nabi). Dan aku masih mengenalnya sampai sekarang”.

webinar umroh.com

Wahyu Pertama yang Turun dalam Kondisi Terjaga

Wahyu mulai turun kepada Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, ketika dalam kondisi terjaga, pada bulan Ramadhan. Saat itu, Allah mengutus Malaikat Jibril turun untuk membawa wahyu pertama kepada Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Aisyah, mulanya setelah Rasulullah mimpi, beliau merasa ingin menyendiri dan akhirnya menuju ke Gua Hira untuk ber-tahannuts. Tahannuts  adalah ibadah di malam hari dalam berapa waktu. Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian kembali lagi ke rumah dan menemui Khadijah. Beliau mempersiapkan bekal dan kembali lagi ke Gua Hira.

Saat itulah Malaikat Jibril datang dan berkata, “Bacalah”. Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun menjawab, “Aku tidak bisa membaca”. Malaikat Jibril kemudian memegang dan memeluk dengan kuat kemudian melepaskan pelukannya dan berkata lagi, “Bacalah”. Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kembali menjawab, “Aku tidak bisa membaca”.

Malaikat kemudian memegang dan memeluknya dengan sangat kuat lagi. Dilepaskannya lagi pelukan tersebut, kemudian meminta Muhammad dengan berkata, “Bacalah”. Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun menjawab lagi, “Aku tidak bisa membaca”.

Malaikat Jibril kemudian kembali memeluk dengan untuk yang ketiga kalinya.  Setelah pelukan itu dilepas, Malaikat Jibril berkata, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara pena. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. Itulah wahyu pertama yang turun kepada Rasulullah, yang tercantum dalam Surat Al Alaq ayat 1-5.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.