Mendengar kata Istiqlal mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan masjid yang terletak di pusat ibu kota dan merupakan terbesar di Asia Tenggara.
Masjid yang dibangun pada 24 Agustus 1961 ini merupakan masjid kebanggaan bangsa Indonesia, sebagai ungkapan dan wujud dari rasa syukur bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, karena Allah SWT telah menganugerahkan nikmat kemerdekaan dari cengkraman penjajah selama kurang lebih 350 tahun.
Digunakan untuk Berbagai Aktivitas
Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum lainnya. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta.
Pembangunan masjid istiqlal berawal mula dari tercetusnya ide para tokoh islam seperti Wahid Hasyim, Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto, dan berbagai elemen masyarakat lain berkumpul dengan tujuan utama mendirikan masjid sebagai simbol kemerdekaan RI.
Setahun kemudian, tepatnya 7 Desember 1954, dibentuklah yayasan yang difungsikan sebagai panitia pendirian masjid. Nama istiqlal sendiri sudah disepakati sebelumnya oleh para tokoh Indonesia tersebut, Istiqlal yang berarti merdeka.
Pada tahun 1955 panitia pendirian masjid melakukan sayembara bagi siapapun yang dapat mendesain masjid istiqlal akan mendapatkan hadiah dan desainya akan dipakai untuk pembangunan masjid tersebut. Setelah menyeleksi berbagai desain akhirnya terpilihlah satu desain karya Frederich Silaban seorang arsitek berdarah batak yang ternyata merupakan seorang umat kristiani.
Baca Juga: Pengertian, Hukum, Syarat, Rukun hingga Keutamaan Umroh
Pemasangan Batu Pertama dan Pembangunan Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal dibangun di atas puing benteng Belanda. Pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961.
Selanjutnya pelaksanaan pembangunan masjid ini tidak berjalan lancar. Sejak direncanakan pada tahun 1950 sampai dengan 1965 tidak mengalami banyak kemajuan. Proyek ini tersendat, karena situasi politik yang kurang kondusif.
Pada masa itu, berlaku demokrasi parlementer, partai-partai politik saling bertikai untuk memperjuangkan kepentingannya masing-masing. Kondisi ini memuncak pada tahun 1965 saat meletus peristiwa G30S/PKI, sehingga pembangunan masjid terhenti sama sekali.
Setelah situasi politik mereda,pada tahun 1966, Menteri Agama KH. M. Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini. Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.
Selama kurang lebih 17 tahun lamanya barulah masjid Istiqlal selesai dibangun pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam.
Baca Juga: Pengertian, Hukum, Syarat, Wajib dan Rukun Haji
Bangunan Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal berdiri di atas lahan seluas 9,5 Hektar. Luas tersebut meliputi bangunan masjid, taman, tempat parkir, dan kolam air mancur. Bangunan masjid sendiri terdiri dari beberapa bagian, antara lain gedung utama, gedung pendahuluan, teras raksasa, menara, dan lantai dasar.
Lantai utama Masjid Istiqlal mampu menampung jamaah hingga 16.000 orang. Sementara, pada sisi kanan, kiri, dan belakang terdapat lantai bertingkat 5 yang mampu menampung jamaah hingga 61.000 orang.
Pada lantai utama masjid terdapat 12 pilar, jumlah tersebut mewakili tanggal lahir nabi Muhammad SAW yakni 12 Rabi’ul Awwal. Pilar-pilar tersebut menyangga kubah utama masjid yang berdiameter sepanjang 45 meter sebagai pengingat tahun kemerdekaan RI. Pada sisinya tertulis ayat kursi dan surat Al-Ikhlas.
Bagian depan lantai utama masjid dihiasi dengan marmer dan kaligrafi. Sementara bagian kiri dan kanannya terdapat lafadz Allah dan Muhammad. Di ruangan lain, tepatnya bagian tengah, terdapat kaligrafi dua kalimat syahadat, tepat di bawahnya terdapat mihrab dan mimbar yang biasa digunakan saat shalat Jum’at maupun shalat Ied. Di bagian belakang lantai utama yang masuk dalam bagian gedung induk terdapat gedung pendahuluan, gedung ini berfungsi sebagai penghubung lantai atas.
Gedung pendahuluan juga difungsikan untuk ibadah, Bagian ini mampu menampung jamaah hingga 8000 orang. Bagian ini juga dilengkapi dengan kubah berdiameter sepanjang 8 meter, yang mengingatkan jamaah akan bulan kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Inilah Waktu Terbaik Untuk Umroh
Tempat Favorit di Masjid Istiqlal
Salah satu bagian masjid yang menjadi tempat favorit bagi anak-anak adalah teras raksasa. Teras ini mempunyai luas lebih dari 19.000 meter persegi yang juga difungsikan untuk sholat ketika lantai utama dipenuhi jamaah. Di teras ini sering diadakan berbagai kegiatan masjid, seperti latihan manasik haji bagi anak-anak dan muhasabah tilawatil quran.
Dari teras raksasa akan terlihat menara masjid yang mempunyai tinggi 6.666 sentimeter. Angka ini diambil dari jumlah ayat yang terdapat pada Al-quran. Di awal pembangunannya, fungsi menara digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan.
Namun, saat ini fungsi tersebut hilang, dan berubah menjadi tempat pengeras suara agar gema adzan terdengar ke sekitar masjid. Bagian puncak menara terbuat dari baja tahan karat seberat 28 ton dengan tinggi mencapai 30 meter. Bentuk menara sengaja dibuat berlubang-lubang dengan tujuan untuk mengurangi tekanan dan hembusan angin.