1
News

Inilah Penulis Wanita Oman Pertama Peraih Man Booker Prize

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Seorang penulis wanita bernama Jokha Alharthi menjadi penulis wanita Arab pertama yang memenangkan penghargaan Man Booker Prize. Man Booker Prize merupakan penghargaan sastra yang dianugerahkan setiap tahun kepada novel terbaik yang ditulis dalam bahasa Inggris dan diterbitkan di Inggris.

Penghargaan Bergengsi Man Booker Prize

Bukan main-main, orang yang mendapatkan penghargaan ini biasanya telah dikenal dan sukses di kancah internasional. Berpusat di London, penghargaan ini telah diberikan sejak tahun 2005. Awalnya, penghargaan ini hanya untuk penulis di wilayah negara persemakmuran, Irlandia dan Zimbabwe. Namun sejak 2013, novel berbahasa Inggris apapun bisa berkompetisi untuk memenangkan penghargaan Man Booker Prize.

Menerima Penghargaan Bersama Sang Penerjemah

Dalam penghargaan ini, Jokha Alharthi  tidak menerimanya sendirian. Ia menerimanya bersama sang penerjemah yang bernama Marilyn Booth. Karya yang membawa mereka mendapatkan penghargaan bergengsi ini adalah sebuah novel berjudul Celestial Bodies.

Dalam meraih penghargaan tersebut, Jokha Alharthi mengalahkan 5 orang penulis yang menjadi saingannya, yaitu Annie Ernaux dari Perancis, Marion Poschmann dari Jerman, Olga Tokarcuk dari Polandia, Juan Gabriel Vasque dari Kolombia, dan Alia Trabucco Zeran dari Chile.

Tentang Karya Jokha, Celestial Bodies

Novel tersebut terbit pada tahun 2010 dengan judul asli Sayyidat al-Qamar (Wanita Rembulan). Novel itu kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul Celestial Bodies oleh Marylin Booth yang merupakan dosen sastra Arab di Oxford University.

Novel tersebut berkisah tentang sebuah keluarga Oman dalam 3 generasi dari 1880. Novel menceritakan tiga orang perempuan bersaudara yang memilih jalan masing-masing saat dewasa. Kisah tersebut merekam evolusi Oman yang tadinya menjadi pusat perdagangan budak, menjadi negara produsen minyak. Diceritakan setiap karakter, baik laki-laki maupun perempuan yang berstatus budak ataupun merdeka, menemukan bahwa mereka terjebak oleh sejarah.

Idenya untuk menulis novel tersebut bermula dari pengamatannya tentang perubahan di Oman yang sangat cepat. Menurut Jokha Alharthi, perubahan tersebut berdampak bagi semua orang, bukan hanya perempuan.

Banjir Apresiasi  di Oman

Selain menjadi wanita Arab pertama yang memenangkan penghargaan Man Booker Prize, Jokha Alharthi juga menjadi Novelis Oman wanita pertama yang karyanya diterjemahkan dalam bahasa Inggris.

webinar umroh.com

Menanggapi karyanya yang memenangi penghargaan bergengsi, Jokha Alharthi berharap agar pembaca internasional mengetahui bahwa Oman memiliki penulis yang berbakat dan aktif mengeluarkan karya. Bukan hanya dirinya, namun penulis-penulis yang tergabung dalam komunitas penulis yang bekerja menelurkan karyanya.

Kemenangan Jokha ini juga diapresiasi oleh para petinggi di Oman. Seorang sastrawan Oman bernama Saif al-Rahbi, mengungkapkan bahwa apa yang diperoleh Jokha merupakan pencapaian besar dalam sejarah. Bagi penulis, bagi Oman, dan bagi budaya Arab secara umum. Karyanya  menunjukkan bahwa sastra Oman sedang berkembang.

Sementara itu, Dirjen Kementerian Kebudayaan Oman, Said bin Sultan Al Bussaidi, memuji karya Jokha yang matang, dan meraih penghargaan yang luar biasa di kancah internasional. Menurutnya, penghargaan tersebut merupakan sebuah kehormatan bagi semua laki-laki dan perempuan Oman. Penghargaan yang diraih Jokha juga akan menyebarkan Sastra Oman ke seluruh dunia. Kemenangan Jokha Alharthi juga diprediksi akan mengangkat kembali popularitas sastra Arab.

Tommy Maulana

Alumni BUMN perbankan yang tertarik berkolaboraksi dalam bidang SEO, Umroh, Marketing Communication, Public Relations, dan Manajemen Bisnis Ritel.