Harga minyak mentah dunia menguat sejak Rabu 15 Mei 2019 waktu Amerika Serikat. Faktor yang menyebabkan penguatan harga ini adalah meningkatnya tensi di wilayah Timur Tengah. Ketegangan yang terjadi berpotensi mengurangi pasokan minyak ke seluruh dunia.
Kenaikan Harga Minyak Mentah
Reuters melansir harga minyak mentah berjangka Brent pada Kamis, 16 Mei 2019, menguat 0,7% atau US$ 0.53. Harga minyak mentah dunia ini kini mencapai US$ 71,77 per barel.
Peningkatan harga juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI). Kenaikan yang dialami adalah sebesar 0,4% atau US$ 0,24. Harga minyak ini menjadi US$ 62,02 per barel.
Persediaan Minyak Mentah Amerika Ternyata Meningkat
Namun kenaikan harga minyak tersebut tidak membuat stok minyak mentah Amerika Serikat menurun. Dicatat oleh Badan Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat atau EIA, persediaan minyak mentah Amerika Serikat naik, bahkan mencapai level tertinggi sejak September 2017.
Kenaikan stok minyak mentah Amerika Serikat ini membengkak hingga 5,4 juta barel. Kenaikan ini sempat mengejutkan sejumlah analis yang telah memperkirakan bahwa Amerika akan mengalami penurunan stok minyak mentah sebanyak 800.000 barel.
Walaupun mengalami kenaikan, namun jumlah kenaikan tersebut ternyata masih lebih kecil jika dibandingkan dengan perkiraan dari Institut Perminyakan Amerika atau IPA. IPA memperkirakan Amerika Serikat bakal memiliki tambahan pasokan hingga 9 juta barel. Jumlah ini diperkirakan membantu mengangkat sentimen terhadap harga minyak.
Stok bensin Amerika Serikat sendiri mengalami penurunan. Diperkirakan terjadi penurunan sekitar 2%, yang melebihi perkiraan dari para ahli. Namun hal ini dapat membantu menjaga minyak mentah berjangka.
Harga Tetap Dipengaruhi oleh Stabilitas di Timur Tengah
Walaupun persediaan minyak mentah Amerika Serikat mengalami kenaikan yang disebabkan oleh meningkatnya impor, namun harga minyak mentah tetap dipengaruhi oleh geopolitik di Timur Tengah. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Lipow Oil Associates Andrew Lipow di Houston. Ketidakpastian yang terjadi di Timur Tengah akhirnya menimbulkan kenaikan pada harga minyak dunia.
Kenaikan Dipicu Serangan di UEA
Kenaikan harga minyak diperkirakan terjadi setelah pada Selasa 14 Mei lalu, Arab Saudi menyatakan dua fasilitas perminyakannya diserang drone peledak. Peledakan ini terjadi setelah kapal tanker di dekat Uni Emirat Arab mengalami sabotase. Serangan tersebut disebabkan karena ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran. Amerika Serikat sendiri telah berusaha memangkas habis ekspor minyak Iran lewat pemberian sanksi, sambil terus memperkuat keberadaan militer Amerika Serikat di negara teluk.
Amerika Serikat Menarik Diplomatnya
Rabu, 15 Mei 2019 lalu, Amerika Serikat juga memerintah pegawai Amerika Serikat di Irak untuk meninggalkan misi diplomatik. Hal tersebut disebabkan karena adanya kekhawatiran terhadap keselamatan para pegawai Amerika Serikat di sana. Mereka khawatir dengan ancaman dari pasukan pendukung Irak.
Ahli Strategi Komoditas Senior RJO Futures, John Graves, di Chicago menyampaikan analisa bahwa konflik yang cukup serius dengan Iran bisa terjadi, jika mereka melakukan sesuatu terhadap tentara Amerika Serikat di kawasan tersebut. Inilah yang kemudian akan membuat harga minyak melonjak naik.
Ada Kemungkinan Harga Minyak Mentah Turun
Konflik bisa menekan harga minyak jika Arab Saudi memutuskan untuk meningkatkan pasokannya. analisa tersebut disampaikan oleh Pimpinan Ritterbusch & Associates Jim Ritterbusch. hal tersebut mungkin saja terjadi karena banyak kapasitas tidak terpakai yang dimiliki oleh Arab Saudi.