Anak yang sopan memang tampak menyenangkan. Ia bisa bersikap santun dan tidak menunjukkan perilaku yang menyulitkan orang lain. Mereka juga tampak dewasa dan mudah menurut. Memiliki anak yang sopan tentunya keinginan setiap orang tua. Di bawah ini adalah cara agar anak memiliki sikap sopan.
Ajarkan Anak Berkomunikasi
Seringkali, anak yang tampak memiliki perilaku yang buruk adalah mereka yang kurang mampu untuk berkomunikasi dengan baik. Misalnya seorang anak yang tampak meminta tolong dengan membentak. Bisa jadi ia belum mengerti cara untuk meminta tolong dengan lebih sopan. Agar anak memiliki perilaku yang baik dan sopan, ajarkan mereka tentang cara berkomunikasi yang baik.
Ajarkan Fleksibilitas pada Anak
Tekankan sikap fleksibel kepada anak. Terkadang anak yang kita nilai memiliki perilaku yang kurang menyenangkan adalah mereka yang tidak fleksibel. Anak yang tidak fleksibel memang cenderung kaku dan tidak bisa menerima peristiwa atau hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Jika ia tidak menyukai sebuah situasi, ia akan marah, bersikap kasar, atau tantrum di hadapan banyak orang.
Selalu ingatkan ada agar bersikap fleksibel dan menerima segala sesuatu yang terjadi padanya. Tunjukkan sisi positif dari setiap hal yang dianggapnya tidak menyenangkan. Misalnya ketika anak menangis atau marah-marah karena tidak jadi jalan-jalan, yang disebabkan karena hujan turun, ingatkan mereka agar melihat situasi dan menerimanya. Hujan yang turun adalah hal yang tidak bisa diubah. Ingatkan mereka untuk sabar, lalu ajak mereka untuk menikmati kegiatan lain selagi menunggu hujan reda.
Beri Anak Peringatan
Amati perilaku anak. Ketika ia mulai menunjukkan gerak-gerik yang tidak menyenangkan, beri mereka peringatan. Misalnya jika anak cenderung suka berkata kasar saat marah, orang tua bisa mengamati mereka ketika marah dan memberikan mereka peringatan untuk menjaga kata-katanya.
Berikan peringatan yang sifatnya mengarahkan, bukan ancaman. Misalnya, orang tua bisa mengingatkan anak dengan berkata, “Kamu sekarang sedang marah, ya? Kalau marah, sampaikan dengan baik. Kalau kamu menyampaikannya dengan baik, orang-orang di sekitarmu bisa lebih mengerti apa yang kamu rasakan”.
Menjadi Orang Tua yang Proaktif
Orang tua yang proaktif adalah orangtua yang tanggap jika anak mulai menunjukkan tanda-tanda perilaku yang tidak menyenangkan. Misalnya, ketika anak mulai tampak kesal dan Ia cenderung untuk merusak barang-barang ketika kesal, segera hampiri anak dan hibur hatinya. Sikap proaktif ini untuk mencegah sesuatu yang buruk terjadi karena emosi anak yang tidak terkendali.
Belajar Mengendalikan Emosi
Ajari anak untuk mengendalikan emosi. Caranya adalah dengan mengajarkan mereka mengenali emosi-emosi yang biasa dialami oleh manusia. Contohnya emosi marah, sedih, kecewa, senang, cinta, dan sebagainya. Baik emosi yang positif maupun negatif adalah hal yang sangat wajar dirasakan manusia.
Ketika ia memahami emosinya, termasuk emosi orang lain, ajari mereka cara mengendalikan dan mengalihkannya ke sesuatu yang lebih positif. Misalnya ketika kini anak suka membanting barang ketika marah, jelaskan padanya bahwa rasa marah adalah hal yang wajar dialami oleh setiap orang. Namun ada cara agar marah tersebut bisa disalurkan dengan baik. Misalnya dengan mengutarakan apa yang dirasakan dengan nada yang lebih baik, membaca istighfar, atau ajari anak untuk melampiaskan emosi tanpa harus merugikan diri sendiri maupun orang lain.