Jika hati terasa keras, kita patut sedih dan waspada. Hati yang keras biasanya ditandai dengan rasa malas beribadah, enggan beramal sholeh, dan bersikap keras kepada orang lain. Saat hati menjadi keras, rasanya petunjuk-petunjuk Allah untuk berbuat baik tidak bisa kita terima. Akibatnya kita menjadi seseorang yang semakin jauh dari Allah dan rentan berbuat maksiat.
Ada dua hal yang bisa kita lakukan untuk melembutkan hati yang keras. Dua langkah sederhana itu membuat hati menjadi lembut, dan semakin meningkatkan iman kepada Allah.
Memberi Makan Orang Miskin dan Mengusap Kepala Anak Yatim
Suatu hari ada seorang lelaki mendatangi Rasulullah. Ia mengadu tentang hatinya yang keras. Rasulullah kemudian menjawab lelaki itu, “Jika kamu ingin melunakkan hatimu, maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim”.
Menurut para ulama, Rasulullah sedang mengajarkan orang lain berempati untuk melembutkan hati. Memberi makan orang miskin dan mengusap kepala anak yatim bisa membuat kita melihat langsung keadaan mereka, sehingga tumbuh rasa belas kasih di dalam hati. Inilah yang membuat hati menjadi lebih lembut.
Orang miskin adalah mereka yang kekurangan dalam hidupnya. Penghasilannya hanya bisa mencukupi keperluan pokok sehari-hari, atau bahkan kurang (fakir). Mereka inilah yang sangat membutuhkan bantuan dari kita. Sedangkan ‘mengusap kepala anak yatim’ berarti memberi mereka kasih sayang, serta bersikap lembut dan mengayomi.
Memberikan bantuan dan bersikap baik kepada orang yang kekurangan dan anak yatim juga membuat hati lebih bersyukur kepada Allah. Sehingga kita bisa melihat bahwa Allah telah berbaik hati dengan melebihkan rezeki. Tanpa bantuan Allah, kita tidak bisa mendapatkan apa yang selama ini kita nikmati. Ini yang akan membuat kita semakin bersemangat berbagi kepada mereka yang membutuhkan, sekaligus melembutkan hati.
Memperbanyak Membaca Al Quran
Al Quran merupakan kalam Allah. Dengan membaca Al Quran dan maknanya, berarti kita tengah berinteraksi dengan Allah, dan karenanya kita jadi lebih sering mengingat Allah. Inilah yang menyebabkan hati merasa lebih tenang saat membaca Al Quran atau mendengarkan Al Quran. Seakan Allah, Tuhan Semesta Alam, tengah menuturkan sesuatu untuk kita.
Memperbanyak membaca dan mendengar bacaan Al Quran akan melembutkan hati. Semakin sering, maka hati akan semakin lembut dan semakin tenang. Apalagi jika kita meresapi arti dan makna bacaan Al Quran. Kita bisa mengetahui petunjuk apa yang sedang Allah berikan kepada kita yang membacanya.
Salah satu kisah tentang lembutnya hati berkat Al Quran bisa kita lihat di kisah Umar bin Khattab. Sebelum memeluk Islam, Umar dikenal sebagai seseorang yang keras. Bukan hanya keras, ia juga pernah menjadi salah seorang yang menentang Islam yang dibawa oleh Rasulullah. Bahkan, ia pernah berniat membunuh Rasulullah, karena menganggap ajaran Rasulullah telah memecah belah kaum Quraisy. Tentu saja ia adalah orang yang keras hatinya dan tidak mau menerima nasihat tentang Islam.
Namun perangai Umar bin Khattab yang keras itu berubah ketika ia mendengar lantunan ayat suci Al Quran. Ketika itu, ia mendengar lantunan surat Thaha, atau ada yang menyebut Al Haqqah, dari rumah adiknya, Fatimah binti Khattab. Kata-kata yang ada dalam surat tersebut membuatnya terkesima, hingga luluh hatinya. Umar adalah orang yang dikenal pandai di bidang sastra. Keindahan kalimat dalam Al Quran membuatnya yakin bahwa Al Quran bukan buatan manusia. Seketika ia menangis, dan menemui Rasulullah untuk masuk Islam.
Setelah mengenal Al Quran, Umar berubah menjadi lebih lembut. Ia tetap seorang yang berkarakter keras, namun Al Quran mengubahnya menjadi orang yang tegas saat melihat kebatilan. Kepada orang yang lemah, ia tidak segan untuk membela.