Sikap rendah hati atau tawadhu adalah sikap yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Seseorang yang mempercayai kebesaran Allah tidak seharusnya memiliki rasa sombong atau takabur di dalam hatinya. Allah bahkan mengancam bahwa orang-orang yang memiliki sifat sombong, walaupun sebesar biji zarrah, tidak akan masuk ke dalam surga. Inilah yang membuat orang-orang yang beriman biasanya memiliki sifat rendah hati atau tawadhu.
Dengan keutamaan tawadhu tersebut, kita harus memilikinya. Lalu bagaimana cara agar kita memiliki sifat tawadhu atau rendah hati?
Memandang Orang Lain Lebih Baik dari Diri Kita
Sifat sombong atau takabur timbul karena kita membiarkan bisikan syetan menjalar d idalam hati. Syetan akan berusaha menghindarkan manusia dari surga, salah satunya adalah dengan menyisipkan kesombongan di dalam hati.
Karena itu ketika melihat orang lain dan timbul sifat merasa lebih baik, segera singkirkan perasaan tersebut. Pandanglah bagaimana orang tersebut memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak kita miliki.
Tidak Menjadikan Popularitas sebagai Tujuan
Orang yang takabur biasanya sangat suka jika ia dikenal dengan segala kebaikan-kebaikan yang dimilikinya. Untuk menghindari sifat tersebut dan memiliki sifat yang tawadhu, sebaiknya kita tidak menjadikan popularitas sebagai tujuan.
Setiap kebaikan yang kita miliki harus kita syukuri sebagai anugerah dari Allah. Jika kita hendak Melakukan kebaikan, sebaiknya niatkan ridha Allah sebagai tujuan.
Berpikiran Terbuka
Seseorang yang berpikiran terbuka biasanya selalu mau menerima kebenaran dari siapapun, asalkan hal tersebut baik. Ia tidak segan-segan menerima kebaikan, baik itu yang berasal dari orang yang terpandang, maupun dari orang-orang yang dianggap rendah kedudukannya secara status sosial.
Agar kita tidak memiliki sifat takabur, berlatihlah untuk memiliki pikiran yang terbuka. Dengan demikian, hati dan pikiran akan lebih terlatih dan lebih mudah untuk tawadhu.
Banyak Bergaul, Terutama dengan Orang-Orang yang Kurang Beruntung
Memperluas pergaulan bisa membuat kita memiliki pikiran yang terbuka. Kita bisa melihat orang-orang yang kebetulan diuji oleh Allah dengan kekurangan yang dimilikinya. Misalnya kekurangan harta, atau kekurangan dalam fisik.
Ketika melihat mereka, kita jadi lebih mudah mensyukuri rahmat dan karunia dari Allah, sehingga hati lebih ringan untuk merendah. Kita akan mengakui kebesaran Allah, mensyukurinya, dan tidak segan-segan mengulurkan tangan sebagai bentuk syukur, sekaligus bentuk cinta kepada mereka yang kurang beruntung.
Membantu Urusan Orang Lain
Latihlah kemampuan rendah hati dengan rajin membantu orang lain. Dengan mengurusi kepentingan orang lain sepenuh hati, kita akan merasakan kepuasan dan kebahagiaan karena berhasil meringankan beban orang lain. Namun selalu ingat untuk menjaga hati, agar merasa senang karena berhasil melakukan kebaikan sesuai dengan perintah Allah, bukan karena ingin dilihat oleh orang lain.
Membiasakan Diri untuk Berterima Kasih
Ketika kita menerima kebaikan dari orang lain, biasakan untuk mengucapkan ‘terima kasih’. Dengan begitu, kita jadi terlatih menghargai kebaikan orang lain dan tidak merasa sebagai seseorang yang paling tinggi dan paling baik.
Tidak Gengsi Meminta Maaf
Orang yang rendah hati mengakui bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Ketika ia berbuat kesalahan, ia tidak akan segan-segan untuk meminta maaf. Jika meminta maaf masih terasa berat untukmu, cobalah berlatih dan membiasakan diri meminta maaf ketika berbuat kesalahan sekecil apapun. Dengan begitu, hati dan pikiran kita akan terlatih menjadi orang yang rendah hati atau tawadhu.