Orang-orang yang sering baper (bawa perasaan) memiliki kebiasaan sering membawa segala sesuatu ke dalam perasaannya. Mereka biasanya sering gelisah karena terlalu banyak yang dirasakan dan dipikirkan.
Perlu diketahui, menjadi ‘baper’ bukanlah hal yang negatif. Orang yang sering disebut ‘baper’ adalah orang-orang yang sensitif. Mereka menerima rangsangan lebih dalam daripada orang-orang kebanyakan. Mereka yang baper sebenarnya bisa memaksimalkan potensinya dengan menjadi seseorang yang lembut dan penuh kasih sayang.
Namun kebiasaan ‘baper’ bisa menjadi masalah ketika kebiasaan memikirkan sesuatu menghambat aktivitas yang lebih penting. Jika kamu adalah orang yang sering baper, atau ada kerabat yang suka baper, di bawah ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan agar kelebihan tersebut tidak menjadi sesuatu yang negatif.
Bangun Kesadaran Tentang Mana yang Bisa Dikontrol dan Mana yang Tidak
Orang-orang yang sering baper biasanya memiliki kepedulian yang tinggi, baik terhadap urusannya sendiri maupun orang lain. Kepedulian yang besar tersebut membuatnya ingin agar semua masalah bisa diatasi.
Namun justru itulah yang sering membuat orang-orang sensitif merasa stres. Mereka ingin semuanya bisa diselesaikan dan ditangani dengan baik. Padahal tidak semua hal bisa kita kendalikan.
Jika timbul rasa gelisah karena ingin agar semua masalah menjadi beres, segera identifikasi apakah hal tersebut bisa kita kontrol atau tidak. Lalu lakukan hal yang bisa dikontrol.
Misalnya jika merasa gelisah dan galau karena ada teman yang bersikap kurang baik, identifikasi hal yang bisa kamu kontrol. Bertanya padanya dan meminta maaf adalah hal yang bisa kita kontrol. Untuk hal-hal yang tidak bisa dikontrol, misalnya perasaan orang tersebut yang merasa marah atau kesal kepadamu, tidak perlu dihiraukan terlalu dalam. Hal yang paling utama adalah kamu telah melakukan hal yang bisa kamu kontrol, yaitu meminta maaf. Selebihnya, serahkan saja kepada Allah.
Akui Bahwa Ada Hal yang Mengganggumu, Lalu Lepaskan
Sebenarnya orang-orang yang mudah baper tahu kebiasaannya berpikir secara mendalam. Namun kebanyakan jarang mau mengakui bahwa pikiran tersebut menjadi sesuatu yang mengganggu dan negatif.
Bagi kamu yang sering baper, sering-seringlah mengecek perasaanmu ketika memikirkan sesuatu. Jika yang kamu pikirkan membuatmu merasakan emosi yang negatif, seperti gelisah, galau, atau cemas, maka akui saja bahwa hal itu telah mengganggumu. Setelah itu, lepaskan dan serahkan kepada Allah
Terus menggenggam perasaan negatif, dan tidak mau mengakuinya sebagai sesuatu yang mengganggu, hanya akan membuatmu semakin terpaku pada pikiran tersebut.
Move On!
‘Move on’ yang dimaksud bukan hanya berarti harus menghindar dari masa lalu. Namun juga berarti kita harus selalu bergerak melakukan hal-hal yang lebih penting.
Langkah pertama untuk ‘Move On’ adalah kita harus pandai menetapkan prioritas dalam hidup. Tetapkan hal-hal yang penting, lalu lakukan identifikasi. Apakah yang sedang dipikirkan atau dirasakan ada hubungannya dengan hal yang menjadi prioritas? Jika ‘tidak’, segera abaikan dan salurkan energi untuk mencari solusi dan bergerak melakukan hal-hal yang lebih positif dan menjadi prioritasmu.