Ketika merasa suntuk atau bosan, apa yang kamu lakukan? Belanja, melakukan hobi, atau traveling? Belanja sering menjadi pilihan orang lain untuk mengusir suntuk, terutama bagi wanita.
Pergi ke pusat perbelanjaan, melihat-lihat barang-barang yang bagus, dan mengeluarkan uang untuk membelinya memang menjadi salah satu kegiatan yang bisa mengusir stres. Namun para ahli tidak menyarankan belanja sebagai sarana untuk mengusir stres yang kita rasakan.
Saat Menggunakan Uang untuk Belanja, Memang Ada Perasaan Senang
Ketika kita menggunakan uang untuk membeli barang-barang yang baru, kita akan merasakan sensasi bahagia karena berhasil memiliki barang yang sebelumnya tidak kita miliki.
Namun ketika kita mulai terbiasa dengan barang tersebut, level kepuasan akan menurun seiring dengan berjalannya waktu. Inilah yang kemudian mendorong kita kembali memperoleh rasa puas dengan berbelanja lagi.
Menjadi Siklus yang Tidak Sehat
Kebiasaan tersebut akan menciptakan sebuah siklus, di mana kita akan merasa perlu berbelanja ketika suasana hati sedang tidak nyaman. Barang baru yang kita peroleh akan membuat kita merasa gembira, mulai terbiasa, level bahagia berkurang, lalu ingin belanja lagi.
Siklus belanja untuk mengurangi kesedihan hati tersebut memberikan kebahagiaan yang sementara, dan juga mengganggu kondisi finansial seseorang. Namun peneliti dari Cornell University mengungkapkan bahwa kita bisa memutus siklus tidak sehat tersebut.
Traveling Saja!
Alih-alih belanja, Thomas Gilovich, seorang Profesor Psikologi menyarankan kita untuk travelling agar merasa lebih bahagia. Diungkapkan olehnya, kebahagiaan yang dihasilkan dari traveling sama dengan yang diperoleh ketika berbelanja.
Namun jika kebahagiaan karena berbelanja bisa hilang seiring dengan berjalannya waktu, tidak demikian dengan kebahagiaan karena traveling. Memori yang kita peroleh selama perjalanan dan mengunjungi tempat-tempat yang baru, bisa meningkatkan hormon kebahagiaan yang berlangsung lebih lama.
Traveling Menjadi Bagian Dalam Diri
Gilovich mengatakan bahwa pengalaman yang kita jalani menjadi bagian yang lebih besar bagi diri kita, ketimbang sesuatu yang bersifat material. Saat berbelanja, ada kepuasan yang timbul karena mendapatkan barang yang baru, dan terkadang kita menjadi sangat lengket dan sayang dengan barang tersebut. Namun koneksi itu bersifat sementara, karena barang yang bersifat material terpisah dari identitas pribadi kita.
Traveling Membuat Kita Lebih ‘Kaya’
Sementara pengalaman bahagia ketika travelling bisa memberikan kebahagiaan yang berlangsung lebih lama. Pengalaman tersebut akan membantu membentuk pribadi, dan melekat dalam waktu jangka panjang. Selain itu, travelling juga membantu meningkatkan produktivitas. Traveling membuat pikiran jadi lebih segar, karena kita mendapat inspirasi serta wawasan baru yang bisa memperkaya kita secara pribadi.