Masjid berusia 700 tahun di Antalya, Turki, direstorasi oleh pemerintah setempat. Pemerintah berhasil mengembalikan bentuk asli dari Masjid Alaaddin yang diperkirakan dibangun sejak masa Anatolia menguasai wilayah tersebut.
Dibangun Alaaddin Bey di Abad 14
Masjid itu dibangun di abad ke-14 atas perintah Alaaddin Bey dari Karamanoğlu Beylik di Distrik Korkuteli. Sejak 15 tahun lalu, proyek restorasi masjid ini dimulai, setelah fisik masjid rusak akibat kebakaran yang terjadi di awal tahun 1900-an. Sementara itu, minaret masjid telah dibangun kembali atas perintah Murad Pasha di masa pemerintahan Ottoman Sultan Ahmed I.
Bangunan Masjid Alaaddin, sekaligus gerbangnya ini direstorasi dalam proyek yang diinisiasi oleh Antalya Regional Directorate of Foundations. Proyek restorasi dilakukan dengan membongkar bagian masjid yang terkubur. Masjid Alaaddin ini sebenarnya memiliki relief dan ornamen yang luar biasanya indah.
Perlu Waktu Lama karena Butuh Pengerjaan Detail
Hüseyin Coşar, Kepala Direktorat tersebut menjelaskan bahwa Masjid Alaaddin telah selesai direstorasi sepenuhnya. Masjid tersebut telah dikembalikan sesuai rancangan awalnya. Proyek tersebut memakan waktu lama karena pengerjaan restorasi tersebut membutuhkan pengerjaan yang detail dan teliti. Para pekerja sangat berhati-hati dalam melakukan penggalian agar tidak merusak bagian dari bangunan masjid.
Sejarah Antalya
Dahulu, daerah tersebut memang dikuasai oleh kerajaan Karamanid. Kerajaan Karamanid memerintah di wilayah selatan Turki, tepatnya mencakup wilayah provinsi Karaman, Konya, Isparta, Antalya, dan Mersin. Kerajaan Karaman berkuasa di sana dari abad 13 hingga abad 16. Masa-masa itu kemudian dikenal dengan era Anatolian Beyliks.
Era tersebut dimulai ketika bangsa Mongolia mengalahkan orang-orang Anatolia Seljuk (Kesultanan Rum), yang kemudian menginvasi Anatolia di tahun 1243.
Karamanid kemudian memegang kekuasaan di daerah tersebut hingga kemudian kerajaan Ottoman masuk dan memperluas wilayah kekuasaannya melawan Kerajaan Byzantine. Daerah tersebut kemudian diperebutkan selama dua abad.
Anatolian Beylik dikenal dengan kebijakannya menggunakan bahasa Turki sebagai bahasa resmi, ketika saat itu bahasa Persia dan Bahasa Arab mendominasi dalam pemerintahan, edukasi, dan agama pada masa itu.
Kerajaan Ottoman kemudian berhasil menggandeng kebanyakan Beylik di kawasan tersebut, hingga kemudian dikalahkan oleh Tamerlane, Penguasa Asia Tengah, di tahun 1402. Beylik-beylik yang sebelumnya bersatu kemudian terpecah karena kekalahan itu, namun kemudian berhasil direbut kembali oleh Ottoman di bawah kekuasaan Sultan Mehmet II pada awal 1480-an, ketika Karamanid benar-benar lemah.
Beylik-beylik yang tersisa kemudian menjadi penjembatan antara Kerajaan Ottoman dan Memelukes dari Mesir. Namun di masa pemerintahan Sultan Selim I, ia berhasil menaklukannya.