Pernahkah Anda kehilangan kendali di depan anak? Emosi terasa memuncak, hingga kita tiba-tiba berteriak dan membentak anak. Hindari menjadikan hal itu sebagai kebiasaan, karena membentak anak bisa berakibat buruk bagi perkembangan otak dan mentalnya.
Namun, seketika berubah menjadi seseorang yang mudah mengendalikan emosi juga bukan hal yang mudah. Ada kalanya orang tua kelepasan dan masih membentak dan berteriak kepada anak. Jika terlanjur membentak anak, lakukan hal di bawah ini.
Tenangkan Diri
Orang tua yang berteriak dan membentak anak biasanya memang sedang mengalami emosi yang tidak bisa ditangani. Penyebab sebenarnya bisa jadi bukan perilaku anak. Ada hal lain yang mengganggu pikiran, sehingga membuat emosi tidak stabil. Bisa jadi orang tua sedang merasa kesal dengan hal lain, merasa tidak berdaya, dan perasaan-perasaan yang membebani lainnya.
Tentu tidak ada maksud orang tua untuk menyakiti hati anak. Ketika tersadar, orang tua biasanya akan merasa bersalah melihat wajah anak yang ketakutan atau menangis.
Jika memang sudah kelepasan membentak si kecil, lebih baik tenangkan diri sejenak. Sampaikan kepada anak bahwa kita memang membutuhkan waktu untuk menenangkan diri. Tidak masalah berterus terang. Justru ini bisa menjadi contoh yang baik agar mereka memahami yang harus dilakukan ketika sedang emosional.
Meminta Maaf
Ketika kita sudah merasa lebih tenang, segera temui anak dan mintalah maaf kepadanya. Meminta maaf berarti orang tua menghargai perasaan anak, dan ingin memperbaiki tindakan tersebut. Anak-anak yang melihat orangtuanya berteriak atau membentak dirinya umumnya merasa takut atau sedih.
Tentu saja perilaku ini bukan hal yang baik untuk dilihat, apalagi ditiru oleh anak-anak. Karena itu, segera meminta maaf kepada mereka. Ini juga akan membuat mereka belajar bahwa membentak adalah hal yang salah, dan memahami bahwa orang tuanya juga manusia biasa yang bisa melakukan tindakan-tindakan tidak menyenangkan.
Namun semua itu bisa diperbaiki dengan meminta maaf secara tulus, dan mau bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukan. Mintalah maaf setelah membentak si kecil, dan tanyakan pada mereka apa yang bisa dilakukan untuk membuatnya kembali senang.
Jelaskan pada Anak
Selain meminta maaf, orang tua juga harus menjelaskan kepada anak tentang alasan kehilangan kendali dan berteriak kepada anak. Jelaskan dengan suasana yang tenang, dan terangkan hal-hal yang membuat kita marah.
Jelaskan mengapa kita tidak bisa mengontrol emosi, dan sampaikan pendapat tentang cara agar tidak mengulanginya. Misalnya dengan berkata, “Maaf ya, Mama tadi kelepasan marah. Soalnya Mama tadi kesal melihat kamar yang menjadi berantakan, padahal ‘kan sudah dibersihkan. Seharusnya Mama bisa mengingatkan adek dengan cara yang lebih baik ya, supaya kamu tidak takut”. Tindakan ini akan membuat anak belajar banyak, dan dia mengetahui orang tuanya tidak berniat buruk.
Habiskan Waktu dengan Anak
Setelah kita membuat mereka merasa takut dan sedih, tidak ada salahnya menyisihkan waktu untuk membahagiakan mereka. Misalnya dengan mengajaknya bermain atau mengajaknya berjalan-jalan. Ini akan membuat mereka memahami bahwa orang tuanya sangat menyayanginya. Jangan lupa untuk mengungkapkan rasa sayang dengan mengucapkan kata-kata ‘aku menyayangimu’ agar anak tetap merasa dicintai.
Cari Penyebabnya
Setelah memperbaiki hubungan dengan anak, kita harus segera mencari penyebab mengapa kita begitu marah. Apakah karena perilaku anak yang tidak bisa diterima, atau karena ada hal yang lain memberatkan dan membuat kita menjadi emosional. Kemudian rencanakan cara kita untuk mengatasi situasi serupa di kemudian hari. Berjanjilah pada diri untuk tidak kelepasan dan berteriak kepada anak.