Rasulullah terkenal dengan kemuliaan akhlaqnya. Ketika menyampaikan ilmu yang dibawa Malaikat Jibril, Rasulullah juga berdakwah melalui perilaku baik yang patut kita teladani.
Sebagai seorang muslim, sebenarnya kita tidak perlu mencari idola untuk diteladani. Dengan mengikuti dan menjaga teladan Rasulullah di bawah ini, kita akan menjadi pribadi yang lebih baik.
Baca juga: Terungkap, Ini Alasan Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah
1. Teladan dalam Menjalin Hubungan Baik
- Menepati Janji
Umroh.com merangkum, membuat janji adalah hal yang sering kita lakukan dengan orang lain. Apapun janjinya, seorang muslim harus menepati. Inilah teladan yang diberikan oleh Rasulullah.
Semasa hidup, Rasulullah dikenal sebagai orang yang jujur, amanah, dan dapat dipercaya. Mereka yang mengingkari janji termasuk golongan orang munafik. Rasulullah bersabda, “Ada empat perbuatan, siapa yang melakukannya, maka dia adalah orang yang munafik. Barang siapa yang melakukan salah satu dari perbuatan-perbuatan itu, berarti telah melakukan salah satu dari perbuatan munafik sehingga dia meninggalkannya. Yaitu jika berkata ia dusta, jika berjanji dia melanggar, jika dipercaya dia berkhianat, dan jika berdebat dia melampaui batas” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mau mendapatkan kesempatan umroh gratis? Cukup dengan download aplikasinya di sini,
- Bermuka Manis
Para Sahabat melukiskan wajah Rasulullah dengan indah, sehingga orang lain senang memandang wajah beliau. Salah satu sebabnya adalah Rasulullah selalu berusaha bermuka manis di hadapan saudaranya.
Menunjukkan wajah menyenangkan kepada orang lain memiliki dampak positif yang sangat besar. Dengan bermuka manis, manusia akan terhindar dari pertengkaran yang tiada berguna. Hubungan sesama manusia jadi lebih erat, jika setiap orang bersedia untuk bermuka manis.
Bermuka manis bukanlah perkara remeh. Rasulullah bersabda, “Janganlah sekali-kali engkau meremehkan suatu perbuatan baik, meski hanya menyambut saudaramu dengan muka yang manis”.
Apabila tidak mampu, disarankan untuk diam saja. Ini lebih baik. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda, “Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia berkata yang baik-bak saja atau diam”.
- Menghormati Tamu
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya”. Muliakan tamu dengan menemani berbincang, menyajikan makanan terbaik, serta menunjukkan sikap yang baik. Kepada tamu yang datang ke rumah, lakukan hal-hal yang dapat membuatnya merasa menjadi orang yang mulia dan terhormat.
- Menyambung Silaturahim
Rasulullah turut dikenal sebagai pribadi yang hangat. Beliau senantiasa menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah para Sahabat, serta menyambut hangat para Sahabat yang datang kepadanya. Itulah teladan penting bagi kita untuk senantiasa menyambung silatirahim.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia menyambung silaturahim” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Teladan dalam Bertingkah Laku Lembut
Rasulullah selalu menunjukkan kasih sayang kepada orang lain. Tak bisa dipercaya jika watak keras, kasar, dan kejam ada pada diri Rasulullah. Bukan hanya kepada kaum muslimin, sikap lembut Rasulullah juga ditunjukkan kepada orang-orang kafir, orang Arab Badui, hingga musuhnya.
Kelembutan Rasulullah tampak pada beberapa kisah yang diriwayatkan para Sahabat. Misalnya kisah dari Anas bin Malik, Sahabat sekaligus pelayan Rasulullah.
Anas bin Malik menceritakan bahwa suatu ketika ada seorang Arab Badui yang menarik sorban beliau dengan kasar, hingga tampak bekas di bahu Rasulullah. Bahkan, orang badui itu berkata dengan kasar, “Wahai Muhammad, Berilah padaku harta Allah yang ada padamu!”. Namun, Rasulullah bukannya marah, justru beliau tertawa. Bahkan Rasulullah meminta Anas untuk memberi uang kepada orang tersebut.
Baca juga: Mengenal Pohon Sahabi, Saksi Hidup Nabi Muhammad
Di lain waktu, ada seorang Badui yang buang air kecil di masjid. Melihat hal itu, sontak para Sahabat marah dan ingin membentak dia. Saat bersiap untuk menghajarnya, para Sahabat dihentikan oleh Rasulullah. Beliau berkata, “Biarkan dia, dan siramlah bekasnya”.
Kepada para Sahabat yang sedang emosi, Rasulullah berkata, “Kita diutus bukan untuk memberatkan, tetapi untuk mempermudah”. Ketika orang Badui itu selesai dengan hajatnya, Rasulullah mendatangi dan menasehatinya dengan lembut.
3. Teladan dalam Beribadah
Sebagai utusan Allah, semangat ibadah Nabi Muhammad SAW tidak perlu diragukan. Keimanan yang kuat membuat beliau menjadi teladan dalam hal ibadah kepada Allah.
Aisyah menceritakan tentang semangat ibadah beliau. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Aisyah menyaksikan Rasulullah melakukan shalat hingga kedua kakinya bengkak. Melihat hal tersebut, Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang engkau perbuat? Sedangkan dosamu yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni.
Punya rencana untuk pergi umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan impian Anda dengan cara ini!
Mendengar pertanyaan dari istri beliau, Rasulullah menjawab, “Wahai Aisyah, bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?”.
Semangat ibadah Rasulullah hendaknya senantiasa kita teladani. Bukan hanya banyaknya ibadah beliau lakukan, namun juga pola pikir yang mendasari semangat ibadah beliau. Dari hadist ini, kita bisa belajar bahwa sebagai manusia beriman hendaknya kita beribadah dengan berlandaskan rasa syukur atas segala rahmat yang Allah berikan.