Setiap tahun, jutaan umat muslim menuju Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji. Mereka berbondong-bondong menuju Baitullah, dan mengharapkan haji mabrur. Ketahui beberapa mengenai hadist haji mabrur.
Hadist-hadist Haji Mabrur
Balasan Haji Mabrur adalah Surga
Hadist haji mabrur yang pertama yakni Kaum muslim yang berhasil mendapatkan haji mabrur akan diganjar surga oleh Allah. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah bersabda, “Haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga”.
Mengenai hadist tersebut, Imam An Nawawi menjelaskan maksud ‘tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga’. Menurut beliau, orang yang mendapat haji mabrur tidak hanya akan dihapuskan kesalahannya, namun juga akan dimasukkan ke dalam surga. Dihapuskannya dosa tidak cukup diberikan kepada mereka yang mendapatkan haji mabrur. Karena kasih sayang Allah, mereka yang memperoleh haji mabrur dinilai memang pantas masuk surga.
Ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah
Mabrurnya haji seseorang adalah hak istimewa Allah. Hanya Allah yang tahu dan berhak menentukan apakah haji yang telah ditunaikan diterima dan memperoleh haji mabrur atau tidak. Walaupun predikat haji mabrur hanya diketahui oleh Allah, namun Rasulullah juga pernah menjelaskan tentang ciri-ciri haji mabrur pada seseorang.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah pernah ditanya para Sahabat tentang haji mabrur, “Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?”. Rasulullah menjawab, “Memberikan makanan dan menebarkan kedamaian”. Sementara hadist lain menunjukkan bahwa Rasulullah menjawab, “Memberikan makanan dan santun dalam berkata”.
Dari kedua hadist ini, para ulama kemudian menyimpulkan bahwa tanda-tanda haji mabrur, sesuai hadist Rasulullah ada tiga, yaitu : menjadi santun dalam tutur katanya, selalu menebarkan kedamaian, serta lebih peduli terhadap kondisi orang-orang di sekitarnya (gemar memberi makan).
Baca Juga: Anda Juga Bisa Mabrur kala Beribadah Umroh
Haji Mabrur Merupakan Amalan yang Paling Afdhol
Dalam sebuah sabda, Rasulullah mengungkapkan bahwa haji mabrur adalah salah satu amalan yang paling afdhol. Diriwayatkan oleh Abu Hurairoh, suatu hari seorang Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, amalan apa yang paling afdhol?”. Rasulullah SAW menjawab, “Beriman kepada Allah dan RasulNya”.
Kemudian Sahabat lain bertanya, “Lalu apa lagi?”. Nabi Muhammad menjawab, “Jihad di jalan Allah”. Sahabat bertanya lagi, “Lalu apa lagi, Ya Rasulullah?”. Rasulullah menjawab, “Haji mabrur” (HR.Bukhari).
Haji Mabrur Merupakan Jihad yang Paling Utama bagi Wanita
Bagi wanita, mendapatkan haji mabrur bisa menggantikan jihad di jalan Allah. Rasulullah pernah bersabda, wanita tidak harus ikut berperang untuk mendapatkan pahala jihad. Wanita bisa mendapatkan pahala tersebut dengan melaksanakan haji mabrur.
Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari, suatu hari Aisyah r.a. bertanya kepada Rasulullah. “Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol. Apakah berarti kamu harus berjihad?”. Rasulullah menjawab, “Tidak. Jihad yang paling utama adalah haji mabrur”.
Haji Merupakan Jihad bagi Orang yang Lemah
Orang yang lemah dan tidak mampu berjihad bisa mendapatkan pahalanya dengan melaksanakan haji. Dituturkan Ummu Salamah, Rasulullah pernah bersabda, “Haji adalah jihad bagi setiap orang yang lemah” (HR.Ibnu Majah).
Selain itu, haji juga sebenarnya merupakan jihad bagi siapapun. Bedanya, jihad dengan berhaji tidak menggunakan senjata. Diriwayatkan Imam At Thabrani, suatu hari ada Sahabat yang mendatangi Rasulullah. Sahabat lelaki itu bertanya, “Sungguh, aku ini penakut. Sungguh, aku ini orang lemah”. Rasulullah kemudian bersabda, “Marilah menuju jihad yang tiada senjata padanya, yaitu haji”.
Orang yang Menunaikan Ibadah Haji akan Kembali ke Negerinya Dalam Keadaan Bersih dari Dosa
Salah satu balasan yang diberikan Allah kepada mereka yang berhaji adalah dibersihkan dari dosa-dosa. Sepulang dari Tanah Suci, jamaah haji diibaratkan seperti bayi yang baru lahir. Balasan ini diberikan ketika jamaah haji berhasil menjaga dirinya dari larangan selama berhaji (rafats, fusuq, dan jidal).
Rasulullah pernah bersabda, dalam hadist yang dituturkan oleh Abu Hurairah dan diriwayatkan Imam Al Bukhari, mengenai keutamaan berhaji. Rasulullah bersabda, “Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan, maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya”.
Baca Juga: Pengertian dan Syarat Haji Mabrur
Haji akan Menghilangkan Kemiskinan dan Dosa
Ibadah haji dilakukan dengan mengeluarkan banyak biaya. Mereka yang melaksanakan ibadah haji tidak perlu takut miskin karena hartanya terpakai untuk membiayai perjalanan ke Tanah Suci. Justru lewat Rasulullah, Allah menjanjikan akan menghilangkan kemiskinan sekaligus dosa bagi mereka yang melaksanakan haji.
Diriwayatkan Imam An Nasai dan Imam Ahmad dari Abdullah Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda, “Ikutkanlah umroh dan haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa, sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji mabrur kecuali surga”.
Orang yang Berhaji adalah Tamu Allah, sehingga Akan Dikabulkan Permintaannya
Melakukan ibadah haji berarti mengunjungi rumah Allah di Tanah Suci. Karena itulah jamaah haji disebut juga tamu Allah. Tamu-tamu Allah itu akan mendapat perlakukan istimewa, dimana seluruh permintaannya akan dikabulkan.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Tamu Allah itu ada tiga, yaitu orang yang berperang, orang yang melakukan haji, dan orang yang melakukan umroh” (HR.An Nasa’i)
Ibnu ‘Umar menuturkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilanNya. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah, pasti akan Allah beri” (HR.Ibnu Majah).
Dianjurkan untuk Segera Berhaji Jika Telah Ada Kemampuan
Mereka yang telah memiliki keinginan, dan disertai dengan kemampuan, maka dianjurkan untuk segera melaksanakan ibadah haji. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang hendak berhaji, maka hendaknya ia bersegera. Karena mungkin akan terserang penyakit, tersesat, atau terkurung kebutuhan” (HR.Abu Dawud dan Ibnu Majah). Riwayat lain mengungkapkan bahwa Rasulullah menjelaskan alasannya dengan berkata, “Karena salah seorang dari kalian tidak mengetahui apa yang akan terjadi kepadanya” (HR.Ahmad).
Baca Juga: Doa-doa untuk Anda Ingin Menjadi Haji Mabrur