Bulan Ramadhan adalah saat kita menjalani ibadah sebulan penuh. Karena tidak makan dan minum dari fajar hingga maghrib setiap hari, seharusnya ada penurunan berat badan. Akan tetapi, nyatanya banyak yang malah mengalami kenaikan berat badan di bulan Ramadhan.
Pada dasarnya, kenaikan berat badan naik karena jumlah kalori yang masuk dalam tubuh lebih banyak dari aktivitas yang kita lakukan. Jika terjadi kenaikan berat badan di bulan Ramadhan, berarti memang makanan yang kita konsumsi di antara waktu berbuka dan sahur mengandung kalori yang banyak, sehingga tidak sebanding dengan aktivitas kita. Akhirnya kelebihan kalori yang masuk akan disimpan dalam bentuk lemak.
Agar berat badan tidak naik di bulan Ramadhan, berikut tips yang bisa kamu lakukan.
Atur Porsi Makan di Antara Berbuka dan Sahur
Setelah tidak makan dan minum selama belasan jam, ada beberapa orang yang cenderung kalap saat berbuka. Sebaliknya, di saat sahur, beberapa orang takut kelaparan sehingga mengkonsumsi banyak makanan. Belum lagi setelah tarawih, biasanya kita mengkonsumsi kudapan sebelum tidur. Jika porsi makanan yang kita konsumsi berlebih, jelas akan menimbulkan kenaikan berat badan.
Solusinya adalah dengan mengatur porsi makan saat berbuka dan sahur. Jika ingin mencicipi semua makanan yang dihidangkan, ambil dalam porsi kecil. Hindari menimbun makanan di atas piring hanya karena kalap atau takut lapar. Konsumsi makanan seperti biasa ketika kita tidak berpuasa.
Kunyah Perlahan
Saat mengunyah perlahan, mulut akan mengeluarkan senyawa yang akan memudahkan makanan mudah dicerna. Jadi saat masuk ke dalam perut, makanan akan mudah diubah menjadi energi. Sebaliknya jika kita mengunyah terlalu cepat, yang mungkin disebabkan karena terlalu lapar, akibatnya makanan jadi tidak terproses sempurna di dalam mulut. Saat masuk ke perut, makanan akan sulit dicerna dan membuat perut menjadi buncit.
Selain itu, jika kita mengunyah perlahan, kita jadi lebih menghayati rasa makanan yang kita konsumsi. Kita jadi lebih menikmati makanan yang disantap, dan tidak tergoda untuk menambah makanan karena merasa belum puas. Jadi, kunyah pelan-pelan saat makan, ya.
Konsumsi yang Manis-Manis dari Kurma atau Buah
Ada anjuran yang mengatakan bahwa kita sebaiknya berbuka dengan yang manis. Anjuran ini tidak salah, karena makanan manis biasanya mengandung gula dan gula lebih cepat dicerna untuk diubah menjadi energi. Jadi energi yang hilang selama berpuasa jadi lebih cepat tergantikan.
Walaupun ada anjuran berbuka dengan yang manis, bukan berarti kita bisa mengkonsumsi makanan manis sebanyak-banyaknya. Apalagi makanan manis yang kita pilih biasanya bukan berasal dari bahan alami, melainkan dari sirup, gula, donat, dan makanan atau minuman manis lainnya. Sementara bahan makanan yang manis tersebut (gula) mengandung banyak kalori.
Bayangkan jika kita berbuka dengan yang banyak makanan manis, lalu makan nasi putih (yang banyak mengandung karbohidrat yang akan diubah menjadi gula) dengan porsi banyak. Lalu setelah tarawih, kita mengkonsumsi makanan sarat karbohidrat dan gula. Tidak heran akan banyak kalori yang masuk sehingga akan disimpan sebagai lemak.
Lebih baik, ikuti sunnah Rasulullah saat berbuka. Rasulullah berbuka dengan kurma atau air putih. Beliau menyantap kurma terlebih dahulu, dan hal ini membawa banyak hikmah jika kita mengikuti sunnah tersebut. Gula dalam kurma akan membuat energi kita kembali, sekaligus membuat kita cepat kenyang. Jadi kita tidak tergoda untuk mengkonsumsi makanan sarat karbohidrat dan gula.
Jika memang tidak tersedia kurma, berikan asupan gula untuk tubuh lewat buah-buahan segar yang manis. Manis alami dari buah juga lebih aman dibandingkan yang berasal dari pemanis buatan.