Mekkah, kota yang tak pernah tidur
Kota Mekkah merupakan salah satu kota terbaik dan tujuan utama umat muslim untuk beribadah. Memang Mekkah adalah daerah yang gersang tidak memiliki tumbuhan, cuaca yang terik dengan curah hujan yang rendah, tetapi daerah ini memiliki tempat tersendiri di hati umat Islam. Wilayah ini dan penduduknya senantiasa dirindukan oleh hati-hati orang yang beriman.
Mekkah, kota yang tidak pernah tidur ini selau ramai dengan wisatawan yang berkunjung ke Kakbah dan Masjidil Haram. Otomatis kegiatan perekonomian, dan hal penunjang wisatawan lainnya juga terus berjalan selama 24 jam. Untuk Anda yang akan berkunjung ke sini, baiknya ketahui dulu sejarah Kota Mekkah.
Banyak doa-doa nabi, dan sabda Allah dan Rasulnya tentang kota ini, alhasil kota ini pun banyak disebutkan di Al Quran dan hadist-hadist Nabi salallahu ‘alayhi wa sallam. Salah satunya pada doa Nabi Ibrahim yang Allah abadikan dalam firman-Nya,
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)
Baca Juga: Ingin Ke Kota Mekkah? Segera Pesan Paket Umrohmu!
Sejarah Kota Mekkah Pertama Kali Dihuni
Kapan negeri yang berkah ini pertama kali dihuni? Siapa yang pertama tinggal di sana? Siapa pula yang pertama memimpin di tanah Mekkah?
Jika mengutip dari catatan sejarawan Islam tentang Mekkah, ada dua pendapat besar yang mahsyur. Pertama ialah yang mengatakan bahwa bila dilihat dari sejarah kota Mekkkah, penghuni pertama Mekkah ialah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Alasannya, dalam doa Nabi Ibrahim di atas, beliau tidak menyebutkan balad (negeri), tetapi disebut dengan wadi (lembah), yang artinya tempat tersebut sepi tak berpenghuni. Selain itu, diperkuat dengan tidak ada ayat-ayat atau hadis-hadis yang shahih menjelaskan atau mengisayaratkan tentang kisah Mekkah sebelum kedatangan Nabi Ibrahim.
Dalam Al Quran pun, tidak ada syariat mensucikan Ka’bah dan menjadikan Mekkah sebagai tanah haram (suci) serta menyeru manusia untuk mendatanginya kecuali setelah Nabi Ibrahim meninggali tempat tersebut. Oleh karena itulah Nabi Ibrahim disebut pemuka Mekkah yang pertama.
Berikut kesimpulan para ahli sejarah untuk pendapat pertama ini:
Pada abad ke IX SM, Nabi Ibrahim ‘alaihi shalatu wa salam keluar dari kampung halamannya di Syam menuju tanah Hijaz, menuju suatu lembah yang gersang, tidak memiliki tanaman, dan dipagari bukit-bukit berbatu. Di sinilah lahir sebagian dari keturunan Nabi Ibrahim, mengemban dakwah tauhid (memurnikan Allah), dan kemudian tersebar ke seluruh penjuru dunia. Di kemudian hari negeri tersebut disebut Mekkah.
Sedangkan pendapat kedua mengatakan Mekkah sudah ada sejak bumi pertama kali diciptakan, dan menjadi tempat beribadah Nabi Adam ‘alaihissalam, jadi Mekkah tidak hanya dimulai pada masa Nabi Ibrahim atau nabi dan rasul sebelum beliau.
Pendapat kedua para ahli sejarah tersebut berdasarkan ayat-ayat Al Quran, diantaranya dalam surah Ali Imran ayat 96, dan Al Baqarah ayat 127.
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
Artinya: Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS. Ali Imran: 96)
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 127)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa rumah pertama dibangun untuk manusia adalah rumah yang berada di Bakkah atau Mekkah. Sedangkan manusia pertama bukanlah Nabi Ibrahim, otomatis rumah pertama tersebut bukan dibangun oleh beliau. Adapun kedua mengisyaratkan bahwa Nabi Ibrahim dan Ismail ‘alaihimassalam bukanlah orang pertama yang membangun Ka’bah, keduanya hanya meninggikan bangunan tersebut.
Para ahli yang memegang pendapat ini juga berpendapat Mekkah sudah dimakmurkan sebelum Nabi Ibrahim memakmurkannya, bahkan ada yang mengatakan Mekkah memiliki fase-fase yang berbeda di setiap zamannya. Kota tersebut pernah menjadi kota yang hijau ditumbuhi tanaman dan juga mengalami masa-masa kegersangan. Oleh karena itu, Mekkah disebut ummul qura, ibunya negeri-negeri.
Baca Juga: Banyak Tempat yang Bisa Anda kunjungi di Kota Mekkah
Masa Nabi Ibrahim Menetap di Mekkah
Sejarah Kota Mekkah juga tercatat ada abad ke IX SM, Nabi Ibrahim ‘alaihi shalatu wa salam mengajak keluarganya menuju ke Mekkah. Tidak lama atas perintah Allah, beliau meninggalkan istrinya, Hajar, bersama anaknya yang masih kecil bernama Ismail di lembah yang kering berbatu tersebut untuk berdakwah.
Setelah beberapa tahun Nabi Ibrahim kembali ke Mekkah, beliau melihat lembah tersebut sudah terdapat sumber air, dan ada masyarakat ikut tinggal di sana bersama istri dan anaknya, yakni kabilah Jurhum. Anaknya Ismail sudah beranjak tumbuh dan membaur bersama masyarakat. Mekkah pun menjadi tempat orang-orang asing singgah dan cahaya agama mulai muncul di sana.
Setelah itu, Nabi Ibrahim dan Ismail diperintahkan untuk membangun atau mengembalikan keadaan Bait al-Haram sebagaimana sedia kala. Ketika bangunan Ka’bah itu sempurna, Nabi Ibrahim diperintahkan menyeru manusia untuk berhaji ke Bait al-Haram. Dengan demikian semaraklah kota tersebut dan terkenal di kalangan masyarakat Arab.
Tugas memakmurkan Bait al-Haram pun selesai diemban Nabi Ibrahim, beliau pun meninggalkan kota tersebut dengan mengamanatkan Mekkah kepada Ismail.
Mekkah dipimpin Nabi Ismail
Nabi Ismail ‘alaihissalam hidup selama lebih dari satu abad, tepatnya 130 tahun. Dalam rentang waktu satu abad tersebut, beliau mengalami dua kali pernikahan. Istri pertama dari kabilah Qathura dan yang kedua dari Jurhum.
Nabi Ismail dianugerahi 12 orang anak, dari pernikahannya dengan wanita Jurhum. Anak-anak Nabi Ismail ditugasi untuk merawat Ka’bah, mengajarkan manasik haji, dan mendidik para jamaah haji dengan ajaran tauhid (memurnikan Allah). Ada yang mengatakan bahwa anak-anaknya ini termasuk dari kalangan nabi namun bukan rasul.
Sepeninggal Nabi Ismail, penjagaan Baitullah al-Haram diamanatkan kepada putranya Nabit. Setelah itu para sejarawan berselisih pendapat apakah Nabit menguasai daerah ini hingga wafatnya atau ia serahkan kepada paman-pamannya dari kabilah Jurhum.
Sejarah Kota Mekkah selanjutnya, Mekkah pun sempat dipimpin oleh kedua kabilah turunan Nabi Ismail ‘alayhissalam, yaitu Jurhum dan Khuz’ah. Keduanya terlibat beberapa perebutan kekuasaan dengan cara sengketa, berperang, ataupun berunding.
Setelah kekalahan Jurhum, kekuasaan Mekkah dipegang oleh kabilah Khuza’ah. Ada yang menyatakan Khuza’ah berkuasa di Mekkah selama 500 tahun, tetapi ada pula yang mengatakan 800 tahun. Sampai Mekkah dipegang oleh Qushay atau yang dinisbatkan pada kaum Quraisy. Qushay adalah salah seorang yang nasabnya bersambung sampai Nabi Ismail ‘alaihissalam.
Demikianlah pembagian kekuasaan di Mekkah hingga diutusnya anak Quraisy yang paling mulia Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.