1
News

Inilah Tiga Masjid Modern Dengan Gaya Desain Kontemporer. Ada Juga yang di Indonesia

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Seiring dengan perkembangan zaman, gaya arsitektur masjid terus mengalami evolusi. Tidak harus selalu tampil dengan gaya khas Timur Tengah, tempat ibadah umat Islam ini juga dapat dibangun dibangun dengan berbagai macam gaya arsitektur, termasuk gaya arsitektur kontemporer.

Arsitektur kontemporer sendiri ditafsirkan sebagai karya arsitektur yang inovatif, modern, khas, dan unik, entah dari sisi desain visual, corak, atau motif yang dipunyai. Gaya yang berkembang sejak dari tahun 1940-an ini juga diartikan dengan istilah arsitektur modern.

Meski beberapa orang masih memandang tidak lazim, namun gaya modern kontemporer pada masjid diprediksi akan menjadi tren. Walaupun bergaya kontemporer, namun diyakini jika masjid tak akan lantas kehilangan nuansa spiritualnya. Karena dengan desain kontemporer pun, masjid tetap dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk beribadah.

Sekarang terdapat beberapa masjid yang mengaplikasikan desain kontemporer yang mulai bermunculan di berbagai penjuru dunia. Di antaranya adalah tiga masjid berikut:

Masjid Penzberg

Masjid ini terletak di Bichlerstrasse 15, Penzberg, Jerman, Masjid ini memiliki gaya kontemporer yang penuh dengan nilai seni Islami. Penzberg sendiri merupakan kota di selatan Jerman yang jumlah penduduknya sekitar 16 ribu jiwa.

Lokasi masjid ini terhampar di kaki Pegunungan Alpen. Di Penzberg, Muslim merupakan kelompok minoritas, dengan prosentase sekitar 6,25% persen atau berjumlah sekitar seribu orang dari seluruh penduduk. Komunitas Muslim di kota tersebut mayoritas berasal dari Albania, Turki, dan Bosnia.

webinar umroh.com

Masjid ini diresmikan pada September 2005 dan diberi nama Forum Islam. Masjid ini dibangun juga dari sumbangan dana Sultan bin Muhammad Al-Qassimi, emir dari Uni Emirat Arab (UEA). Arsitektur masjid ini adalah Alen Jasarevic, yang merupakan  seorang arsitek Muslim keturunan Bosnia.

Tidak seperti mayoritas masjid lainnya di Jerman yang memiliki gaya arsitektur Turki Utsmani, Jasarevic mendesain masjid ini dengan gaya kontemporer. Jika masjid-masjid lainnya dilengkapi dengan kubah dan menara, Masjid Penzberg tidak dilengkapi kedua ornamen tradisional masjid tersebut.

Menurut Jasarevic, masjid dengan gaya kontemporer lebih bisa diterima di Eropa dibandingkan gaya arsitektur lainnya. Selain inovatif, alsan ini juga sesuai dengan harapan Muslim Penzberg yang menginginkan sebuah masjid yang bisa diterima masyarakat sekitarnya. Masjid ini juga pernah meraih penghargaan sebagai karya arsitektur terbaik di kawasan Bavaria, Jerman.

Masjid Assyafaah

Ketika pertama kali melihat masjid ini, mungkin banyak orang merasa kaget karena bangunan ini tidak terlihat seperti masjid pada umumnya.

Masjid Assyafaah dibangun dengan desain yang mencoba untuk menyatu dengan bangunan-bangunan lain di lingkungan kawasan Sembawang Estate, bagian utara Singapura. Terdapat di tengah masyarakat yang multietnis, rancangan masjid ini pun dibuat selaras dengan keberagaman tersebut. Masjid ini memang sengaja tidak menghadirkan arsitektur Melayu atau pun Timur Tengah, dan lebih memilih dibangun dengan gaya kontemporer.

Karena desainnya dibuat agar dapat selaras dengan lingkungan, budaya, dan zaman, cukup terlihat dominan elemen-elemen modern pada masjid ini. Masjid ini memiliki empat lantai dan satu basemen. Dominasi material beton di bagian struktur utama dipadukan dengan penggunaan alumunium, baja, dan kaca pada detail-detail desain lainnya.

Pola-pola Arabesk juga hadir dengan metode baru, dengan melakukan pengulangan bentuk geometris, baik pada kulit bangunan maupun detail interior. Menara juga dibuat tampak modern.

Islam sendiri pada dasarnya tidak pernah merujuk pada sebuah kebudayaan tertentu. Oleh karena itulah arsitektur bangunan Islam pun tak pernah merujuk pada satu langgam arsitektur tertentu. Nilai-nilai Islam sendiri pada dasarnya bersifat universal sehingga dapat diaplikasikan pada semua budaya, wilayah, dan zaman, selama masih sesuai dengan syariat Islam. Dasar inilah yang coba diangkat oleh Forum Architect, desainer Masjid Assyafaah.

Masjid al-Irsyad

Masjid ini terletak di wilayah Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung. Merupakan hasil arsitek kenamaan Ridwan Kamil. Masjid ini mulai dibangun pada tanggal 7 September 2009 dan diresmikan setahun kemudian. Masjid ini terinspirasi dari Ka’bah di Masjidil Haram, Makkah. Di tahun 2010 masjid ini mendapat predikat sebagai satu dari lima bangunan terbaik di dunia untuk kategori “religious architecture” versi National Frame Building Association. Konsep bangunan masjid ini juga ramah lingkungan sehingga membuat masjid ini meraih penghargaan FuturArc Green Leadership Award 2011 oleh Building Construction Information (BCI) Asia.

Masjid ini merupakan satu karya besar seni bangunan kontemporer yang berhasil menciptakan gebrakan terhadap tradisi kuat bentuk masjid kebanyakan. Berbagai penghargaan kelas dunia yang sudah diperolej mnunjukkan jika masjid ini tidak dibangun untuk sekadar tampil beda.

Seperti mayoritas masjid kontemporer lainnya, masjid ini juga tidak berkubah. Menurut beberapa sumber, sang arsitek berpendapat jika kubah hanya bagian dari identitas budaya. Oleh sebab itu, dia lebih memilih untuk menunjukkan identitas keislaman melalui kalimat syahadat raksasa. Kalimat ini ditunjukkan dan tampak pada bagian susunan bata pembentuk dinding masjid.

Karena keunikan bangunannya, Masjid al-Irsyad sering dikunjungi umat Islam dari berbagai tempat. Tak hanya yang di area Bandung, atau wilayah Indonesia saja, tapi juga dari mancanegara.