1
News

Inilah Masjid yang Juga Berguna Untuk Menangkal Hawa Ekstrim Gurun

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Mungkin kita sering kali mendengar peribahasa “sambil menyelam minus air atau pun “sekali dayung dua tiga pulau terlampaui”. Ya, kedua peribahasa tersebut memang sama-sama memiliki arti jika kita bisa mendapatkan manfaat ganda yang langsung kita dapat dalam satu kali pekerjaan saja.

Peribahasa tersebut memang dalam dunia nyata dapat diaplikasikan di beberapa kegiatan, tak terkecuali kegiatan membangun Masjid. Adalah di Mali Afrika, dimana masjid yang dibangun selain jelas memiliki tujuan utama sebagai tempat untuk sarana ibadah, dapat juga difungsikan untuk menagkal hawa ekstrim gurun yang di daerah tersebut yang begitu panas pada saat siang hari namun begitu dingin pada saat malam hari.

Masjid tersebut bernama Masjid Agung Djenne, dimana desain bangunannya mengimplementasikan gaya bangunan lokal untuk beradaptasi dan menyesuaikan dengan iklim gurun yang ekstrim. Disamping itu juga, masjid ini juga banyak dikunjungi wisatawan. Selain itu masjid ini dapat mengekspresikan hubungan yang elegan terhadap lingkungan lokal melalui arsitektur yang membumi dan dapat bertahan hingga berabad abad.

Masjid ini juga dibangun di tempat yang bisa terbilang tidak lazim. Masjid ini berdiri tegak di atas permukaan tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang ada di sekitarnya. Hal ini dilakukan untuk memiliki tujuan agar dapat melindungi kikisan air ketika banjir sehingga masjid pun dapat aman dari kikisan air apabila banjir sedang terjadi. Darisini juga sudah cukup terlihat perhitungan yang matang dalam pembangunan masjid ini, yang sudah memikirkan segala aspeknya sejak awal.

Selain tempatnya, bahan bangunan yang digunakan untuk mendirikan bangunan ini juga terbilang tidak lazim. Jika lazimnya bangunan yang didirikan menggunakan bahan bata, beton, dan juga campuran semen, akan tetapi keseluruhan bahan bangunan dari masjid ini menggunakan bahan lumpur yang dikeringkan dibawah sinar matahari. Balok-balok lumpur kemudian disusun dan dilengketkan satu sama lain dengan menggunakan lumpur basah dan diplester permukaannya juga menggunakan lumpur basah.

Desain termasuk juga di dalamnya ketebalan dan bentuk dari bangunan ini memang sudah sengaja dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat mampu mengatasi ekstrimnya cuaca gurun yang begitu terasa di daerah tersebut, juga mampu menopang bangunan yang berdiri di atas permukaan tanah tersebut.

Bangunan ini memiliki masing-masing dinding dengan ketebalan antaradi kisaran 40 sampai 60 centimeter. Makin ke atas dindingnya pun makin menipis. Dinding setebal itu memiliki manfaat untuk menahan berat dari struktur masjid, selain itu fugnsi lainnya yang juga cukup terasa adalah dapat memberikan insulasi terhadap sinar matahari gurun yang begitu menyengat.

Pada siang hari tembok tersebut akan memanas secara perlahan dari luar, tetapi tetap memberikan kesejukan di dalam masjid. Namun ketika tiba waktu malam hari, udara panas yang tersimpan di tembok tersebut juga dapat memberikan kehangatan di dalam masjid dari terpaan udara ekstrem gurun pasir.

webinar umroh.com

Masjid Agung Djenne juga dilengkapi dengan ventilasi udara yang terletak di bagian atap. Lubang-lubang angin itu ditutup oleh keramik hasil buatan para kaum perempuan Djenne. Ventilasi yang dirancang fleksibel itu dibuka pada saat malam hari untuk melancarkan sirkulasi udara di dalam masjid.