Hidup sederhana dan tidak berlebihan merupakan perintah dari Allah SWT. Dalam surat Al A’raf ayat 31, Allah berfirman, “Hai, anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
Keuntungan Hidup Sederhana
Hidup sederhana memberikan banyak keuntungan bagi seseorang. Orang yang sederhana berarti ia yang berhasil mengendalikan keinginan dan nafsunya. Dengan begitu, ia akan hidup lebih tenang, dan bisa fokus terhadap ibadah dan urusan akhiratnya.
Memiliki banyak barang, membuat seseorang akan tersibukkan untuk menjaga barang-barangnya itu. Ini akan membuatnya banyak memberikan perhatian terhadap hal-hal yang bersifat materiil. Padahal sesuatu yang bisa membuat seseorang bahagia sebenarnya adalah hal-hal sederhana, seperti menjaga hubungan baik dengan Allah, mencurahkan perhatian kepada keluarga, serta mengasihi sesama.
Orang yang sederhana akan merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Ia menikmati hal-hal penting yang memang harus menjadi perhatiannya, yaitu menjalin hubungan baik dengan Allah, lewat ibadah dan perbuatan baik kepada orang-orang di sekitarnya. Inilah yang menjadikannya lebih bersyukur, tenang, dan ikhlas.
Memulai Hidup Sederhana
Untuk memulai hidup sederhana, seseorang harus terlebih dahulu mengendalikan nafsu pada dirinya. Hal ini awalnya memang tidak mudah, namun bisa diusahakan.
Biasakan untuk tidak tergoda dengan barang-barang yang mewah, atau barang yang tidak dibutuhkan. Selain itu, tingkatkan keyakinan kepada Allah, agar kemudian kita bisa mengenali Allah yang tidak menyukai seseorang yang berlebih-lebihan. Selanjutnya, kita akan lebih mudah karena mendasarkan perilaku hidup sederhana demi meraih ridha Allah.
Hidup sederhana bisa dimulai dengan banyak-banyak berinteraksi dengan orang yang kurang beruntung. Ini akan membuat kita lebih bersyukur dan berterima kasih kepada Allah. Kita juga akan tergerak memberikan kelebihan harta kepada mereka, setelah melihat langsung keterbatasan yang dialaminya.
Rasulullah, Teladan Hidup Sederhana
Rasulullah merupakan teladan dalam hidup sederhana. Di beberapa riwayat, Sahabat Rasulullah banyak menuturkan betapa sederhananya hidup utusan Allah itu.
Salah satunya yang dituturkan oleh Sa’id bin Sa’id Al-Maqburi kepada Abu Hurairah. Suatu saat, Sa’id melewati orang-orang yang sedang memanggang kambing. Mereka mengajak Sa’id makan bersama. Namun ia menolak karena teringat Rasulullah. Kepada orang-orang itu, Sa’id berkata, “Rasulullah SAW hingga meninggal dunia belum pernah kenyang (karena) makan roti gandum”.
Aisyah r.a. juga bertutur, bahwa alas tidur Rasulullah terbuat dari kulit yang berisi sabut. Umar bin Khattab juga pernah menangis karena hidup Rasulullah yang begitu sederhana, sementara raja-raja Romawi dan Persia bergelimang harta. Kepada Sahabatnya itu, Rasulullah bertanya, “Wahai putra Khattab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bagian kita, dan dunia menjadi bagian mereka?”.
Dari kisah tersebut, Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa yang utama adalah kebahagiaan di akhirat. Orang yang beriman kelak akan mendapat kenikmatan di akhirat, sehingga tidak perlu resah jika di dunia hidup sederhana. Rasulullah juga tidak meninggalkan banyak harta warisan untuk anak-anaknya. Warisan dari beliau adalah Al Qur’an dan Sunnah. Semoga kita bisa meniru kesederhanaan Rasulullah SAW.